Home Blog Page 130

Membingkai Topik Pembantaian Sigi dari Perspektif Media

Proses penyidikan terhadap kasus pembantaian terhadap 4 anggota keluarga di Desa Lemba Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah masih bergulir. Insiden yang terjadi pada Jumat, 27 November 2020 menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga dan masyarakat Indonesia. Media terus mengawal penyelidikan dan membagikan informasi terbaru terkait temuan dalam peristiwa ini. Sementara warganet menggemakan doa dalam tagar #PrayForSigi sejak 28 November lalu. Hingga saat ini pihak kepolisian masih memburu Kelompok Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora yang diduga kuat sebagai dalang pembunuhan 4 anggota keluarga dan pembakaran 7 rumah di Lemba Tongoa.

Media Monitoring Netray mencoba menelusuri pemberitaan terkait kasus pembantaian di Sigi dan Kelompok Mujahidin Indonesia Timur selama sepekan untuk melihat bagaimana media membingkai kasus ini? Topik apa yang paling banyak diangkat? Lalu bagaimana masyarakat menanggapi kasus ini? Berikut hasil pantauan Netray.

Pembahasan Media dalam Topik Pembantaian Sigi

Setidaknya ada 763 artikel dari 71 portal media berita daring yang mengangkat topik seputar pembantaian di Sigi dan kaitannya dengan Kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Hampir sebagian besar pembahasan topik ini berada di ranah Hukum.

pembantaian sigi

Namun, secara lebih rinci ditemukan sejumlah topik yang paling sering diangkat oleh portal media dalam pembahasan seputar pembantaian Sigi selama beberapa hari terakhir. Di antaranya adalah kronologi pembantaian Sigi, kecaman, dan tanggapan dari sejumlah tokoh serta pimpinan lembaga/organisasi, terorisme dan agama, Ali Kalora dan MIT, serta perkembangan penyelidikan yang dilakukan oleh Polri dan TNI.

Sentimen yang mendominasi dalam pembahasan topik di media adalah sentimen negatif dengan puncaknya berada pada 30 November 2020 ketika topik ini mendapat perhatian tinggi di media. Baik saat Presiden Joko Widodo angkat suara hingga keputusan Polri untuk menggandeng TNI dalam perburuan mencari pelaku.

Dalam pemberitaan ini, nama Ali Kalora paling banyak disebut-sebut bersama organisasi Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Hal ini karena pembahasan di media paling banyak menyoroti pelaku pembantaian yang dialamatkan kepada Ali Kalora. Ali diduga sebagai pemimpin Kelompok Mujahidin Indonesia Timur menggantikan Santoso yang tewas pada 2016 lalu dalam Operasi Tinombala. Oleh karena itu, pencarian polisi hingga saat ini terpusat pada kelompok tersebut.

Menurut penyidik Polri, pelaku diperkirakan berjumlah sekitar 10 orang dengan membawa senjata api laras panjang, pistol dan parang. Dua korban dibunuh dengan dipenggal kepala dengan parang. Dua korban lainnya ditembak di luar rumah. Selain membunuh empat orang, para pelaku juga membakar beberapa rumah warga. Sementara warga sekitar lokasi menyelamatkan diri ke dalam hutan. Hingga saat ini, sebanyak 150 keluarga di Sigi telah diungsikan dan menjalani penyembuhan trauma.

Tak hanya pihak Kepolisian RI, sejak 30 November lalu sejumlah anggota TNI telah diterjunkan ke Palu, Sulawesi Tengah untuk turut membantu mengefektifkan pengejaran pencarian dan penumpasan terhadap kelompok MIT.

Mujahidin Indonesia Timur dan Kaitannya dengan Pembantaian Sigi

Mujahidin Indonesia Timur merupakan kelompok teroris yang beroperasi di wilayah pegunungan Kabupaten Poso dan bagian selatan Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Kelompok ini juga disebut-sebut berafiliasi dengan kelompok teroris Negara Islam Irak dan Syam (ISIS). Operasi kelompok ini biasanya menimbulkan korban jiwa. Mereka juga dilaporkan terlibat dalam bentrokan kelompok Muslim dan Kristen di Maluku pada 1999 hingga 2002.

Operasi Tinombala telah tiga kali diperpanjang tahun ini dengan target menyelesaikan kelompok teroris MIT. Masa tugas satgas ini seharusnya berakhir pada 30 September lalu, tapi diperpanjang hingga 31 Desember karena masih ada 13 orang kelompok Ali Kalora yang menjadi DPO. Dari antara DPO itulah yang diklaim polisi sebagai pelaku dalam kejadian Jumat (27/11) yang menewaskan empat orang dalam satu keluarga di Dusun Tokelemo, Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Analis Intelijen dan Terorisme, Stanislaus Riyanta mengatakan pola hit and run serta taktik gerilya yang digunakan kelompok MIT pimpinan Ali Kalora mempermudah teroris ini bersembunyi. Ia menilai pembunuhan terhadap empat orang warga di Desa Lembontonga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah sebagai aksi balasan atas tertembaknya dua anggota MIT oleh Satgas Tinombala di Kecamatan Bolano Kabupaten Parigi Moutong pada 17 November 2020 lalu.

#PrayForSigi Menggema di Twitter

Di Twitter, peristiwa pembantaian 4 anggota keluarga yang diduga dilakukan oleh kelompok MIT pimpinan Ali Kalora menuai kecaman. Warganet mengecam insiden yang terjadi di Sigi dan menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi Indonesia yang masih belum dapat lepas dari aksi terorisme. Dukacita yang mendalam dan doa-doa untuk masyarakat Sigi didengungkan dalam tagar #PrayForSigi yang sempat trending pada 29 November lalu.

Insiden ini menarik perhatian 12 ribu lebih warganet untuk turut bersuara. Topik ini ramai diperbincangkan pada 30 November 2020 dengan dominasi sentimen negatif sejak awal muncul hingga saat ini.

Seperti disinggung di awal, sentimen negatif yang berjumlah 12 ribu twit ini berisi kecaman warganet terhadap pembantaian di Sigi dan kritik atas lambatnya pemerintah dalam menangani kasus ini. Presiden Joko Widodo yang tidak kunjung bersuara sempat menimbulkan keresahan warganet sehingga namanya paling banyak disebut dalam perbincangan topik ini di Twitter.

Warganet juga beberapa kali membandingkan kesigapan pemerintah saat mengecam Prancis dengan sikap pemerintah dalam menanggapi kasus ini.

Barulah pada 30 November, melalui video conference yang dibagikan di Twitter @jokowi menyampaikan tanggapannya. Selain menyampaikan duka cita dan mengecam aksi terorisme yang terjadi di Sigi, Jokowi juga memerintahkan Kapolri untuk mengusut tuntas jaringan pelaku teror dan mengajak seluruh masyarakat tetap tenang.

Frekuensi perbincangan topik ini pun terlihat mereda setelah Presiden Joko Widodo bersuara. Grafik perbincangan topik menurun signifikan pada 1 Desember dengan total 5 ribu twit, setelah sebelumnya melonjak mencapai 15 ribu twit pada 30 November 2020.

Demikian pantauan Netray, semoga Polri bersama TNI dapat menuntaskan penyelidikan ini dan Indonesia terbebas dari rasa takut akan aksi terorisme yang kerap membayang-bayangi selama ini.

Aplikasi Muslim Pro; Menjual Data Penggunanya?

Adanya pemberitaan terkait penjualan data pengguna aplikasi membuat aplikasi Muslim Pro menjadi sorotan publik. Berita ini bermula sejak beredar laporan yang menyebut Militer AS diduga telah membeli data lokasi yang dikumpulkan dari aplikasi panduan ibadah. Sontak hal tersebut menyorot pada aplikasi Muslim Pro dan sejenisnya. Namun mengapa yang paling menjadi sorotan utamanya adalah aplikasi Muslim Pro? Lantas bagaimana tanggapan warganet mengenai isu ini? Simak pantauan Netray berikut. 

Aplikasi Muslim Pro di Media Pemberitaan

Monitoring Netray diawali pada media pemberitaan selama 15 November-26 November 2020. Selama dua minggu, topik tentang aplikasi Muslim Pro ini telah diberitakan sebanyak 77 artikel oleh 30 portal media. Kategori pemberitaan didominasi oleh kategori Teknologi sebanyak 73 artikel. Intensitas persebaran berita sangat fluktuatif selama monitoring dengan puncak berita terjadi pada 18 November.

Grafik di atas memperlihatkan bahwa pemberitaan memuncak pada tanggal 18 November dengan dominasi pemberitaan bersentimen netral. Kecenderungan pemberitaan mengarah pada sentimen negatif. Hal ini dapat dilihat melalui puncak garis negatif yang mengungguli garis positif. Berikut pemberitaan pada 18 November 2020. 

Mayoritas berita di atas terkait dengan penjualan data pengguna aplikasi Muslim Pro ke Militer AS. Kemudian berita lain datang dari pihak Muslim Pro yang membantah isu penjualan data pengguna tersebut. 

Awal Pemberitaan Muslim Pro

Media pemberitaan Motherboard dari Vice menyebutkan bahwa Militer AS membeli data lokasi jutaan Muslim dari seluruh dunia melalui aplikasi ibadah populer dan aplikasi kencan Muslim. Menurut pemberitaan tersebut terdapat beberapa metode kemungkinan untuk mendapatkan data. Salah satu metodenya yakni melibatkan perusahaan bernama X-Mode. Perusahaan X-Mode memperoleh data lokasi langsung dari aplikasi, lalu menjual data tersebut kepada kontraktor yang ditujukan pada Militer AS. Dalam laporan tersebut, ditemukan aplikasi Muslim Pro yang menyebut dirinya sebagai aplikasi Muslim paling populer. Aplikasi Muslim Pro ini sebuah aplikasi yang menginformasikan jadwal sholat harian, arah kiblat serta audio bacaan Al Quran. Berdasarkan informasi yang berada pada aplikasi Muslim Pro ini, kemudian mengirimkan data penggunanya kepada X-Mode.  Menurut platform digital seperti Android, aplikasi ini telah diunduh sebanyak 50 juta pengguna di seluruh dunia. Sedangkan dalam platform iOS aplikasi Muslim Pro ini diunduh lebih dari 95 juta pengguna. 

Bantahan Muslim Pro Terkait Isu Penjualan Data Pengguna

Adanya isu pemberitaan tersebut membuat pihak aplikasi Muslim Pro angkat bicara. Klarifikasi dari Muslim Pro membantah dugaan isu penjualan data penggunanya kepada X-Mode dan Militer AS. 

Perusahaan aplikasi Muslim Pro menegaskan keamanan data pribadi pengguna merupakan persoalan yang serius. Aplikasi di bawah naungan Bitsmedia ini mengklaim selalu memenuhi standar privasi dan peraturan perlindungan data pengguna serta tidak pernah membagikan identitas pribadi apapun. Pihak Muslim Pro memang mengakui bahwa mereka pernah bekerja sama dengan X-Mode, tetapi kerja sama tersebut sekarang sudah berakhir. Bagaimanapun juga, Bitsmedia tetap akan melakukan penyelidikan internal terkait permasalahan ini. 

Top Organisasi dan Top Portal

Berikut beberapa jajaran Organisasi yang menjadi rujukan utama. Kemudian portal pemberitaan yang paling sering mengangkat berita ini.

Amerika Serikat menduduki urutan pertama sebagai organisasi yang paling sering menjadi sorotan. Kemudian diikuti Militer AS pada urutan selanjutnya. Portal pemberitaan yang paling sering memberitakan topik ini didominasi oleh portal nasional. Republika berada di urutan pertama, kemudian diikuti Detik dan CNN Indonesia pada urutan selanjutnya. Nah, setelah melihat keramaian media pemberitaan dalam mengawal topik ini, mari beralih untuk melihat keramain warganet menanggapi isu penjualan data tersebut. 

Aplikasi Muslim Pro dan Tanggapan Warganet

Keramaian terkait isu penjualan data pengguna oleh Muslim Pro ini juga merambah di media sosial Twitter. Warganet merasa kecewa dengan kabar tersebut. Seperti apa sih keramaian warganet memperbincangkan isu tersebut? Berikut ulasannya.

Selama monitoring dua pekan terakhir, topik Muslim Pro cukup ramai menjadi perbincangan dengan mencapai potential reach sebanyak 53,3 juta. Kemudian tanggapan warganet tentang topik ini sebanyak 429 twit oleh 267 akun. 

Intensitas pergerakan grafik mengalami puncaknya di awal minggu pertama pada 17 November 2020. Setelah itu grafik menurun hingga akhir minggu. Peak time pada 17 November cukup beragam persebaran waktu penulisan cuitannya dengan waktu tertinggi terjadi di siang hari pukul 11.00 WIB-12.00 WIB. Mayoritas cuitan warganet didominasi oleh cuitan bersentimen netral dengan kecederungan isinya mengarah pada cuitan bersentimen negatif. Berikut isi cuitan di tanggal 17 November 2020. 

Beberapa contoh cuitan di atas berasal dari akun resmi portal media berita. Seperti akun @tech_lagi yang memberikan informasi terkait aplikasi Muslim Pro menjual data pengguna kepada kerajaan Amerika Serikat. Kemudian akun-akun seperti @LejenPress, akun @Kumparan, dan akun @KATADATAcoid juga memberikan informasi serupa bernada netral terkait isu penjualan data tersebut. 

Sindiran Warganet: Apakah bentuk Kekecewaan Terhadap Aplikasi Muslim Pro? 

Sebuah aplikasi yang bermanfaat untuk melihat arah kiblat, jadwal sholat dan juga membaca Al Quran ini tentu banyak penggunanya. Ungkapan para warganet pengguna aplikasi ini pun sangat beragam. Seperti ungkapan sindiran bernada negatif untuk melampiaskan kekecewaannya berikut ini.

Akun @Secgron yang menuliskan cuitannya berupa drama percakapan Militer AS yang telah berhasil menumpas sasaran karena mendapatkan lokasinya dari Aplikasi Muslim Pro. Beberapa cuitan sindiran tersebut merupakan ungkapan hati warganet atas kekecewaannya yang berujung pada sebuah tindakan untuk uninstal aplikasi ini. 

Rekomendasi Aplikasi Serupa untuk Menggantikan Aplikasi Muslim Pro

Setelah mendengar berita terkait isu penjualan data pengguna, banyak warganet yang kemudian menguninstal aplikasi Muslim Pro ini. Warganet menuliskan cuitannya untuk saling meminta saran berupa rekomendasi aplikasi lain yang mirip dengan Muslim Pro.

Contoh gambar cuitan warganet tersebut memperlihatkan bahwa banyak warganet merasa khawatir akan keamanan data privasi mereka.

X-Mode dan Muslim Pro di Mata Warganet

Perusahaan X-Mode yang sempat bekerja sama dengan Muslim Pro yang diduga juga telah membeli data pengguna aplikasi ini pun tidak lepas dari sorotan warganet. Warganet mengungkapkan keterlibatan perusahaan X-Mode ini dengan aplikasi Muslim tersebut.

Beberapa pendapat warganet dari akun @Secgron tersebut mengungkapkan bahwa aplikasi Muslim Pro ini monetisasi data mereka dan dibayar oleh X-Mode. Pendapat warganet lain dari akun @cyberpunk1337 menyebutkan bahwa Aplikasi Muslim Pro memasang alat dari X-Mode pada aplikasinya dengan tugas mengumpulkan data. Lalu sebagai imbalannya Muslim Pro mendapat passive income dari X-Mode.

Sekian analisis berupa isu penjualan data pengguna Muslim Pro kepada Militer AS. Pemaparan di atas hanya menganalisis berdasarkan data yang telah dihimpun oleh Netray Media Monitoring bukan untuk menjawab sebuah kebenaran. Semoga informasi ini bermanfaat.

Mempertanyakan Esensi Thrifting: Penghematan atau Prestige?

Apa yang ada di kepalamu ketika mendengar kata thrifting? Berburu barang bekas layak pakai? Penghematan budget belanja? Tren baru dalam mendukung  gerakan sustainable fashion atau fesyen berkelanjutan yang mengedepankan nilai-nilai lingkungan dan kemanusiaan? Mungkin satu dari sekian pola pikir yang terbentuk tentang thrifting tersebut ada di kepalamu. Tidak ada yang salah memang, sebab masing-masing saling berkaitan. Namun, tren thrifting yang sedang populer dan digandrungi kaum muda ini mulai menimbulkan sejumlah keresahan.

Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu di jagat maya Twitter ketika warganet ramai membahas pricing atau penetapan harga yang dinilai ‘terlalu mahal’ untuk ukuran barang-barang bekas atau thrift yang kemudian menciptakan diskusi menarik selama seminggu terakhir. Pertanyaan seputar esensi hingga definisi dan target pasar yang semakin kabur pun menjadi ajang perenungan, baik untuk para pemburu thrift hingga pengusaha thrift shop. Seperti apa keramaian warganet membahas dunia thrifting dan merespon fenomena thrift shop yang memberikan harga tinggi? Simak hasil pantauan Netray berikut.

Membaca Arah Pembahasan Soal Thrifting di Twitter

Perbincangan soal thrifting mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada 18-19 November 2020 mencapai 2-4 ribu twit per hari. Selama periode ini pembahasan soal thrifting juga meningkat berada di atas angka 500 per hari. Seperti yang sudah disinggung di awal, 4 ribu akun Twitter pada periode tersebut ramai membahas fenomena thrift shop mahal. Berikut Kosakata Populer yang kerap muncul dalam pembahasan topik disertai Top Account yang paling banyak mendapat impresi dalam pembahasan.

Selain menyoroti penetapan harga di thrift shop yang dinilai mahal, warganet juga membahas thrifting secara umum dan kaitannya dengan konsep vintage. Meskipun thrifting dapat mencakup semua barang bekas layak pakai, namun di sini warganet hanya berfokus pada thrifting pakaian. Kata konsep, definisi, dan istilah juga banyak muncul dalam perbincangan topik ini mengingat ranah inilah yang paling banyak disinggung setelah masalah harga.

Akun @buruhbutuhdisko menjadi akun yang paling banyak mendapat impresi terkait isu ini. Ia menyuarakan soal fenomena pengusaha thrift shop yang tidak sesuai dengan pola pikirnya tentang thrift shop. Demikian pula dengan @angewwie yang juga terpantau paling banyak bersuara soal isu ini. Akun ini pulalah yang memancing diskusi soal thrift shop mengingat cuitannya yang paling awal. Sementara @Amaaisan justru membagikan cerita soal thrifting yang dikaitkan dengan cerita mistis agar warganet pemburu barang thrift lebih berhati-hati seperti berikut.

Soal Pricing Mahal pada Thrift Shop

Diskusi soal thrifting yang ramai di Twitter selama seminggu terakhir mulanya dipicu oleh kekesalan warganet terhadap fenomena mahalnya harga pakaian di sejumlah toko thrift shop. Cuitan @angewwie soal thrift shop mahal pada 16 November 2020 kemudian menarik perhatian warga Twitter dan ramai dibahas pada periode 18-20 November 2020.

Beragam respon mengisi diskusi di kolom cuitan akun tersebut. Ada warganet yang tidak masalah dengan patokan harga yang dianggap mahal tersebut karena pertimbangan sejumlah biaya penanganan dan pengemasan barang. Pun demikian banyak warganet yang kesal dengan fenomena harga mahal yang dipatok thrift shop seperti berikut.

Menurut @buruhbutuhdisco memborong barang dari distributor kelas bawah dengan harga murah untuk kemudian dijual kembali dengan harga mahal adalah berbahaya dan tidak sopan. Warganet juga mengaku kian malas membeli barang di toko berlabel thrift karena harganya yang tidak wajar bahkan kadangkala melebihi harga baju baru.

Definisi, Konsep dan Esensi Hemat Thrift Shop Dipertanyakan

Diskusi seputar fenomena thrift shop mahal kemudian meluas pada pembahasan soal definisi, konsep, dan segementasi pasar thrift shop itu sendiri. Definisi thrift yang merujuk pada arti penghematan dalam bahasa Indonesia dipertanyakan kembali. Dengan demikian, barang bekas layak pakai yang dijual dengan harga mahal akhirnya menyimpang dari definisi soal penghematan tersebut. Merespon hal ini, warganet juga mengajukan saran agar pelabelan thrift pada barang yang dijual ini lebih diperhatikan lagi agar tidak semena-mena dan menghilangkan esensi hemat dari thrift itu sendiri.

Soal segmentasi pasar yang sempat diperdebatkan juga dibahas oleh warganet. Jawaban pamungkas semacam “barang mahal menarget pada pasar mahal” atau “jika tidak bisa membeli artinya kamu bukan target pasarnya” yang dilontarkan oleh sejumlah pengusaha barang thrift ‘mahal’ yang berlindung pada ranah segmentasi pasar didebat oleh warganet. Pernyataan tersebut dinilai keliru dan merusak konsep thrift shop sehingga muncul saran untuk menghilangkan label thrift pada toko mereka.

Segmentasi Pasar: Thrift Shop atau Vintage Shop?

Pembahasan soal thrift shop turut pula menyeret konsep vintage shop. Menanggapi fenomena thrift shop mahal yang bersembunyi pada alasan segmentasi pasar warganet pun mencoba beropini soal perbedaan antara thrift shop dengan vintage shop.

Barang vintage yang memang memiliki nilai jual tinggi tidak bisa disamaratakan dengan barang thrift. Meskipun keduanya tergolong barang bekas, namun nilai atau value yang dimiliki berbeda. Menurut @tubirfess, suatu barang dikategorikan vintage apabila bisa bertahan dan membentuk sub kulturnya sendiri serta memiliki penggemar.

Beragam Istilah Thrift Shop dan Pemaknaan dari Waktu ke Waktu

Menanggapi topik seputar thrifting yang sedang ramai, sejumlah warganet kemudian mengingat beragam istilah yang memiliki konsep serupa dengan thrift shop, seperti garage sale, awul-awul, penggalangan dana, hingga sustainable fashion.

Aktivitas berburu barang bekas layak pakai dengan harga murah sudah lebih dulu dikenal oleh warganet dengan istilah awul-awul dengan harga sekitar 50 ribuan. Sementara ada yang mengenal aktivitas semacam ini dengan garage sale. Namun, berbeda dari era thrifting, aktivitas penjualan barang bekas garage sale dahulu dilakukan oleh kepanitian untuk mencari uang demi menyukseskan kegiatan.

Selain itu ada pula tujuan menjual barang bekas untuk penggalangan dana atau amal. Tujuan ini sesuai dengan makna thrift shop dalam bahasa Inggris yag berarti toko yang menjual barang-barang bekas, khususnya pakaian layak pakai dengan tujuan penggalan dana seperti yang dicuitkan @fauzanalrasyid. Ia juga menyinggung soal istilah barang bekas, preloved atau thrift yang memiliki citra berbeda. Istilah barang bekas lebih memiliki kesan tidak mampu, sementara preloved atau thrifting lebih mempunyai citra baik seperti kekinian, cinta lingkungan dan peduli sesama padahal ketiganya mengacu pada objek yang sama.

Thrifting Sebagai Upaya Penghematan atau Prestige?

Thrifting sebagai upaya penyelamatan lingkungan kian populer di tengah kampanye ramah lingkungan yang marak digalakkan. Secara perlahan, upaya penyelamatan lingkungan yang memiliki prestige atau citra keren tersebut perlahan-lahan mengaburkan konsep thrift sebagai upaya penghematan. Oleh karena itu, tidak jarang ditemui sejumlah toko thrift yang menjual barang bekasnya dengan harga tinggi dan dimaklumi karena mengusung tema sustainable fashion.

Hal positif dari tren thrifting yang kian populer adalah meningkatnya kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan melalui sustainable fashion. Sementara hal buruk yang dikhawatirkan adalah target pasar barang thrift yang naik ke level kelas menengah atas setelah marak thrift shop mahal yang berlindung di balik segmentasi pasar. Demikian pantauan Netray, semoga menjadi perenungan.

Indonesian Netizen’s Favorite Thai Drama Production House

0

Sawadee ka! When it comes to Thailand, what comes to your mind? Probably not drama series-but this may change soon. While Korean Drama remains immensely popular, lakorn or Thai television drama is rapidly risin in fame among Indonesian netizens. Other than the series themselves, the various production houses that release them also have their own following.

Presiden Kurangi Jatah Libur Panjang Akhir Tahun, Netizen Merana

Pemerintah sekiranya telah menukar tanggal libur/cuti lebaran tahun ini pada akhir tahun menjelang natal dan tahun baru. Kebijakan ini, seperti diketahui secara umum, disebabkan oleh pandemi Covid-19. Pemerintah pada saat itu harus membatasi pergerakan manusia yang biasanya muncul dalam momen mudik lebaran. Namun, ada wacana jika libur pengganti nanti juga akan kembali dihapus. Alasannya adalah perkembangan Covid-19 yang sepertinya tak menunjukan tanda-tanda akan menurun.

Jika libur/cuti pengganti tetap terlaksana pada akhir tahun nanti, pemerintah khawatir bila Indonesia tidak bisa lepas dari masalah tersebut. Atau bahkan semakin bertambah parah dengan munculnya klaster-klaster persebaran virus yang baru. Seperti yang terjadi belakangan ini, saat sejumlah masyarakat tidak menaati protokol kesehatan ketika menghadiri acara yang diselenggarakan ormas dan pimpinannya di Jakarta dan sekitarnya.

Bisa dibayangkan tentu banyak orang yang kecewa dengan penghapusan masa libur pengganti ini. Namun orang akan semakin menyesal jika masalah pandemi Covid-19 ini tak kunjung usai. Berbekal situasi ini, Netray Media Monitoring telah melakukan pemantauan di media sosial Twitter untuk melihat respon masyarakat. Hasilnya bisa disimak di bawah ini.

Pemantauan Netray Soal Penghapusan Masa Libur

Dari pemantauan Netray, sebelum wacana penghapusan beredar, warganet Twitter sudah terlebih dahulu membicarakan isu ini. Tercatat mulai tanggal 13 November, volume perbincangan tidak nol mutlak. Perbincangan warganet pada tanggal itu membahas peningkatan kasus Covid-19 yang dipicu oleh keberadaan libur panjang sebelumnya.

Begitu pula dengan komentar-komentar setelah tanggal 13, sebagian besar masih didominasi perbincangan tentang kemunculan klaster baru serta bagaimana pemerintah seharusnya bisa mencegah peristiwa kerumunan massa yang diselenggarakan oleh sebuah ormas keagamaan di Jakarta.

Isu penghapusan libur panjang di akhir tahun nanti juga sudah mulai muncul pada awal periode pemantauan. Warganet banyak yang menyayangkan mengapa pemerintah memiliki rancangan pengurangan hari cuti nasional untuk mencegah penularan covid-19. Namun bagi warganet pernyataan pemerintah ini kembali lagi terdengar kontraproduktif dengan upaya meredam kerumunan massa ormas.

Hingga beberapa hari selanjutnya, kurva perbincangan terkesan melandai, meskipun tidak hilang sama sekali. Baru kemudian di tanggal 23 November 2020, perbincangan warganet melonjak drastis. Hal ini dipicu pernyataan langsung dari Presiden Joko Widodo untuk mengurangi hari cuti bersama akhir tahun nanti.

Menurut aturan SKB 3 Menteri cuti liburan tersebut akan dilaksanakan mulai tanggal 24 Desember 2020 hingga 1 Januari 2021. Dengan total hari liburan sebanyak 11 hari termasuk hari Sabtu dan Minggu. Mengenai jumlah pengurangan baru akan dibahas hari Kamis 26 November 2020.

Celoteh Warganet soal Penghapusan Masa Libur

Untuk lebih detail lagi, Netray telah menangkap sejumlah cuitan dari warganet yang dinilai merepresentasi pandangan secara umum atau memiliki pengaruh dalam wacana penghapusan masa libur. 

Data ini diambil dari diagram Top Account dengan memilih akun pribadi tertinggi di dalam daftar. Akun dari organisasi atau lembaga seperti media massa juga akan dicermati ketika itu mendapat respon yang berkualitas dari warganet.

Pertama adalah cuitan dari akun yang banyak mendapat respon warganet, yakni milik komedian Ernest Prakasa. Ia salut terhadap langkah Presiden Joko Widodo yang mendahulukan kesehatan masyarakat daripada ekonomi. Meski libur panjang bisa mendongkrak kegiatan ekonomi masyarakat.

Selanjutnya cuitan dari @Bobby77H yang menganjurkan umat Nasrani untuk tidak perlu berpergian selama liburan Natal nanti. Selain karena pemerintah akan mengurangi jatah liburan/cuti, situasi pandemi yang tak kunjung usai ini memaksa orang untuk tetap bertahan di dalam rumah.

Tetap saja sangat mudah menemukan cuitan dari warganet yang menyesalkan keputusan ini. Banyak yang berharap agar akhir tahun ini bisa mendapat waktu rehat yang cukup mengingat tekanan tahun ini sudah cukup banyak. Ada pula yang sudah mempersiapkan perjalanan dengan membeli tiket perjalanan namun kemungkinan batal.

Libur Panjang dan Covid-19

Yang menarik dari pemantauan Netray kali ini adalah momen libur panjang memang tidak bisa lepas dari wacana Covid-19. Termasuk saling tuding terkait apa penyebab meningkatnya klaster dalam beberapa waktu belakangan. Seperti sejumlah cuitan di bawah ini yang menyalahkan libur panjang sebagai penyebab klaster baru. Dalam narasi mereka, acara yang dibuat oleh ormas Islam dan pemimpinnya tempo hari bukanlah penyebab bertambahnya klaster baru, tetapi karena libur panjang sebelumnya.

Meskipun belum bisa diklaim kebenarannya mengingat antara acara dan momen libur panjang memiliki waktu inkubasi yang berbeda. Tetapi dari cuitan di atas, secara tak langsung mereka mengamini bahwa libur panjang bisa mendatangkan masalah klaster baru jika tidak diregulasi dengan tegas oleh pemerintah.

Memang akan terdengar kontradiktif ketika dibandingkan dengan diagram sentimen yang menunjukan tingginya pendapat negatif dalam perbincangan ini. Dari yang berhasil dirangkum Netray, terdapat 1.835 cuitan bersentimen negatif. Sedangkan yang memiliki sentimen positif hanya 690 cuitan saja. Artinya masyarakat memang masih berharap libur panjang tetap terjadi di akhir tahun. Namun masyarakat juga khawatir jika momen ini akan menghadirkan klaster baru yang semakin memperpanjang durasi pandemi.

Bagaimana dengan pendapat kalian terkait rencana pemerintah mengurangi jatah libur nanti? Beri komentar di unggahan sosial media Netray dan tetap jaga kesehatan dengan terus menjalankan protokol kesehatan.

Inovasi IndiHome Melalui Kompetisi Cover Lagu

Sebuah inovasi untuk dunia Permusikan Indonesia kini muncul dari IndiHome. Beberapa hari ini Indihome sempat menjadi buah bibir pemberitaan di media daring. Kali ini pemberitaannya bukan tentang jaringan internet, melainkan tentang sebuah kompetisi bernyanyi lagu dengan versi lain atau cover lagu. Wah, bikin penasaran ya? Sebenarnya apa tujuan Indihome menyelenggarakan kompetisi ini? Netray melakukan monitoring selama seminggu terakhir, untuk melihat seberapa ramai topik ini menjadi perbincangan pada media daring dan media sosial. Hasilnya sebagai berikut. 

Berita Kompetisi IndiHome

IndiHome melakukan gebrakan dengan berupaya untuk meningkatkan kreativitas masyarakat Indonesia di tengah pandemi Covid-19. Melalui ajang kompetisi Semua Bisa Berubah Maju Cover Song Competition yang dilaksanakan sejak 28 September 2020 kemarin berhasil menarik perhatian publik. Kompetisi menyanyikan lagu dengan versi lain ini telah diikuti peserta penyanyi solo maupun grup dari Sabang sampai Merauke sebanyak 1.207 peserta.  Dengan menggandeng Melly Goeslow, Tantri Kotak, dan Ari Tulang sebagai Juri, kompetisi ini bisa dibilang sangat ketat persaingannya. Ajang Cover Song Competition ini melalui tahap eliminasi lalu semifinal hingga penilaian langsung sampai kini telah memasuki grand final. 

Sudut Pandang IndiHome dari Media Pemberitaan

Pemantauan ini dilakukan pada 18 November-24 November 2020, yakni sebelum tanggal pelaksanaan grand final acara “Semua Bisa Berubah Maju Cover Song Competition” pada 28 November 2020. Dengan memasukan keyword berupa semua bisa berubah maju dan cover song competition && Indihome topik ini telah diberitakan sebanyak 23 artikel oleh 16 portal media. Berikut infografis pemberitaannya. 

Pada grafik tersebut di atas intensitas pemberitaan mulai tanggal 19 November dengan puncak pemberitaan terjadi pada 22 November. Kemudian peak time pada 22 November yang merupakan puncak grafik tertinggi berada di waktu 13.00 WIB dan 20.00 WIB. Pemberitaan didominasi berita bersentimen positif dan netral dengan kecenderungan mengarah pada berita bernada positif. Berikut contoh berita pada 22 November. 

Data berita tanggal 22 November dipenuhi dengan berita bernada positif dan netral yang berasal dari portal berita nasional. Pemberitaan mengenai inovasi Indihome yang siap melahirkan penyanyi baru di dunia permusikan Indonesia. Artikel lain memberitakan tentang kompetisi Semua Bisa Berubah Maju Cover Song Competition ini telah memasuki tahap grand final dan acara grand final tersebut akan diselenggarakan pada 28 November mendatang. Berikut jajaran Top People dan Top Portal dalam topik ini. 

Jajaran Top People pada urutan pertama ditempati oleh Melly Goeslow, lalu urutan kedua terdapat nama Tantri Kotak, serta urutan ketiga ialah Ari Tulang. Dimana ketiga orang tersebut merupakan juri dalam kompetisi Semua Bisa Berubah Maju Cover Song Competition ini. Kemudian dalam jajaran Top Portal, urutan pertama ditempati oleh portal media lokal yakni Tribun Pontianak. Lalu, Tribun News menempati urutan kedua dan Indotelko berada pada urutan ketiga. Setelah menganalisis topik ini dari segi berita, mari beralih menilik dari segi media sosial Twitter. 

Sudut Pandang Media Sosial Twitter; Kata Warganet?

Perbincangan tentang kompetisi yang diselenggarakan IndiHome ini cukup menarik perhatian warganet Twitter. Selama satu minggu pemantauan, impresi data yang diperoleh menunjukan grafik yang terus naik. 

Melalui keyword cover song competition && indihome Netray berhasil menghimpun data sebanyak 1,166 cuitan. Data cuitan tersebut dicuitkan oleh 150 akun dengan potential reach mencapai 9 juta kali. Dominasi cuitan bersentimen netral dengan kecenderungan mengarah pada cuitan bernada positif. Garis grafik positif mengalami kenaikan mulai 22 November hingga puncaknya 23 November. Pada tanggal puncak grafik tersebut, akun resmi @IndiHome dan @TelkomIndonesia menuliskan cuitan terkait ajang kompetisi Semua Bisa Berubah Maju ini. 

Akun @IndiHome dan @TelkomIndonesia siap membawa perubahan untuk musik Indonesia dengan membangkitkan semangat dan potensi masyarakat selama pandemi melalui ajang kompetisi cover lagu ini. Para peserta nantinya memperoleh kesempatan yang besar untuk menjadi penyanyi pendatang baru Indonesia. Cuitan dari kedua akun tersebut telah disukai oleh ratusan akun dan dibagikan kembali oleh puluhan akun twitter. Berikut tanggapan warganet yang antusias dengan acara kompetisi ini. 

Seperti penjelasan di awal, bahwa mayoritas data mengarah pada cuitan bernada positif. Oleh sebab itu tanggapan warganet kebanyakan bersentimen positif. Hampir jarang tanggapan warganet bernada negatif terkait ajang kompetisi ini. Terlihat pada contoh gambar di atas bahwa warganet antusias menyambut program inovasi Indihome ini. Menggunakan tagar #SemuaBisaBerubahMaju warganet memberikan impresinya dengan kalimat mendukung untuk semua peserta yang telah lolos grand final. 

Berdasarkan pemaparan di atas bahwa inovasi IndiHome dalam mengadakan ajang kompetisi cover lagu ini disambut baik oleh masyarakat. Melalui ajang Semua Bisa Berubah Maju Cover Song Competition ini dapat mewadahi kreativitas masyarakat dalam menyanyikan lagu dengan versi lain. Sekian analisis Netray, semoga inovasi kompetisi seperti ini dapat terus berkembang sehingga lebih banyak lagi mendatangkan penyanyi baru dengan potensi yang berbeda-beda.

Edhy Prabowo Diciduk KPK, Warganet: Bringback Bu Susi!

Edhy Prabowo menjadi menteri pertama yang diciduk KPK di Kabinet Indonesia Maju. Namanya mendadak menjadi trending di media sosial dan media pemberitaan daring setelah terciduk dalam Operasi Tangkap Tangan KPK pada Rabu dini hari (25/11/2020) di bandara Soekarno Hatta. Ia diduga terlibat dalam skandal korupsi ekspor benih lobster yang sebelumnya telah menuai kontroversi di jagat maya. Netray melakukan pemantauan terkait topik ini melalui media pemberitaan daring dan media sosial Twitter. Simak pantauan Netray selengkapnya.

Edhy Prabowo Diciduk KPK, Berikut Pantauan News Netray

Ditangkapnya Edhy Prabowo menjadi pemberitaan hangat yang terus bergulir hingga jumlah artikel terkait topik ini mencapai 1,449 artikel yang berasal dari 85 media. Adapun kategori pemberitaan didominasi oleh hukum dan politik. Hal ini berkaitan dengan dugaan korupsi yang menjeratnya hingga menyeret pemberitaan terkait partai politik yang menaunginya.

Terlihat berdasarkan infografik di atas intensitas pemberitaan terus bergulir dan meningkat secara signifikan sejak kabar tersebut berhembus dan dikonfirmasi oleh pihak KPK. Tak hanya Edhy Prabowo, dalam OTT ini KPK juga turut mengamankan istrinya dan beberapa staf dari KKP tersebut. Hingga saat ini KPK telah menetapkan tujuh orang tersangka dalam kasus suap terkait perizinan tambak, usaha, dan atau pengelolaan perikanan atau komoditas perairan sejenis lainnya tahun 2020, termasuk Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.

Pantauan Media Sosial Twitter

Di media sosial Twitter topik ini sempat menduduki trending topik. Terlihat jumlah cuitan mencapai 32ribu cuitan dengan didominasi cuitan bersentimen negatif. Sejak pemberitaan berhembus grafik cuitan warganet pun meningkat tajam, hal ini dapat dilihat melalui grafik berikut.

Menariknya warganet tidak hanya membicarakan terkait Edhy Prabowo namun juga mencatut nama Susi Pudjiastuti selaku Mantan Menteri KKP yang dinilai warganet lebih memumpuni. Itulah sebabnya Susi Pudjiastuti ikut menduduki trending topik pada tanggal 25 November 2020 lalu. Dalam beberapa cuitannya warganet merindukan sosok tersebut yang dinilai memiliki kapasitas yang cukup memuaskan pada periode lalu dan bertanya-tanya mengapa Presiden Jokowi tidak memberikan jabatan tersebut kembali diduduki oleh Susi Pudjiastuti.

Mengapa Warganet Merindukan Bu Susi?

Nama Susi Pudjiastuti pada beberapa waktu lalu sempat menduduki trending Twitter. Namanya dicatut sebagai sosok Mantan Menteri KKP yang dirindukan warganet. Sejak menggantikan Susi Pudjiastuti sebagai Menteri KKP nama Edhy Prabowo terus menuai kontroversi. Hal ini berkaitan dengan beberapa kebijakannya yang dinilai berkebalikan dengan apa yang telah menjadi gebrakan Susi Pudjiastuti pada periode sebelumnya, seperti halnya sebagai berikut.

Pertama, perizinan tangkap ikan. Pada perizinan untuk menangkap ikan pada periode Susi Pudjiastuti memakan waktu setidaknya mencapai 14 hari sedangkan pada periode Edhy Prabowo mengalami pemangkasan hanya menjadi 1 sampai 3 hari saja.

Kedua, penggunaan cantrang. Susi Pudjiastuti melarang dengan keras penggunaan cantrang untuk menangkap ikan. Hal ini berkaitan dengan cantrang dapat merusak terumbu karang. Sedangkan pada periode Edhy Prabowo tepatnya pada Juli lalu cantrang dapat gunakan kembali.

Ketiga, menenggelamkan kapal. Jika sebelumnya nama Menteri Pudjiastuti akrab dengan kata “tenggelamkan” kini penenggelaman kapal asing pencuri ikan tidak berlaku lagi. Pasalnya kebijakan Edhy Prabowo memilih untuk menghibahkan kapal-kapal pencuri tersebut kepada nelayan.

Keempat, ekspor benih lobster. Pada beberapa waktu lalu Netray sempat memantau terkait kebijakan kontroversial Edhy Prabowo yang ditentang oleh Susi Pudjiastuti. Menurut Susi benih lobster akan lebih menguntungkan bila diekspor setelah dewasa dan juga benih lobster akan terpelihara. Namun aturan ini dicabut oleh Edhy Prabowo, ia mencabut larangan ini namun pada akhirnya dirinya justru terlibat skandal korupsi benih lobster. Hal ini justru membuktikan kebijakan tersebut ditetapkan untuk menguntungkan dirinya bukan untuk mensejahterakan nelayan. Simak selengkapnya dalam Ekspor Benih Lobster, Regulasi Susi Pudjiastuti Yang Ditenggelamkan – Netray’s Blog

Beberapa cuitan warganet di atas memperlihatkan harapan mereka akan sosok Susi Pudjiastuti. Warganet berharap Susi dapat menduduki kembali jabatan tersebut, mengingat saat Susi tidak lagi menduduki Menteri KKP sebagian warganet tidak menyangka dan sedih akan keputusan Presiden pada saat itu. Sehingga ditangkapnya Edhy Prabowo seolah-olah menjadi bukti ketidaklayakannya menggantikan Susi Pudjiastuti. Alhasil warganet ramai-ramai mengunggah meme lucu mereka terkait dukungan untuk Susi Pudjiastuti.

Unggahan warganet tersebut pun mencuri perhatian hingga tidak sedikit dari postingan mereka mendapatkan jumlah like dan retweet yang tidak sedikit. Warganet berharap sosok Susi dapat kembali menduduki jabatan tersebut dan melanjutkan gebrakannya untuk memajukan negara sambil melestarikan kekayaan kelautan Indonesia.

Terungkapnya kasus korupsi ini tidak hanya merugikan negara namun juga berakibat semakin tergerusnya kepercayaan rakyat terhadap pemerintah. Di samping itu, hal ini juga membuktikan kekuatan KPK yang patut diapresiasi dalam mengungkap kasus seperti ini.

Swalayan Pilihan Warganet

0

Hadirnya pasar modern atau pasar swalayan saat ini telah memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasar swalayan di Indonesia cukup beragam dan menawarkan produk-produk yang lengkap. Pasar swalayan juga mengutamakan pelayanan serta fasilitas yang nyaman. Selama satu bulan terakhir, Netray memantau swalayan manakah yang paling ramai diperbincangkan warganet? Simak selengkapnya.

Respon Warga Twitter Menanggapi Fitur Baru Fleets

1

Setelah Instagram, Whatsapp, dan Facebook secara bergiliran menambahkan fitur stories, kini Twitter pun memperkenalkan fitur Fleets-nya. Fitur serupa stories ini memungkinkan pengguna mengunggah foto dan video pendek di Twitternya. Twitter yang dulu dicap sebagai media sosial paling ‘beda’ kini akhirnya menyejajarkan dirinya dengan Instagram dan Facebook melalui fitur storiesnya ini. Seperti apa pendapat warganet soal Fleets? Apakah ini yang dinanti-nanti atau justru paling dihindari? Simak infografik Netray berikut.

Instruksi Mendagri Copot Jabatan, Netizen Twitter Sangsi

Pekan lalu, publik Indonesia disuguhi sebuah pertunjukan uji kapabilitas dari dua elemen governance (kepemerintahan), yakni antara masyarakat sipil yang diwakilkan oleh Front Pembela Islam (FPI) dengan elemen administrasi pemerintahan daerah. Alasannya adalah saat FPI mengadakan kumpulan massa meski dalam situasi pandemi, justru dinilai tidak mendapat tindakan serius dari pemerintah. Sudah menjadi tugas negara untuk menegakkan aturan pembatasan sosial.

Buah dari kejadian ini adalah pencopotan sejumlah pejabat kepolisian dan klarifikasi oleh kepala daerah. Setidaknya dua Kapolda dari Metro Jaya dan Jawa Barat, yakni Nana Sudjana dan Rudy Sufahriadi dimutasi jabatannya. Sedangkan Gubernur Anies Baswedan mendapat panggilan untuk diinterogasi.

Konsekuensi lebih lanjut lagi yaitu Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengeluarkan instruksi bagi kepala daerah agar mematuhi protokol kesehatan. Bagi mereka yang lalai dapat dikenakan sanksi teguran hingga pencopotan jabatan. Hal ini menjadi upaya pemerintah agar kejadian FPI tidak terulang kembali.

Lantas bagaimana tanggapan masyarakat terhadap instruksi ini? Hal ini menjadi perhatian Netray Media Monitoring karena ada beberapa hal yang patut disayangkan berhubungan dengan kejadian ini. Pertama adalah masyarakat sipil yang tidak memperhatikan kebaikan yang lebih besar, administrasi pemerintah yang gagal mencegah kejadian tersebut, hingga tindakan reaksioner yang berpotensi kekisruhan regulasi.

Menyarikan Pendapat Netizen atas Instruksi Mendagri

Pemantauan Netray pada isu ini berlangsung dari tanggal 15 November hingga 22 November 2020. Selama pemantauan, ditemukan setidaknya 17 ribu cuitan yang mengandung kata kunci mendagri atau copot jabatan. Sedangkan puncak perbincangan terjadi pada tanggal 20 November.

Sejak berita pencopotan dua Kapolda yang berhubungan dengan kerumunan acara Rizieq Shihab, warganet banyak yang menanti manuver apa yang akan dipilih oleh Mendagri Tito. Mau tak mau, pejabat daerah dinilai juga harus bertanggung jawab. Salah satu pejabat daerah yang ramai diperbincangkan adalah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Namun anggapan masyarakat ini tidak selamanya tanpa sanggahan. Intelektual publik Andi Arief, justru memiliki posisi yang berseberangan dengan masyarakat. Ia menyebutkan bahwa pemanggilan Gubernur Anies oleh pihak kepolisian sebenarnya kurang tepat. Hanya Mendagri yang berhak melakukan tindakan tersebut.

Cuitan Andi Arief langsung mendapat respon yang masif dari warganet, dan hal ini mengantarkan akunnya masuk ke jajaran Top Accounts dari Netray Media Monitoring. Selain akun media Massa, sejumlah akun pribadi dengan profil tinggi juga ikut berkomentar. Akun politisi @hamdanzoelva seperti menyatakan sanggahan terhadap cuitan Andi Arief. Menurutnya pemberhentian kepala daerah harus melalui tahapan yang sangat panjang. Mulai dari kesepakatan di level DPRD hingga  diputuskan di Mahkamah Agung.

Pendapat yang lebih netral disampaikan oleh @Dennysiregar7. Baginya lebih baik untuk menunggu hasil pemeriksaan polisi atas gubernur Anies Baswedan. Jika dari penyelidikan polisi ini diketahui bermasalah, baru Mendagri dapat membuat sanksi sesuai besaran kesalahannya. Dari teguran hingga copot jabatan.

Hingga akhirnya Tito Karnavian menerbitkan instruksi yang isinya memberi ancaman terhadap kepala daerah jika masih tidak bisa menerapkan aturan protokol kesehatan. Warganet kembali membanjiri platform sosial media begitu mendengar kabar ini. 

Hanya saja lagi-lagi, tak sedikit dari warganet yang justru balik mempertanyakan legitimasi dari instruksi ini. Bagaimanapun posisi gubernur adalah pilihan rakyat. Sehingga opsi rapat DPRD menjadi masuk akal di sini. Daripada keputusan menteri yang menegasi sejumlah aturan undang-undang yang lain.

Hingga akhir masa pemantauan, isu mendagri dan wacana copot jabatan ini tetap dipenuhi perbincangan serupa. Penjelasan demi penjelasan dilontarkan untuk memperjelas fakta bahwa ada yang salah dalam keputusan penerbitan instruksi ini.

Perbincangan ini sendiri berhasil melibatkan banyak interaksi sosial di Twitter. Selama masa pemantauan setidaknya terjadi 18,8 juta kali impresi atas cuitan yang beredar. Dan perbincangan ini secara potensial menjangkau 115,3 juta akun.

Dengan banyaknya kritik terhadap wacana pencopotan jabatan bagi kepala daerah yang tidak disiplin menerapkan aturan pembatasan sosial ini, sangat wajar jika sentimen yang dihasilkan oleh Netray Media Monitoring berisi rapor merah. Terdapat 10.569 cuitan yang terindeks negatif. Sedangkan sentimen positif hanya diisi 2.763 cuitan saja.

Selama pandemi ini belum dapat teratasi, polemik semacam ini bisa saja terulang di kemudian hari. Ketegasan pemerintah hanya mungkin diwujudkan melalui penerapan regulasi yang ketat. Termasuk bagaimana mengatur masyarakat sipil yang memiliki potensi show off force seperti FPI.