HomeCurrent ReportProyek DME, Angin Segar untuk Campuran LPG Ramah Lingkungan

Proyek DME, Angin Segar untuk Campuran LPG Ramah Lingkungan

Published on

Beberapa hari lalu, pemberitaan tentang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang menandatangani proyek DME menjadi sorotan media daring. DME (Dimethyl Ether) yang merupakan proyek kerja sama antara PT Pertamina dengan PT Bukit Asam Tbk ini diharapkan dapat menjadi campuran bahan LPG. Tidak butuh waktu lama untuk Pemerintah, melalui Kementerian ESDM untuk menyetujui proyek ini, meskipun pelaksanaan proyek ini masih Februari 2021. Nah seperti apa sih, media pemberitaan mengulas topik ini? Simak selengkapnya. 

Netray melakukan monitoring selama satu bulan terakhir untuk melihat keramaian media daring menginformasikan topik ini kepada masyarakat. Melalui kata kunci kementerian esdm dan proyek dme, Netray berhasil menghimpun data sebanyak 655 artikel yang diberitakan oleh 79 portal media. Kemudian, pemberitaan serupa paling banyak didominasi oleh kategori Finance & Insurance serta Government.

Kesepakatan kerja sama proyek DME ini sejalan dengan strategi pemerintah untuk memanfaatkan surplus batubara yang cadangannya diharapkan mencukupi untuk 60 tahun ke depan. Kerja sama yang ditandatangani oleh Direktur Utama PT Bukit Asam, Direktur Utama PT Pertamina, serta CEO Air Products and Chemical Inc ini disaksikan langsung oleh Menteri ESDM. Kesepakatan tersebut mencakup perjanjian prinsip yang akan ditetapkan berlaku ke semua pihak. Sebelum membahas lebih jauh, mari simak intensitas pergerakan grafik untuk media pemberitaannya. 

Grafik pemberitaan tidak terlihat menonjol salah satu lainnya, mulai awal pemantauan hingga akhir media berita terlihat masih terus memberitakan terkait topik tersebut. Pemberitaan proyek DME ini didominasi dengan pemberitaan netral. Selain itu, media juga mengulas pro dan kontra terkait proyek ini. Seperti salah satunya tentang isu mengenai proyek DME yang dinilai akan merugikan negara sebanyak 5 triliun rupiah per tahunnya.

Sebelum penyelenggaraan proyek hilirisasi DME pada November lalu, media juga menyoroti lembaga yang mengkaji tentang proyek ini. Salah satu hasil kajian yang menyebabkan pemberitaan terkait proyek DME menjadi simpang siur adalah kajian dari lembaga Think Tank. Lembaga tersebut menyebutkan bahwa proyek DME tersebut tidak masuk ke dalam skala perekonomian sehingga menghasilkan kerugian tahunan sekitar 5 triliun rupiah. Tidak sepakat dengan hasil kajian dari Lembaga Think Tank, Tim Kajian Hilirisasi Batubara Balitbang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melakukan analisis dengan mengkonfirmasi hasil kajian Lembaga Think Tank menggunakan feasibility study (FS). Hasil yang didapat, yakni proyek DME layak dijalankan secara ekonomi. Perbedaan hasil kajian ini dikarenakan asumsi data yang digunakan antar kedua lembaga peneliti. Setelah penyelesaian perbedaan hasil kajian tersebut, ditemui benang merahnya terkait nilai ekonomis yang didapat. 

Media juga memberitakan terkait hasil penelitian dari Tim Kajian Hilirisasi Batubara Balitbang Kementerian ESDM yang menunjukkan bahwa proyek DME ini memiliki nilai yang sangat ekonomis. Status terakhir pada kajian tersebut memperlihatkan cadangan batubara sebanyak 38 miliar ton. Selain itu, demi kesuksesan berlangsungnya proyek ini, Pertamina meresmikan Kilang Langit Biru di Cilacap.

Peresmian Kilang Langit Biru ini merupakan wujud Pertamina dalam mendukung program pemerintah untuk mengurangi impor gasoline. Harapannya akan berdampak pada pengurangan defisit neraca perdagangan Indonesia.

Dimethyl Ether (DME) merupakan produk turunan dari batubara yang telah lulus uji coba sebagai bahan campuran LPG untuk menyalakan kompor. Hasil uji coba ini bisa memberikan nilai tambah baru dari hasil tambang batubara. Balitbang Kementerian ESDM memaparkan bahan campuran untuk kompor LPG dapat dihasilkan dari campuran DME dengan kadar 20% dan LPG 80%.

Top Portal dan Top Organisasi

Berikut portal media dan organisasi yang paling sering menyoroti proyek DME ini. 

Organisasi yang paling banyak mendapat sorotan adalah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan PT Pertamina. Kemudian pemberitaan proyek DME ini paling sering diberitakan oleh portal media CNBC Indonesia

Proyek DME dalam Sudut Pandang Twitter

Tidak hanya memantau dalam media pemberitaan, Netray juga memantau keramaian pada media sosial Twitter mengulas proyek DME ini.

Topik keramaian pembahasan warganet tentang proyek ini dapat dilihat pada kumpulan top word. Pada jajaran top word ini ukuran kata yang paling menonjol memperlihatkan seberapa sering warganet mengulas tentang topik tersebut. Kata Proyek, esdm, investasi, dan ekonomis berukuran lebih besar daripada kata lain. Hal ini memperlihatkan bahwa warganet membahas topik proyek DME ini tidak jauh dari nilai ekonomis dan investasinya. Berikut kita simak seperti apa impresi warganet.

Berdasarkan data di atas hasil monitoring Netray pada media sosial Twitter tidak sebanyak pada media pemberitaan. Topik proyek DME ini diperbincangkan sebanyak 40 cuitan yang mayoritas bersentimen netral. Meskipun hanya menghasilkan cuitan sedikit, namun topik ini berpotensi tinggi mencapai 7 juta kali untuk lebih menghasilkan keramain di Twitter. Cuitan sedikit itu, berisi apa saja sih?

Cuitan di atas memang terlihat didominasi dari beberapa akun resmi Twitter portal media berita seperti @Bisniscom, lalu @Liputan6dotcom dan lainnya. Akun portal berita tersebut mencuitkan kembali berita yang telah diterbitkan pada artikel pemberitaan. Selain itu akun resmi dari @KementerianESDM juga menuliskan cuitan sekilas informasi terkait manfaat yang didapat dari proyek DME ini.

Beralih dari akun-akun resmi yang didominasi oleh sentimen netral tersebut, terdapat pula cuitan bersentimen negatif dan positif warganet. Seperti akun @anandamulia yang mecuitkan kembali artikel berita yang berisi proyek DME merugikan negara.

Impresi warganet yang masih sedikit ini karena proyek DME belum mulai penyelenggaraannya. Sehingga belum banyak warganet yang mengetahui tentang rencana proyek ini. Sebab proyek ini dijadwalkan akan mulai dilaksanakan pada Februari 2021. Hal itulah mengapa media pemberitaan lebih banyak menghasilkan data daripada tanggapan warganet, karena media pemberitaan menuliskan artikel untuk memberi informasi kepada masyarakat.

Sekian analisis Netray terkait proyek DME ini. Besar harapannya agar nanti hasil dari penyelenggaraan proyek ini dapat menghasilkan bahan campuran LPG yang lebih ramah lingkungan. Semoga dapat menambah informasi dan bermanfaat.

More like this

Kenaikan PPN 12% dan Gelombang Protes Warganet X: Bantuan Pemerintah Dianggap Tak Sebanding

Pemerintah akhirnya memutuskan untuk tetap menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada senin...

Tenggelam dalam Arus Sentimen Negatif, Gus Miftah Akhirnya Mundur

Miftah Maulana Habiburrahman atau yang biasa disebut Gus Miftah menjadi sorotan publik baru-baru ini...

Kebijakan Kenaikan PPN 12%, Gelombang Negatif Penuhi Linimasa X

Jelang akhir tahun 2024, kabar mengejutkan datang dari Menteri Perekonomian Sri Mulyani. Pajak Pertambahan...