Survei elektabilitas calon presiden dan wakil presiden berperan penting pada masa tahun politik ini. Survei ini menjadi sekelumit gambaran terkait seberapa populer pasangan calon dapat diterima oleh masyarakat. Hasil dari survei tersebut biasanya dikeluarkan melalui situs resmi masing-masing lembaga, ataupun seringkali dilansir oleh media massa agar mudah dibaca oleh masyarakat di berbagai penjuru.
Netray mengamati lembaga survei mana yang sering dirujuk pemberitaan media massa untuk melaporkan elektabilitas masing-masing paslon yakni Anies-Muhaimin, Prabowo-Gibran serta Ganjar-Mahfud selama periode 1 Desember 2023 hingga 13 Januari 2024. Hasilnya sebagai berikut.
Delapan lembaga survei yang paling banyak dirujuk oleh media pemberitaan daring ketika membahas elektabilitas pasangan calon (paslon) adalah Litbang Kompas, Lembaga Survei Indonesia (LSI), Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Indikator Politik Indonesia, Lembaga Survei Nasional (LSN), Indonesia Political Opinion (IPO), Ide Cipta Research & Consulting (ICRC), dan Median. Menariknya, Prabowo-Gibran unggul di 8 lembaga survei populer ini. Sedangkan Anies-Imin dan Ganjar-Mahfud hanya bergantian di urutan dua dan tiga.
1. Survei Elektabilitas dari Litbang Kompas
Selama periode pemantauan, Litbang Kompas paling banyak dirujuk dalam artikel soal survei elektabilitas atau survei Pilpres. Litbang Kompas jadi rujukan 359 artikel. Selain diterbitkan oleh Harian Kompas, hasil surveinya seringkali tampak dalam pemberitaan Tribunnews Grup.
Pada survei yang dilakukan Litbang Kompas pada 29 November-4 Desember 2023 elektabilitas Prabowo-Gibran masih unggul di Jabar dan Jatim sedangkan Ganjar-Mahfud merajai wilayah Jateng. Kemudian Anies-Cak Imin berada di posisi kedua setelah Prabowo -Gibran di wilayah Jawa Barat. Bila dilihat secara nasional menurut survei Litbang Kompas Prabowo Gibran jadi pemenang dengan perolehan elektabilitas 39,3 persen.
Kemudian survei pasca debat capres cawapres pun tidak jauh berbeda. Litbang Kompas yang melakukan jajak pendapat dirilis pada Sabtu (23/12/2023) dengan melibatkan 212 responden. Hasilnya 66,7% tidak mengubah pilihan setelah menonton debat, hanya 11,3% yang akan merubah pilihannya dan 22% menjawab tidak tahu.
Namun Litbang Kompas juga menggelar survei terkait performa pasca debat capres bertemakan pertahanan dan geopolitik. Hasilnya justru Prabowo dianggap yang paling buruk penampilannya saat debat.
2. Lembaga Survei Indonesia (LSI)
Lembaga yang sudah ada sejak tahun 2003 ini sering merilis survei dari berbagai tema mulai dari sosial, politik, hingga agama dan kebudayaan. LSI dalam masa kontestasi Pilpres ini telah disebut dalam 229 artikel pemberitaan. Hasil jajak pendapat dalam rentang waktu 3-5 Desember 2023 menunjukan bahwa pasangan Ganjar-Mahfud unggul di Jawa Tengah dan DIY dengan perolehan elektabilitas 42,7 persen, disusul Prabowo-Gibran dengan 36,7 persen dan yang terakhir Anies-Muhaimin dengan 10,6 persen.
Secara nasional LSI merilis survei pada Minggu (10/12/2023) dengan hasil Prabowo-Gibran unggul di angka 45,6 persen, diikuti oleh Ganjar-Mahfud MD dengan 23,8 persen, dan Anies-Muhaimin dengan 22,3 persen.
Kemudian pasca debat capres maupun cawapres LS kembali merilis hasil survei pada Jumat (5/1/2024). Lagi-lagi elektabilitas Prabowo-Gibran masih unggul di angka 46,7%. Kemudian disusul Ganjar Pranowo-Mahfud MD di angka 26,6% dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 16,2%. Sedangkan sebanyak 10,4% lainnya belum menentukan pilihan.
3. Centre for Strategic and International Studies (CSIS)
CSIS merupakan institusi independen dan bipartisan yang sudah berdiri sejak 1971. Lembaga ini sering melakukan riset terkait kebijakan dan analisis strategis dalam politik, ekonomi, dan keamanan.
Dalam hasil survei elektabilitas pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pasca debat perdana capres periode 13-18 Desember 2023. Prabowo dan Gibran unggul dengan elektabilitas 43,7 persen, kemudian disusul paslon nomor urut 1 Anies-Muhaimin dengan 26,1 persen. Dibandingkan dengan hasil sejumlah survei sebelumnya, Anies-Muhaimin sering berada di urutan ketiga. Sementara Ganjar-Mahfud MD hanya memperoleh 19,4 persen.
4. Indikator Politik Indonesia
Lembaga survei yang berfokus pada bidang sosial kemasyarakatan dan politik ini disebut dalam 124 artikel. Hasil survei Indikator Politik Indonesia bertajuk “Dinamika Elektoral di Awal Masa Kampanye” untuk periode 23 November 2023 hingga 1 Desember 2023 menunjukkan bahwa Elektabilitas Prabowo – Gibran kokoh di puncak survei dengan persentase mencapai 45,8 persen.
Di urutan selanjutnya Anies-Muhaimin dengan 22,8 persen serta Ganjar-Mahfud yang memperoleh suara sebanyak 25,6 persen. Adapun responden yang belum memutuskan sebanyak 5,8 persen. Namun jika dilihat berdasarkan latar belakang pendidikan, pemilih dengan pendidikan tinggi atau kuliah dominan menjatuhkan pilihan pada Anies-Cak Imin mencapai 41,3 persen. Disusul Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming dengan angka sebesar 40,7 persen dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD memperoleh angka 12,3 persen.
5. Lembaga Survei Nasional
LSN mendapat perolehan penyebutan dalam 45 artikel. Survei yang dilakukan LSN pada 5 sampai 12 November 2023 di 38 provinsi seluruh Indonesia dengan 1.420 responden menunjukan bahwa Prabowo-Gibran masih jadi teratas dengan persentase 42,1persen kemudian di posisi selanjutnya Ganjar-Mahfud dengan 28,8 persen dan Anies-Cak Imin terpaut tipis dengan 25,2 persen.
Lalu survei juga dilakukan setelah acara debat capres dan cawapres dengan periode 28 Desember 2023 hingga 2 Januari 2024 memperlihatkan bahwa Prabowo-Gibran masih memimpin sebesar 49,5 persen, Anies-Muhaimin berhasil naik ke peringkat dua dengan 24,3 persen, dan Ganjar-Mahfud hanya mampu memperoleh 20,5 persen.
6. Indonesia Political Opinion (IPO)
Lembaga survei Indonesia Political Opinion (IPO) muncul dalam 43 artikel. Survei IPO pada 10-17 November 2023 lagi-lagi menempatkan Prabowo-Gibran di urutan pertama dengan 36,2 persen, selanjutnya Anies-Muhaimin berada di posisi kedua dengan 34,1 persen dan posisi ketiga Ganjar – Mahfud dengan 27,1 persen. Kemudian jajak pendapat yang dilakukan pada periode 1-7 Januari 2024 masih memunculkan hasil serupa Prabowo -Gibran meraih 42,3 persen, selanjutnya Anies -Muhaimin dengan 34,5 persen dan Ganjar -Mahfud memperoleh persentase 21,5 persen.
7. Ide Cipta Research & Consulting (ICRC)
Lembaga survei ICRC disebut dalam 39 artikel. Survei ICRC pada 12-16 November 2023 Prabowo-Gibran masih teratas sebesar 37,3 persen, disusul Ganjar-Mahfud dengan 33,5 persen. Sedangkan posisi terbawah ditempati Anies dan Cak Imin dengan 24,1 persen.
Kemudian periode Desember survei ICRC menunjukan perolehan elektabilitas Ganjar – Mahfud sebesar 29,1 persen makin mendekati Prabowo-Gibran yang berada di urutan teratas dengan 39,4 persen. Sementara Anies -Muhaimin mendapat porsi 25,6 persen.
8. Media Survei Nasional (Median)
Lembaga Media Survei Nasional (Median) muncul dalam 20 artikel selama periode pemantauan. Median merilis hasil survei bertajuk ‘Dinamika Elektoral Pileg dan Pilpres 2024’ dengan periode 20-27 November 2023. Hasilnya posisi elektoral pasangan capres-cawapres Prabowo -Gibran unggul dengan elektabilitas 37 persen. Di urutan kedua Ganjar – Mahfud dengan 26,7 persen. Adapun Anies – Muhaimin mendapat 25,4 persen. Selanjutnya untuk periode Desember survei Median menunjukan bahwa Prabowo-Gibran makin meningkat dengan raihan 43,1 persen. Kemudian, disusul pasangan AMIN dengan 26,8 persen dan Ganjar-Mahfud berada di posisi terakhir hanya mendapat 20,1 persen suara.
Tak Percaya Hasil Survei
Dari berbagai survei yang membanjiri media, tampak beberapa pihak tak sepenuhnya percaya pada hasil survei. Seperti yang dilontarkan Mahfud MD, cawapres nomer urut 3, ia secara gamblang tak percaya pada hasil survei dari CSIS. Dikarenakan lembaga tersebut pernah meramalkan Jokowi akan kalah namun ternyata dugaan tersebut salah. Hal tersebut juga diamini Ketua TPN Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Arsjad Rasjid yang tidak juga percaya akan angka-angka yang dihasilkan para lembaga survei.
Selain itu, Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing juga menguatkan bahwa hasil survei tidak bisa dijadikan pegangan untuk mengambil keputusan dalam Pemilu 2024. Hal itu karena hasil survei yang dikeluarkan lembaga survei kerap berbeda di luar batas margin of error. Padahal seharusnya, perbedaan hasil tidak akan menjadi masalah jika masih berada pada batas margin of error.
Sementara itu, pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti secara terang-terangan tidak percaya hasil survei yang menempatkan elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di peringkat teratas. Ia bahkan mengklaim banyak lembaga mendapat bayaran untuk mendukung pemenangan paslon nomor urut 2 tersebut. Berita ini dapat diamati pada artikel yang diterbitkan JPNN pada gambar di bawah ini.