HomeCurrent ReportProgram Relaksasi Kredit; Sudahkah Sesuai Harapan?

Program Relaksasi Kredit; Sudahkah Sesuai Harapan?

Published on

Pada 24 Maret 2020 lalu, Presiden RI Joko Widodo mengeluarkan program relaksasi kredit. Hal tersebut disampaikan dalam konferensi pers soal virus corona. Presiden Jokowi mengumumkan bahwa pemerintah akan membayar Pajak Penghasilan (PPh 21), memberikan relaksasi kredit UMKM dan kredit kendaraan bermotor, hingga memberikan stimulus kredit rumah bersubsidi bagi yang berpenghasilan rendah. Program relaksasi kredit yang dicanangkan pemerintah dapat diberikan dalam bentuk penundaan ataupun penurunan bunga dengan jangka waktu pemberian maksimal 1 tahun. Hal tersebut sebagai upaya dalam merespon keluhan masyarakat terkait dampak dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam penanganan virus Corona (COVID-19). Namun, apakah program tersebut sudah sesuai dengan yang diharapkan masyarakat?

Untuk mengetahui tanggapan masyarakat terkait program relaksasi kredit yang ditawarkan Presiden Jokowi, Netray memantau perbincangan warganet membahas topik ini selama seminggu terakhir sejak program tersebut diluncurkan. Berikut pantauan Netray.

Topik Relaksasi Kredit di Twitter

Total warganet yang membahas topik relaksasi kredit selama seminggu terakhir sejak program tersebut diwacanakan pada 24 Maret ialah mencapai 4 ribu akun lebih.

Topik relaksasi kredit ramai dibahas di Twitter pada 24 Maret 2020 setelah Presiden RI Joko Widodo menyampaikan kelonggaran pembayaran cicilan berupa relaksasi kredit dalam cuitannya berikut.

Penundaan cicilan sampai satu tahun hingga penurunan bunga yang akan diberikan pada usaha-usaha mikro dan kecil yang terdampak pandemi Covid-19 tersebut direspon baik oleh warganet. Banyak warganet yang membagikan kabar baik tersebut sehingga topik pembahasan relaksasi kredit di Twitter terus mengalami peningkatan pada 24 Maret.

Tidak sampai di situ, Presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa relaksasi kredit juga diberikan kepada tukang ojek dan sopir taksi yang memiliki cicilan kendaraan.

Warganet pun semakin senang. Banyak yang kemudian serentak mendukung program tersebut. Hingga 25 Maret pembahasan topik relaksasi kredit masih mengarah pada sentimen netral-positif.

This image has an empty alt attribute; its file name is Screenshot-from-2020-04-01-21-32-51.png

Namun, pada 26 Maret sentimen negatif mulai menghiasi pembahasan topik ini. Berikut beberapa cuitan pada 26 Maret 2020.

Warganet mulai khawatir relaksasi kredit yang diinstruksikan Presiden Jokowi hanyalah sebuah wacana. Beberapa warganet bahkan menilai keputusan Joko Widodo tersebut terburu-buru dan tidak mempertimbangkan dampak jangka panjang yang akan diterima oleh pihak perbankan.

Sentimen negatif terus mengalami kenaikan hingga memuncak pada 30 Maret 2020. Beberapa topik yang menjadi pemicu adalah soal pernyataan Presiden Joko Widodo terkait relaksasi kredit yang kemudian ditambahkan oleh Juru Bicara Presiden bahwa program tersebut diprioritaskan bagi warga yang positif corona.

Beberapa akun media berita seperti Kompas, VIVA.id pun kembali menyampaikan kabar terbaru tersebut. Banyak warganet yang kemudian kecewa dengan pernyataan tersebut.

This image has an empty alt attribute; its file name is image-19.png
This image has an empty alt attribute; its file name is image-18.png

Pernyataan tambahan bahwa relaksasi kredit diprioritaskan untuk pasien positif corona terus diperbincangkan warganet. Beberapa warganet pun kemudian beranggapan bahwa relaksasi kredit hanya diperuntukkan bagi pasien corona. Sementara menurut warganet, hampir semua elemen terdampak wabah covid, meskipun tidak mengalami sakit. Lebih khusus lagi bagi masyarakat hidup kekurangan.

This image has an empty alt attribute; its file name is image-20.png
This image has an empty alt attribute; its file name is image-21.png

Namun, ada beberapa warganet yang tetap berharap bahwa program relaksasi kredit tersebut diberikan kepada seluruh warga yang terdampak wabah covid-19, meskipun tentu lebih diprioritaskan kepada warga yang positif covid-19.

Pada 31 Maret, topik relaksasi kredit kembali banyak dihiasi sentimen positif. Berikut beberapa cuitan warganet pada 31 Maret 2020.

Dari penelusuran Netray, cuitan positif yang kemudian melonjak mengungguli sentimen negatif yang sebelumnya memuncak pada 30 Maret ini banyak disumbang dari cuitan @Dennysiregar7 yang banyak dibagikan ulang pada pukul 20.00 WIB.

Apabila melihat daftar top reetweeted user berikut, menjadi wajar apabila cuitan @Dennysiregar mampu menaikkan gelombang positif untuk topik relaksasi kredit pada 31 Maret 2020.

Dari pantauan Netray, dapat diketahui bahwa cuitan dari akun @Dennysiregar7 paling banyak dibagikan ulang. Kemudian menyusul akun @mas__piyuuu, @ANDINI_MAHARANI1, @jokowi, dan @VIVAcoid. Akun @mas__piyuuu, @jokowi, dan @VIVAcoid menyumbang sentimen netral. Sementara akun @ANDINI_MAHARANI banyak menyumbang sentimen negatif.

Sementara akun yang paling banyak disebut dalam pembahasan topik relaksasi kredit adalah sebagai berikut.

Demikian pantauan Netray terkait respon masyarakat terhadap program relaksasi kredit yang sempat disampaikan Presiden Jokowi pada 24 Maret lalu. Program relaksasi kredit yang meringankan para pengusaha mikro dan kecil serta pekerja ojek, supir, dan nelayan tersebut disambut baik oleh masyarakat. Antusiasme masyarakat menyambut realisasi program tersebut menghiasi pembahasan topik ini di Twitter sebelum pada akhirnya banyak yang kecewa mendengar pernyataan tambahan bahwa program tersebut diprioritaskan bagi pasien positif covid-19. Artinya, dari pembahasan program relaksasi kredit di Twitter dapat diketahui bahwa program tersebut masih belum sesuai harapan masyarakat. Masyarakat menginginkan pemberian program tersebut secara menyeluruh, bukan hanya bagi masyarakat yang positif covid-19. Selain itu, warganet juga menambahkan bahwa selain prioritas kepada pasien positif covid-19, program ini sangat perlu diberikan kepada masyarakat kelas bawah yang kesulitan makan karena kehilangan pekerjaan. Semoga saja pemerintah segera merealisasikan harapan masyarakat.

More like this

Kenaikan PPN 12% dan Gelombang Protes Warganet X: Bantuan Pemerintah Dianggap Tak Sebanding

Pemerintah akhirnya memutuskan untuk tetap menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada senin...

Tenggelam dalam Arus Sentimen Negatif, Gus Miftah Akhirnya Mundur

Miftah Maulana Habiburrahman atau yang biasa disebut Gus Miftah menjadi sorotan publik baru-baru ini...

Kebijakan Kenaikan PPN 12%, Gelombang Negatif Penuhi Linimasa X

Jelang akhir tahun 2024, kabar mengejutkan datang dari Menteri Perekonomian Sri Mulyani. Pajak Pertambahan...