Meskipun sempat menuai kekhawatiran dan kritik dari sejumlah pihak, pelaksanaan Pilkada tetap disepakati tanggal 9 Desember 2020. Sementara tahapan pelaksanaannya akan dimulai pada 15 Juni mendatang. Polemik pelaksanaan Pilkada Serentak dipicu oleh latar belakang kondisi Indonesia saat ini. Pandemi Covid-19 yang belum reda menjadi kekhawatiran yang menyelimuti banyak pihak. Pasalnya, pesta demokrasi yang akan berlangsung di penghujung tahun 2020 ini masih dibayang-bayangi pandemi Covid-19.
Netray kemudian memantau pembahasan topik di Twitter selama seminggu terakhir untuk mengetahui tanggapan warganet terkait keputusan pelaksanaan Pilkada tersebut. Bagaimana isu penetapan Pilkada berkembang di media sosial Twitter? Apakah masyarakat Twitter juga sepakat dengan keputusan tersebut? Berikut pantauan Netray selengkapnya.
Infografik Pembahasan Pilkada Serentak di Twitter
Topik ini dibahas oleh 8 ribu warganet Twitter dengan total sentimen positif lebih tinggi daripada sentimen negatif. Sejak naik pada 27 Mei 2020, puncak pembahasan topik terjadi pada 1 Juni 2020 dengan dominan sentimen positif. Apa yang menjadi bahasan warganet? Apakah dominasi sentimen positif menunjukkan kesepakatan warganet terhadap penetapan Pilkada? Jika iya, seperti apa dukungan warganet terhadap Pilkada 2020? Simak kumpulan kosakata populer berikut.
Selain soal penetapan pelaksanaan Pilkada pada Desember 2020, persoalan yang paling banyak disoroti warganet dalam membahas topik tersebut selama sepekan terakhir adalah soal pandemi Covid-19 dan anggaran dana. Tagar #jaksanetraldipilkada muncul dalama deretan kosakata populer di baris pertama mendampingi kata pilkada, 2020, pandemi, dan dana. Ini menunjukkan adanya isu netralitas jaksa yang turut naik dalam pembahasan topik. Usulan penundaan pelaksanaan Pilkada juga cukup banyak dibicarakan melihat adanya kosakata ditunda dalam deretan kosakata populer di atas. Sementara itu, nama Jaksa Agung Burhanuddin dan Mendagri Tito (Kurniawan) juga banyak disebut dalam pembahasan topik.
Pilkada di Tengah Pandemi; Keselamatan Rakyat Dipertanyakan
Setelah Pilkada Serentak ditetapkan akan diselenggarakan pada 9 Desember 2020 banyak warganet yang mulai mengkhawatirkan keamanan dan keselamatan masyarakat mengingat pandemi Covid-19 yang masih belum mereda. Warganet khawatir pelaksanaan Pilkada di tengah pandemi justru akan menambah lebih banyak lagi nyawa yang harus dikorbankan.
Anggaran Dana Pilkada
Selain mempertanyakan keselamatan rakyat di tengah pandemi Covid-19, warganet juga menyoroti permintaan penambahan anggaran dana Pilkada mencapai 535 M untuk kepentingan pengadaan APD.
Warganet juga menyinggung pendapatan dana dalam konser BPIP beberapa waktu lalu sebesar 4 M sementara permintaan penambahan dana untuk anggaran APD mencapai 535 M. Sebagian warganet pun menyurukan penundaan pelaksanaan Pilkada dan lebih fokus terhadap penanganan Virus Corona.
Gaungan Optimisme dalam Tagar #JaksaNetraldiPilkada
Pada awal keputusan pelaksanaan Pilkada tanggal 27 Mei lalu, banyak warganet yang kontra dan mempertanyakan urgensi penyelenggaraan Pilkada di tengah pandemi. Namun, sejak 1 Juni sentimen positif untuk topik ini melonjak tajam. Netray menangkap adanya penggunaan tagar optimisme pelaksanaan Pilkada, yaitu #JaksaNetralPilkada dan #JaksaNetraldiPilkada. Berikut beberapa cuitan populernya.
Netray kemudian menelusuri penggunaan tagar tersebut di Twitter. Berikut hasilnya.
Terdapat 3 ribu warganet yang turut menyerukan gaungan tagar optimisme sejak periode 1-2 Juni 2020. Netray memantau, tagar ini naik pada 1 Juni 2020 dengan inisiator seperti berikut.
Tagar ini pertama kali dinaikkan oleh akun @Effendi_Gozila pada pukul 15:00-16:00. Ia menulis narasi tentang netralitas Jaksa Agung ST. Burhanuddin terhadap penyelenggaraan Pilkada nanti. Ia juga turut menyebut akun @KejaksaanRI dalam gaungan tagar optimisme mendukung Kejaksaan RI mengawal dan mengawasi Pilkada 2020.
Tagar tersebut kemudian banyak digunakan dan mengalami kenaikan tajam pada 1 Juni hingga mencapai 4 ribu cuitan. Setelah ditelusuri kenaikan tagar tersebut tidak terjadi secara alami, namun dinaikkan oleh sejumlah pihak. Bahkan Netray menemukan adanya upaya penaikan tagar dengan metode give away seperti berikut.
Meskipun tagar #JaksaNetraldiPilkada berhasil menduduki deretan trending untuk topik Pilkada, aktivitas warganet menanggapi cuitan akun give away terpantau lebih banyak ketimbang aktivitas akun-akun yang membuat narasi dengan optimisme menggunakan tagar tersebut. Artinya, tagar tersebut berhasil naik bukan karena banyaknya warganet yang sepakat dengan cuitan berisi dukungan terhadap Kejaksaan Agung atau Pilkada, melainkan karena memang adanya upaya penaikan dari pihak tertentu melalui give away. Berikut jaringan percakapan dalam tagar #JaksaNetraldiPilkada.
Terlihat bahwa akun @Effendi_Gozila bersama @KejaksaanRI, dan @Beritasatu membentuk jaringan paling besar. Isinya adalah narasi positif mendukung Kejaksaan RI dalam mengawal Pilkada. Sementara jaringan yang berpusat pada akun @kuis_viral, @ViiralOfc, @viraaaal, @Riaaa07, dan @kilasrindu terbentuk dengan metode give away. Jadi penggunaan tagar tidak berisi narasi positif terkait Kejaksaan maupun Pilkada. Warganet hanya menyebutkan nama kota kemudian menambahkan tagar tersebut.
Dari pantauan ini dapat diketahui bahwa dominasi sentimen positif yang memuncak pada 1 Juni 2020 disebabkan oleh adanya tagar positif yang dinaikkan oleh sejumlah pihak, bahkan dengan metode give away. Sentimen negatif berisi kritik terhadap keputusan pemerintah yang menyepakati penyelenggaraan Pilkada di tengah pandemi seolah tenggelam dengan narasi positif di bawah tagar #JaksaNetraldiPilkada.