HomeCurrent ReportPerdebatan Topik Larangan Mudik di Twitter

Perdebatan Topik Larangan Mudik di Twitter

Published on

Beberapa waktu lalu Media Monitoring Netray mencoba menilik pemberitaan tentang larangan mudik yang disiarkan di media berita daring. Kali ini Netray akan menilik perkembangan topik terkait larangan mudik di media sosial Twitter. Apa sajakah topik-topik yang menghiasi perbincangan publik di linimasa Twitter? Simak pantauan Netray berikut.

Netray menjaring 133 ribu twit dari total 65 ribu akun yang turut bergabung dalam perbincangan topik soal mudik selama 3 minggu terakhir. Total akun sebanyak itu kemudian menciptakan impresi sebesar 5,5 miliar dengan potensi jangkauan di atas 200 ribu akun. Dari total akun dan raihan impresi yang mencapai 5 miliar mengindikasikan bahwa topik ini sangat menarik perhatian publik untuk turut bersuara. Sementara apabila mengamati pembagian sentimen pada Sentimen Trend dapat kita simpulkan sementara bahwa secara umum topik mudik diperbincangan dengan muatan sentimen negatif di Twitter.

Meskipun demikian, periode di minggu terakhir topik ini unggul sentimen positif. Mengapa demikian? Apa saja kah topik yang diperbincangkan dan mempengaruhi muatan sentimen tersebut? Berikut Netray akan membaginya ke dalam tiga periode agar masing-masing ragam topik yang dibicarakan dapat dibaca dengan jelas.

Larangan Mudik dan Pembukaan Objek Wisata

Seperti kita ketahui, pemerintah secara resmi telah melarang mudik Lebaran 2021 selama 6-17 Mei 2021. Kebijakan itu diperketat dengan dikeluarkanya Addendum atas Surat Edaran Nomor 13 Tahun 2021 tersebut. Pengetatan persyaratan Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN) 2 pekan sebelum dan sepekan setelah masa peniadaan mudik, yakni 22 April-5 Mei 2021 dan 18-24 Mei 2021.

Di sisi lain sejumlah tempat wisata dilaporkan akan tetap buka meskipun pemerintah memutuskan melarang kegiatan mudik. Pembukaan tempat wisata tersebut dianggap sebagai suatu kebijakan yang kontradiktif. Pasalnya, mengizinkan tempat wisata dibuka sama saja membuka peluang terjadinya kerumunan masyarakat, sesuatu yang coba dicegah dengan peniadaan mudik Lebaran. Lantas bagaiamana tanggapan warganet?

Dengan menggunakan kata kunci yang lebih spesifik mudik && wisata, Netray menemukan ratusan twit yang membahas polemik ini. Sebagian besar perbincangan warganet didominasi oleh sentimen negatif atau dengan kata lain tidak sependapat dengan kebijakan yang dibuat pemerintah tersebut. Mengapa demikian?

Dari pantauan Netray, warganet merasa kecewa dengan pemerintah yang diniliai setengah-setengah dalam mengambil kebijakan. Larangan mudik dan pembukaan objek wisata secara bersamaan menjadi pertanyaan besar warganet. Mereka menganggap kedua kebijakan tersebut tidak berkesinambungan, tidak sinkron, dan nanggung. Seharusnya, jika memang ingin menekan angka penyebaran Covid-19 dengan meminimalisir kerumunan, kedua hal yang berpotensi menimbulkan kerumunan massa tersebut sama-sama dilarang dengan tegas. Saking gemasnya, warganet pun saling melempar guyonan; tidak akan mudik tapi berwisata ke kampung halaman. Berikut adalah sejumlah akun yang paling banyak bersuara dan ditandai dalam perbincangan seputar polemik larangan mudik dan pembukaan tempat wisata.

Menanggapi hal ini, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menegaskan bahwa selama peniadaan mudik berlangsung, masyarakat memang diizinkan untuk berwisata. Namun, hanya di objek wisata dalam kota atau wilayah aglomerasi saja. Meskipun demikian, tetap saja kebijakaan pembukaan tempat wisata di masa Lebaran menuai perdebatan.

Dispensasi Mudik untuk Santri

Hal yang menjadi sorotan selanjutnya adalah soal permintaan dispensasi mudik untuk para santri. Permintaan tersebut diajukan oleh Wapres Ma’ruf Amin. Beliau meminta kepada kepala daerah agar memberikan dispensasi terhadap para santri, yang pulang dari pesantren ke rumah masing-masing di masa pandemi COVID-19. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, yang memberikan kemudahan khusus kepada para santri yang pulang belajar dari pesantren. Alasannya adalah santri relatif lebih aman dari penularan Covid-19 karena beraktivitas di dalam lingkup pondok pesantren.

Permintaan dispensasi mudik santri ini menuai pro dan kontra dari sejumlah pihak. Gerakan Pemuda Kabah merupakan salah satu yang mendukung permintaan ini. Sementara Pemda DIY dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi pihak yang tetap tegas meminta santri tidak mudik. Lalu bagaimana dengan warga Twitter?

Netray kembali menelusuri topik larangan mudik dengan lebih spesifik mengaitkannya dengan dispensasi santri. Hasilnya, perbincangan topik ini didominasi oleh sentimen negatif. Sama seperti topik larangan mudik dan kebijakan pembukaan objek wisata, topik ini juga banyak mendapat tanggapan yang kontra. Berikut beberapa ungkapan hati warganet menanggapi polemik ini.

Dari pantauan media monitoring Netray terlihat bagaimana warganet menyampaikan keheranannya terhadap usulan tersebut. Terlebih lagi hal itu disampaikan oleh wakil kepala presiden, K.H Ma’ruf Amin. Padahal sudah sejak jauh-jauh hari presiden Joko Widodo telah memutuskan untuk melarang mudik. Menanggapi hal ini, warganet menilai pemerintah terkesan tidak serius dalam mencegah penyebaran Covid-19 di masa Lebaran. Dispensasi yang secara spesifik disebutkan untuk para santri juga memunculkan pandangan bahwa pemerintah diskriminatif terhadap satu pihak. Sementara tidak hanya santri yang ingin pulang ke kampung halaman. Sekali lagi, warganet meminta pemerintah untuk tegas, konsisten, dan tidak setengah-setengah. Aturan larangan mudik harus mengikat semua pihak, tidak terkecuali.

Kampanye Humas Polri

Hal yang menarik dari pemantauan Netray kali ini adalah bahwa perdebatan di Twitter yang cukup ramai selama sebulan terakhir diselingi dengan kampanye dari pemerintah. Kampanye yang dilakukan serentak oleh sejumlah akun kepolisian di Twitter terpantau berhasil mengembalikan gelombang positif topik larangan mudik di Twitter, setelah sejak awal April dipenuhi sentimen negatif.

Meski tidak menutup warganet pada umumnya untuk tetap menyuarakan pendapatnya. Namun, dari Top Words di atas terlihat bahwa tagar kampanye positif #LindungiKeluargaTercinta mendominasi perbincangan topik selama seminggu terakhir. Hal ini karena tagar ini dinaikkan serentak pada 22 April 2021. Isinya adalah kutipan pernyataan Presiden Joko Widodo dan himbauan agar tidak melakukan mudik ke kampung halaman demi keselamatan bersama. Berikut adalah sejumlah akun yang menyuarakan tagar dan himbauan ini.

Sejumlah paradoks yang melingkupi aturan mudik menjadi perdebatan yang serius di media sosial Twitter. Mulai dari kebijakan pembukaan objek wisata yang kemudian dibenturkan dengan larangan mudik hingga usulan dispensasi mudik untuk para santri yang diajukan oleh Wapres Ma’ruf Amin. Dari pantauan Netray, warganet bukannya tidak sepakat dengan aturan pelarangan mudik atau pulang kampung di masa lebaran. Hanya saja, ketidakkonsistenan pemerintah dalam hal ini yang membuat warganet geram. Apabila memang alasan pelarangan mudik adalah untuk meminimalisir kerumunan dan pencegahan penyebaran Covid-19 maka aturan yang bersifat menyeluruh sebaiknya tegas diberlakukan. Demikian pantauan Netray.

More like this

Kenaikan PPN 12% dan Gelombang Protes Warganet X: Bantuan Pemerintah Dianggap Tak Sebanding

Pemerintah akhirnya memutuskan untuk tetap menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada senin...

Tenggelam dalam Arus Sentimen Negatif, Gus Miftah Akhirnya Mundur

Miftah Maulana Habiburrahman atau yang biasa disebut Gus Miftah menjadi sorotan publik baru-baru ini...

Kebijakan Kenaikan PPN 12%, Gelombang Negatif Penuhi Linimasa X

Jelang akhir tahun 2024, kabar mengejutkan datang dari Menteri Perekonomian Sri Mulyani. Pajak Pertambahan...