Masa jabatan Gubernur DKI Jakarta dan Wakil Gubernur, Anies Baswedan dan Riza Patria telah resmi berakhir pada 16 Oktober 2022. Menteri Dalam Negeri kemudian melantik Heru Budi Hartono sebagai Pj Gubernur pada Senin pagi (17/10) tepat setelah pemberhentian secara terhormat Anies Baswedan dan Ahmad Riza Patria sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.
Pj Gubernur DKI diperlukan untuk mengisi kekosongan jabatan karena Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) selanjutnya akan berlangsung pada 2024. Presiden Jokowi memilih langsung Pj Gubernur DKI yang sebelumnya telah diajukan beberapa nama oleh DPRD DKI dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Heru dipilih karena dinilai telah berpengalaman di pemerintahan Jakarta. Jabatan yang pernah diduduki Heru antara lain Staf Khusus Wali Kota Jakarta Utara, Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri Pemprov DKI Jakarta serta Wali Kota Jakarta Utara.
Dengan kata kunci anies && pengganti, dki jakarta&& gubernur&&pergantian, gubernur dki&&pergantian, gubernur dki&&pengganti, serta gubernur dki&&pj tampak warganet cukup ramai membicarakan isu ini. Selama periode pemantauan 16-17 Oktober 2022 tercatat sebanyak 4.503 twit dari 2.430 akun memperbincangkan isu ini. Sentimen negatif mendominasi perbincangan ini meski hanya terpaut tipis dari sentimen positif, yaitu 1.930 twit sentimen negatif dan 1.929 sentimen positif.
Sentimen negatif dari twit terpopuler muncul untuk Pemprov DKI Jakarta. Cuitan @restyca_yah menganggap tagar #welcomeHomeHBH yang ditwit oleh akun Twitter resmi Pemprov DKI memperlihatkan dukungan berlebihan kepada Heru yang sebelumnya pernah diusung sebagai calon wakil gubernur bersama Ahok pada Pilkada 2017. Menurutnya akun pemerintah seharusnya bersikap netral agar tidak menimbulkan perpecahan.
Sentimen negatif juga banyak mengalir untuk Heru. Sejumlah warganet cenderung sinis dengan terpilihnya Heru sebagai PJ Gubernur karena tidak dipilih langsung oleh warga Jakarta.
Selain itu muncul juga nada nyinyir warganet untuk Heru terkait pengaktifan kembali posko pengaduan di Balai Kota. Seperti yang dicuitkan akun @fadlyhendra11, program yang pernah diadakan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada masanya, dianggap tidak merakyat. Tak berbeda jauh @ncangben juga menilai program tersebut justru mengembalikan rakyat pada cara tradisional padahal semasa Anies sudah disediakan aplikasi Jakarta Kini (JAKI) sebagai aplikasi pengaduan.
Tudingan negatif akan keraguan terhadap kinerja Heru muncul, sebab ia pernah bersinggungan dengan pemeriksaan beberapa kasus dugaan korupsi di Jakarta. Meski tak banyak meraih impresi ada pula warganet yang membahasnya seperti yang dicuitkan oleh @Bama2278 dan @fathkadesign.
Tidak hanya Heru, Anies Baswedan yang sudah berhenti dari jabatannya juga masih mendapat serangan dari warganet. Mereka cenderung menilai kinerja Anies yang telah lalu tidak menghasilkan apa-apa, hanya pandai berkata-kata dan mengerahkan buzzer untuk menciptakan pencitraan yang baik. Hal tersebut seperti yang tertulis pada akun @ox1ferrel dan @ezkisuyanto. Kemudian warganet juga percaya kinerja Heru akan lebih baik dari kinerja Anies dan tidak memainkan isu agama untuk mendongkrak citra seperti yang dicuitkan oleh akun @53NNO_ dan @RajaGukGukDjrg
Isu rasial juga sempat muncul di antara warganet. Ada yang bergembira bahwa jabatan gubernur kembali diduduki oleh warga asli Indonesia. Seperti yang diketahui Anies memiliki keturunan Arab dalam darahnya. Euforia menyambut Heru, seolah terlepas dari belenggu penjajah seperti yang tampak dalam akun @_AngryWolf_, @13_trio, dan @OxEmje.
Pantauan Pemberitaan Media Online Isu Pergantian Gubernur DKI
Netray juga memantau isu pergantian Gubernur DKI Jakarta pada pemberitaan media online. Dengan kata kunci dan periode yang sama tercatat sebanyak 600 berita dari 70 media membahas isu ini. Kategori pemerintahan mendominasi pemberitaan sebanyak 580 berita disusul kategori politik dengan 11 berita dan kategori bencana 4 berita.
Pada periode 16-17 Oktober terdapat peristiwa yang terjadi bersamaan yakni penghentian Anies-Riza serta pelantikan Heru Budi Hartono sebagai Pj Gubernur DKI Jakarta. Pemberitaan mengenai pelantikan Pj tampak lebih mendominasi pemberitaan. Terlihat dari kata ‘selamat’ dan ‘Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian’ menjadi isu yang paling banyak muncul selama periode pemantauan.
Kata ‘selamat’ mengandung berita ucapan selamat dari Anies Baswedan, Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi, hingga Pemprov DKI untuk Gubernur yang baru seperti yang diberitakan. Sedangkan kata ‘Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian’ mencakup pemberitaan Mendagri yang bertugas melantik Pj Gubernur.
Setelah dilantik, Heru Budi cukup banyak mendapat berita yang bersentimen positif. Ia melakukan pembaruan yang sebelumnya tak banyak dilakukan Anies. Salah satunya membuka kembali posko pengaduan langsung di kantor Balai Kota seperti yang pernah dilakukan pada masa kepemimpinan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama. Posko pengaduan digelar setiap Senin hingga Kamis mulai dari pukul 08:00-09:000 WIB seperti yang ditulis Alinea dan Tribun Papua.
Pada hari pelantikan itu juga Heru melakukan beberapa manuver seperti menemui Menteri PUPR untuk membahas penanganan banjir Jakarta hingga kemacetan di Jakarta dengan menawarkan solusi mengurangi putaran U (U-turn) dan menambah jalur satu arah. Hal ini disampaikannya setelah mengikuti rapat paripurna DPRD DKI Jakarta. Dua isu tersebut tak sedikit diberitakan media online, contohnya seperti yang diberitakan Tribun News dan CNN Indonesia.
Pelantikan Pj Gubernur DKI Jakarta ini juga mendapat perhatian dari para legislator. Pimpinan Komisi II DPR, Junimart Girsang berharap Heru Budi dapat bersikap netral, konsisten dalam politik dan netral dari polarisasi politik masa sebelumnya. Ada pula Anggota Komisi II DPR Fraksi PDIP Rifqinizamy Karsayuda, juga meminta Heru Budi tidak hanya tegas memimpin DKI namun juga responsif dalam menanggapi berbagai keluhan warga Jakarta seperti yang tampak dalam liputan6 dan Voice of Indonesia.
Anies Baswedan juga mendapat porsi pemberitaan positif walaupun tak sebanyak Heru. Berita mengenai capaian kinerja Anies Baswedan yang disajikan dalam infografis tampak mewarnai pemberitaan. Capaian tersebut berdasarkan dokumen Transformasi Jakarta 2017-2022 antara lain tingkat kemacetan yang sedikit demi sedikit berkurang, banjir yang mulai terkendali, penumpang transportasi publik yang meningkat dan penambahan pembangunan infrastruktur seperti jalur sepeda, trotoar, hunian DP 0, taman, dan hutan kota yang tampak pada pemberitaan kumparan.com. Kumparan juga menampilkan infografik penghargaan yang diperoleh DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Anies.
Meskipun sudah menjadi mantan Gubernur DKI, dalam periode pemantauan Anies mendapat berita dengan sentimen negatif. Kabar tersebut datang dari Direktur Eksekutif Indonesia Police Monitoring Ferdinand Hutahaean. Seperti yang diberitakan akurat.co, nada sarkas muncul dari seorang Ferdinand melalui akun Twitter @FerdinandHutah5 , ia menuliskan “Akhirnya Besok 16 Oktober 2022 Jakarta Akan Ada Pj Gubernur. Selamat berbahagia warga Jakarta, Ibukota akan diurus dengan cara yang benar menyelesaikan masalah Jakarta..!! Selamat Jalan Anies.., Jakarta Bebas Dari Hambatan Kemajuan Kota..! Jakarta Kembali Ke Pribumi Indonesia.!”. Hal ini tampak diberitakan oleh akurat.co dan suara.com
Namun di balik itu adapula warga yang membela Anies seperti yang diberitakan oleh Warta Ekonomi. Warganet tampak simpati pada Anies dengan membalas twit Ferdinand bahwa rakyat menyambut Anies sebagai presiden 2024.
Pergantian Gubernur DKI Jakarta sementara telah dilakukan guna mengisi kekosongan jabatan. Gubernur definitif selanjutnya akan ditentukan pada Pemilu serentak 2024. Kini, Heru Budi yang dilantik menggantikan Anies Baswedan menjadi harapan baru bagi warga untuk menyelesaikan masalah ibukota yang kompleks. Hal ini tak semudah membalikkan telapak tangan dan butuh dukungan dari banyak pihak untuk mewujudkannya.
Editor: Winda Trilatifah