Realisasi keberadaan vaksin untuk menyudahi permasalahan pandemi covid-19 sepertinya sudah berada di ambang pintu. Melalui sejumlah jalur, pemerintah berusaha menyediakan vaksin untuk penduduk Indonesia. Antara lain dengan mengimpor dari perusahaan asing dan juga mengembangkan vaksin sendiri dalam negeri.
Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara masyarakat Indonesia mengakses vaksin tersebut? Bagaimana cara pemerintah mendistribusikannya secara merata untuk 270 juta penduduk Indonesia? Apakah ada persyaratan tertentu untuk mendapatkan layanan ini dan apakah itu akan memberatkan?
Sekelumit pertanyaan di atas mau tak mau menghadirkan sejumlah asumsi di ranah publik. Dan yang paling nyaring terdengar adalah wacana vaksin covid tidak akan didapat secara gratis. Masyarakat harus membayar dalam jumlah tertentu jika ingin mendapatkan vaksin covid-19 untuk menghadirkan imun tubuh terhadap virus.
Melalui pemantauan lini masa sosial media Twitter, Netray Media Monitoring berusaha untuk mencari tahu apakah warganet sudah memiliki jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Karena pada dasarnya media massa telah memberitakan informasi-informasi penting terkait penanganan pandemi covid-19 oleh pemerintah. Pemantauan sendiri dilakukan dari tanggal 13-19 Desember 2020. Simak pemaparannya di bawah ini.
Cuitan Warganet atas Vaksin Covid-19
Salah satu fitur Netray yang dapat digunakan untuk mengungkap perbincangan warganet adalah fitur Top Words. Fitur ini merangkum semua perbincangan warganet dengan menghasilkan sejumlah kata yang paling kerap muncul di lini masa Twitter. Dengan begitu pembaca dapat melihat beberapa kata sentral dalam kata kunci yang sudah berhasil ditemukan.
Nampak bahwa kata ‘gratis’ berada di tengah-tengah grafik yang dapat diartikan sebagai istilah yang paling sering sekali digunakan warganet. Masyarakat Indonesia yang minim informasi akhirnya bernafas lega karena Presiden Joko Widodo telah melakukan pidato yang isinya menghapus kewajiban membayar untuk vaksin covid-19.
Sangat wajar jika sebelum pidato presiden, banyak bermunculan reaksi negatif dari warganet. Salah satunya berupa meme yang dilakukan oleh @shitegoblin. Ia membagikan sebuah foto yang menurutnya dapat menggambarkan keadaan BUMN ketika masyarakat harus membayar vaksin.
Atau akun @FaisalBasri yang menyebutkan bahwa kartel bisnis vaksin merupakan praktik biadab yang dilakukan oleh BUMN dengan restu negara. Sedangkan @yoeskenawas mengatakan bahwa negara tetangga peduli terhadap masyarakatnya, sedangkan negara Indonesia cuma peduli sama cuan dan pencitraan.
Lantas bagaimana tanggapan warganet setelah adanya pengumuman? Tentu saja sangat beragam. Salah satunya malah datang dari anak Presiden sendiri di @kaesangp, ia berkelakar apakah nanti setelah mendapat vaksin juga akan diberi bubur kacang hijau layaknya vaksin pada balita? Cuitan bernada candaan juga dilemparkan oleh @FiersaBesari yang menginginkan nomor WhatsApp seseorang yang baginya sama gratisnya dengan vaksin covid-19.
Suasana guyonan juga masih dipertahankan oleh @AgusMagelangan yang menyebutkan bahwa perjuangan belum selesai meski sekarang vaksin sudah gratis. Menurutnya kita harus tetap berjuang untuk biaya parkir sebesar dua ribu rupiah padahal cuma habis lima ratus rupiah untuk fotokopi.
Meski begitu, wacana vaksin berbayar sudah terlanjur menyebar di masyarakat. Sehingga tetap mendatangkan komentar sinis seperti yang dilakukan oleh @firdzaradiany. Baginya suasana bernegara di Indonesia sangat menyedihkan. Pasalnya rakyat harus berterimakasih kepada presiden yang menggratiskan vaksin covid-19. Padahal seharusnya hal tersebut merupakan hak warga dan kewajiban pemerintah.
Akun @zarazettirazr malah membandingkan diri dengan negara Kamboja yang menolak vaksin sinovac yang rencananya mau dibeli pemerintah RI. Ia mengutip pernyataan Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen yang menyebutkan bahwa negaranya bukan tempat sampah dan tempat uji coba vaksin bagi Tiongkok.
Siapa dengan Siapa dalam Wacana Vaksin Covid-19
Melacak bagaimana persebaran wacana terkait vaksin covid-19 juga tak kalah penting. Di sini kita bisa melihat grouping opini termasuk person yang mendukung opini tersebut. Melalui Social Network Analysis, wacana vaksin covid-19 menempatkan presiden Joko Widodo sebagai sosok yang paling banyak di-mention oleh warganet.
Mendampingi Presiden adalah lembaga kementrian yakni Kemenkes RI di @KemenkesRI dan Kementrian BUMN di @KemenBUMN. Keduanya sering disebut warganet terkait rencana pembelian vaksin dari sejumlah perusahaan internasional. Kebijakan ini menghadirkan pro dan kontra di hadapan warganet, sehingga korelasi antar akun ini masih muncul baik dalam sentimen positif maupun negatif.
Dari luar kepemerintahan, akun @sociotalker juga kerap di-mention oleh warganet bersama dengan akun @Jokowi. Termasuk juga dengan akun @partaiSocmed. Namun ketika warganet menyebut @sociotalker dalam cuitan mereka, beberapa di antaranya juga memunculkan akun @firdzaradiany.
Rencana untuk menggratiskan vaksin covid-19 dari pemerintah memang perlu diapresiasi, meskipun itu sebenarnya merupakan tugas konstitusional. Masyrakat juga tidak bisa mengandalkan begitu saja permasalahan kesehatan kepada negara. Harus ada tetap ada inisiatif untuk menjaga diri dari penularan covid-19 yang semakin hari semakin tak terbendung hingga datangnya vaksin nanti.