HomeCurrent ReportPolemik Program Makan Siang Gratis; Dirapatkan Kabinet Jokowi hingga Mengutip Dana BOS

Polemik Program Makan Siang Gratis; Dirapatkan Kabinet Jokowi hingga Mengutip Dana BOS

Published on

Sidang kabinet paripurna pada 26 Februari 2024 lalu mencuri perhatian warganet Twitter (X). Pasalnya, program makan siang gratis yang dicanangkan oleh calon presiden paslon nomor urut 2 ini menjadi salah satu materi yang dibahas dalam rapat tersebut. Tidak hanya dianggap telah ‘curi start’, bakal program ini juga menuai sentimen negatif dari warganet setelah adanya isu anggaran yang disinyalir diambilkan dari Dana Bos. 

Melansir dari artikel yang diunggah Harian Jogja, Menteri Koordinator bidang Keekonomian, Airlangga Hartarto menyebutkan bahwa pemerintah sudah mengantongi jumlah penerima bantuan ini, yakni sebanyak 70,5 juta jiwa dengan rincian 22,3 juta balita, 7,7 juta siswa taman kanak-kanak (TK), sebanyak 28 juta siswa Sekolah Dasar (SD), serta 12,5 juta SMP. Dengan demikian, total anggaran yang akan digelontorkan pemerintah atas program ini ialah sebesar 400 triliun rupiah.

Gambar 1. Sampel berita tentang penerima program

Anggaran fantastis tersebut menyedot perhatian media dan warganet Twitter. Bagaimana tidak, program yang berasal dari capres yang belum resmi dilantik kini justru resmi menjadi perhatian pemerintahan petahana. Netray Media Monitoring memantau isu ini di kanal news dan Twitter (X). Seperti apa media menyoroti fenomena ini? Dan seperti apa tanggapan warganet atas hal tersebut? Berikut hasil analisis Netray. 

Media Menyoroti Program Makan Siang yang Telah Dirapatkan oleh Jokowi

Memantau dengan kata kunci makan siang gratis, Netray menemukan 854 artikel dalam periode pemantauan 25 Februari-3 Maret 2024. Artikel-artikel tersebut telah diunggah oleh 127 media berita daring Indonesia. Tempo menjadi portal media yang paling banyak mengunggah artikel yang mencatut kata kunci ini. Portal media ini mengunggah sebanyak 110 artikel dalam periode pemantauan tersebut.

Gambar 2. Statistik pemberitaan media
Gambar 3. Jajaran top portal media

Pemberitaan tentang kata kunci ini tampak memuncak di tanggal 26 Februari dengan total 203 artikel dalam sehari. Selanjutnya, berita terkait isu mulai menurun hingga akhir pemantauan. Sementara itu, apabila dilihat berdasarkan sentimen, berita bersentimen positif terlihat sedikit mengungguli kuantitas berita di sepanjang pemantauan dibandingkan dengan berita bersentimen negatif.

Gambar 4. Grafik intensitas pemberitaan media
Gambar 5. Grafik sentimen tren pemberitaan

Berita bersentimen positif ini berasal dari artikel yang memuat tentang dukungan atau optimisme pemerintah terkait bakal kebijakan ini. Seperti yang dimuat oleh Bisnis indonesia, Menko PMK Muhadjir Effendy yakin jika pemerintah mampu melaksanakan program ini mengingat pemerintah juga pernah memiliki program serupa. Meski dalam pelaksanaan dari program makan tambahan untuk ibu hamil dan bayi tersebut masih terdapat kekurangan, hal tersebut justru dapat menjadi evaluasi untuk membenahi program makan siang gratis mendatang.

Gambar 6. Sampel berita positif tentang optimisme pemerintah
Gambar 7. Sampel berita positif tentang alasan Jokowi membahas program dalam sidang kabinet

Sementara itu, pemberitaan negatif berasal dari unggahan yang salah satunya ialah tentang anggaran fantastis yang dinilai akan membebani keuangan negara. Melansir dari artikel yang diunggah oleh Pikiran Rakyat, Esther Sri Astuti, ekonom Indef, menilai apabila program tersebut nantinya dibiayai penuh APBN, maka akan menjadi beban anggaran terbesar setelah pendidikan yang porsinya 20 persen dari APBN. Selain pendidikan, porsi anggaran makan siang gratis juga terbesar setelah perlindungan sosial.

Gambar 8. Sampel berita negatif tentang dampak anggaran yang besar
Gambar 9. Sampel berita negatif tentang dampak anggaran yang besar

Masih tentang dana atau anggaran, berita negatif lainnya juga masih terkait isu program makan siang yang dapat memangkas anggaran dana desa hingga biaya yang melebihi anggaran kesehatan. Mengutip dari Tribun Jambi, Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, menyebut tidak ada tambahan anggaran khusus membiayai program tersebut. Anggaran untuk program makan siang, ungkapnya, direlokasi dari anggaran di sektor pendidikan dan dana desa.

Gambar 10. Sampel berita negatif tentang dampak anggaran yang besar
Gambar 11. Sampel berita negatif tentang dampak anggaran yang besar

Simpang siur asal muasal dana dari program ini akhirnya dipecahkan oleh Airlangga Hartarto yang menyebutkan bahwa pembiayaan bakal program ini bersumber dari Dana BOS. Pemberitaan bersentimen negatif pun kembali muncul dengan mengangkat topik tentang nasib guru honorer hingga aksi penolakan dari berbagai kalangan, terutama Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G). 

Gambar 12. Sampel berita tentang isu Dana BOS untuk pembiayaan
Gambar 13. Sampel berita tentang isu Dana BOS untuk pembiayaan

Tanggapan Warganet terkait Isu Program Makan Siang Gratis

Memantau dengan kata kunci program makan siang, Netray menemukan 36,8 ribu unggahan yang dinaikkan oleh lebih dari 15 ribu akun dalam periode pemantauan yang sama dengan kanal news. Unggahan-unggahan tersebut menarik perhatian warganet hingga meraih impresi sebanyak 12,5 ribu reaksi dengan potential reach mencapai 159,6 juta akun. 

Gambar 14. Statistik perbincangan warganet

Berbeda halnya dengan kanal news, perbincangan warganet tentang isu ini tampak fluktuatif. Terlihat dari grafik di bawah ini, peak time perbincangan warganet terjadi di 2 tanggal, yakni 27 Februari 2024 H+1 sidang kabinet digelar dan 1 Maret 2024. Berdasarkan tren sentimen, perbincangan bersentimen negatif terlihat dominan di sepanjang periode pemantauan. 

Gambar 15. Grafik intensitas perbincangan warganet
Gambar 16. Grafik sentimen tren perbincangan warganet

Perbincangan bersentimen negatif didominasi dari unggahan yang berkaitan dengan kosakata anggaran, dana, sekolah serta defisit. Program yang bakal menelan anggaran sebesar ratusan triliun ini menjadi ajang kritik warganet yang menyangsikan kelancaran pelaksanaannya. Tidak hanya itu, isu tentang asal anggaran yang ‘dikutipkan’ dari Dana BOS juga menjadi bahan perbincangan warganet. 

Gambar 17. Jajaran kosakata dominan

Anggaran 400 triliun untuk program makan siang gratis tersebut dinilai besar dan dianggap dapat membebani APBN kelak. Keresahan tersebut juga diungkap oleh warganet yang mengungkit permasalah besarnya dana yang akan digelontorkan oleh pemerintah untuk mewujudkan program tersebut. Warganet menilai besaran biaya program ini akan memberikan efek domino, seperti menambah hutang negara, meningkatkan impor pangan, hingga timbulnya ‘korupsi’ bagi petugas pelaksana.

Gambar 18. Sampel unggahan warganet tentang kritik program makan siang gratis
Gambar 19. Sampel unggahan warganet tentang kritik program makan siang gratis

Berita tentang pernyataan Airlangga yang menyebut asal muasal pembiayaan program yang bakal diambilkan dari Dana BOS pun tak luput dari perhatian warganet. Aksi penolakan mulai terlihat di kanal ini. Pembiayaan yang disumberkan dari Dana Bos dianggap akan membebani dan mengurangi ‘gaji’ guru honorer. 

Pembahasan program unggulan dari capres yang belum resmi diumumkan oleh KPU ini sangat menyedot perhatian warganet. Mengingat, hasil real count KPU hingga saat ini, per 4 Maret masih berada di kisaran 78% yang artinya KPU belum mengantongi nama pasangan yang menang dalam ajang Pilpres 2024 lalu. Meski paslon nomor urut 2 unggul dalam hasil real count sementara, warganet justru menghujani kritikan kepada Presiden Jokowi yang lebih awal membahas program tersebut dalam rapat kabinet 26 Februari silam.

Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang sesuai kebutuhan secara real time, Anda dapat berlangganan atau menggunakan percobaan gratis di netray.id.

Editor: Ananditya Paradhi

More like this

Perlihatkan Sigap Berantas Judi Online, Warganet Minta Pemerintah Totalitas

Perbedaan perlakuan antara penanganan kasus Sadbor dan publik figur lainnya menimbulkan perbincangan di media sosial mengenai ketidakadilan dalam penegakan hukum kasus judi online

Tom Lembong Terjerat Kasus Korupsi Impor Gula, Warganet Tak Percaya

Penetapan Thomas Trikasih Lembong, atau biasa dikenal dengan sebutan Tom Lembong, sebagai tersangka menghebohkan...

Polemik Akun Kaskus Fufufafa, Warganet Yakin Itu Milik Gibran

Kata fufufafa santer menjadi perbincangan warganet X sejak awal bulan September, bahkan sering menjadi...
%d bloggers like this: