Pra pemilu, publik sempat terhibur atas lelucon petugas KPPS yang ‘naik kelas’ dari honorer mereka. Akan tetapi, pasca perhelatan pesta demokrasi ini cerita duka justru menyelimuti petugas KPPS. Teknis pekerjaan yang rumit, kurangnya pembekalan yang menyebabkan masa kerja panjang, hingga kurang ketatnya syarat skrining kesehatan menjadi penyebab tingginya angka kematian petugas pemungutan suara tersebut.
Per Senin, 19 Februari 2024 berdasarkan data yang dirilis oleh KPU, petugas pemilu yang meninggal berjumlah 71 orang dan petugas yang sakit sebanyak 4.567 orang. Berdasarkan data Kemenkes yang dirilis oleh BBC, penyebab terbesar dari kematian petugas tersebut adalah penyakit jantung yang mencapai 13 korban.
Memantau kejadian ini, Netray Media Monitoring kembali menganalisis pemberitaan media dan perbincangan warganet Twitter (X) dalam periode 15-19 Februari 2023. Hasilnya sebagai berikut.
Korban Meninggal KPPS Ingatkan Warganet Tragedi Pemilu 2019
Di kanal news Netray, berita yang mencatut kata kunci kpps ditemukan dalam 3.924 artikel. Berita-berita tersebut dirilis oleh 331 media berita daring. Portal media yang santer memberitakan kata kunci ini adalah Suara dengan unggahan sebanyak 170 artikel.
Puncak pemberitaan tentang topik ini terjadi di tanggal 15 Februari 2024 dengan total 1.349 artikel dalam sehari. Sementara itu, jika dilihat berdasarkan sentimen pemberitaan, artikel bersentimen negatif tampak dominan sepanjang periode pemantauan.
Salah satu isu yang memberikan sentimen negatif kepada kata kunci ini adalah tentang kondisi petugas KPPS pasca pemilu yang dinyatakan sakit hingga meninggal dunia. Tragedi ini mengingatkan pada kejadian Pemilu 2019 yang menelan korban hingga ratusan jiwa. Berdasarkan catatan KPU per Oktober 2019, jumlah petugas yang meninggal mencapai 894 jiwa sedangkan yang sakit sebanyak 5.175 orang.
Beban kerja yang berat serta kurangnya pembekalan untuk petugas pemula/muda menjadi faktor yang menyebabkan petugas ‘kewalahan’ atau kelelahan dalam bertugas. Proses pengambilan dan penghitungan suara pemilu serentak ini menghabiskan waktu bahkan lebih dari 24 jam. Akibatnya, kelelahan tersebut pun berujung pada jatuhnya korban hingga meninggal dunia.
Warganet Tepis Isu Kecurangan Pemilu
Berita duka hingga isu kecurangan yang dituduhkan kepada KPPS ini pun juga mendapat tanggapan dari warganet Twitter(X). Sebanyak lebih dari 70 unggahan yang menyebut kata kunci kpps. Topik ini menyedot atensi warganet, terlihat dari jumlah impresi yang sebanyak 222,2 ribu reaksi dengan potential reach mencapai 169,9 juta akun.
Perbincangan warganet di kanal ini terlihat naik turun dan memuncak di tanggal 19 Februari dengan total 22,9 ribu unggahan dalam sehari. Sama halnya dengan kanal pemberitaan, jika dilihat berdasarkan sentimen, unggahan bersentimen negatif tampak lebih mendominasi di sepanjang pemantauan.
Petugas yang jatuh sakit hingga meninggal dunia juga menjadi topik yang santer diunggah warganet terkait kata kunci ini. Perbincangan bersentimen negatif kian santer setelah adanya isu kecurangan di tempat pemungutan suara (TPS). Warganet yang tidak menerima tuduhan tersebut pun turut membela petugas KPPS dengan menaikkan beberapa tagar dukungan, seperti #dituduhcurang, #ngitung28jam, dan #5jutakppskerjakeras.
Pemilu serentak untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, serta anggota DPD RI disinyalir menjadi faktor kelelahan para petugas KPPS. Pemungutan dan penghitungan suara yang harus dituntaskan dalam satu hari tersebut menjadi beban kerja yang begitu berat bagi petugas pemilu. Hal inilah yang dijadikan ajang kritik warganet atas tragedi yang menimpa petugas pemilu.
Sebelumnya, publik dibuat terpikat dengan tawaran gaji petugas KPPS yang menyentuh kisaran 1 juta lebih. Akan tetapi, beberapa calon petugas tersebut terutama pemula tidak menyangka jika beban kerja yang diterima justru lebih berat. Beberapa warganet pun menyampaikan hal tersebut bahkan merasa ‘kapok’ mendaftar sebagai petugas pemilu. Bahkan ketika sejumlah banyak petugas merasa lelah hingga jatuh sakit, mereka mengaku kesulitan untuk mengambil gaji yang merupakan haknya sebagai petugas.
Tak berhenti di isu petugas yang jatuh sakit hingga meninggal dunia. Warganet juga dibuat geram oleh isu kecurangan yang terjadi saat pemungutan suara. Banyak dari warganet yang menceritakan tentang perjuangan petugas yang menghabiskan tenaga dalam Pemilu 2024 kali ini. Bahkan warganet pun justru berbalik curiga jika kecurangan tersebut justru berasal dari proses perekapan tingkat atas, yakni KPU. Oleh karena itu, tak sedikit warganet yang turut membela petugas KPPS yang sudah bekerja keras dalam prosesi tersebut.
Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang sesuai kebutuhan secara real time, Anda dapat berlangganan atau menggunakan percobaan gratis di netray.id.
Editor: Ananditya Paradhi