Nama pahlawan nasional Tan Malaka tiba-tiba menjadi trending topic di linimasa Twitter pada tanggal 6 Januari 2021 lalu. Sementara itu, tak ada momentum apapun yang biasanya menjadi pemantik perbincangan seperti hari kelahiran atau semacamnya. Lantas mengapa warganet ramai membicarakan Tan Malaka? Siapa saja yang terlibat dalam proses naiknya kata kunci ini di Twitter?
Guna menjawab pertanyaan tersebut, Netray Media Monitoring telah melakukan pemantauan terkait kata kunci dengan menggunakan metode social network analysis (SNA). Netray akan menelisik perkembangan volume perbincangan selama jangka waktu tertentu dan melihat bagaimana perubahan sudut pandang warganet ketika membicarakan subjek pemantauan.
Analisis SNA Perbincangan Tan Malaka
Sebelum memulai analisis jejaring sosial, data yang perlu dicermati terlebih dahulu adalah diagram peak time. Di sini terlihat bahwa perbincangan tentang Tan Malaka muncul mulai tanggal 5 Januari 2021 dan mencapai puncaknya pada tanggal 6 Januari 2020. Pemantauan sejak tengah malam hingga pukul 6 pagi menunjukkan bahwa akun @CNNIndonesia menjadi episentrum pembicaraan. Meskipun itu masih dalam skala yang sangat terbatas.
Laman CNN Indonesia memuat liputan yang berisi permohonan keluarga mendiang Tan Malaka agar perjuangan Tan Malaka dalam menggagas Republik Indonesia dituangkan ke dalam pelajaran sejarah. Karena di luar radar akun yang memiliki pengaruh besar, cuitan tersebut sangat rendah direspon warganet. Akan tetapi, laporan CNN Indonesia yang lain akhirnya menarik banyak perhatian, yakni kala menulis pernyataan Novel Bamukmin, anggota PA 212 yang menolak usulan keluarga Tan Malaka.
Terlihat dari gambar di atas, cuitan kedua mendapat reply hingga 430 kali. Jumlah ini melesat lebih jauh jika dibandingkan dengan cuitan tentang Tan Malaka sebelumnya yang hanya dibalas sebanyak 4 cuitan saja. Warganet lebih tertarik membaca kontroversi yang dimulai oleh anggota PA 212 daripada pendapat konstruktif dari keluarga Tan Malaka.
Karena laporan tersebut, sepanjang tanggal 5 Januari akun @CNNIndonesia menjadi simpul perbincangan warganet kala membahas pemberitaan terkait Tan Malaka. Hal itu berlangsung hingga petang hari.
Baru setelah masuk ke tanggal 6 Januari, episentrum perbincangan warganet mulai bergeser ke sejumlah akun lain. Dalam paruh waktu antara tengah malam hingga pukul 6 pagi, giliran akun @budimanjatmiko yang menjadi pusat pembicaraan.
Namun, dari diagram peak time di bawah dapat dilihat bahwa baru menjelang tengah hari cuitan yang mengandung kata kunci Tan Malaka meledak.
Setelah akun milik politisi PDIP tersebut, sudah tidak ada lagi akun tunggal yang menguasai pembicaraan. Akun-akun ini menjadi pusat perbincangan dalam waktu yang hampir bersamaan, yakni mulai tengah hari hingga malam. Mereka mendapat respon dalam jumlah yang cukup masif dari warganet. Di antaranya adalah @historia_id dan @Sketsa_Rasa. Ada juga beberapa akun yang cuitannya cukup banyak di-retweet oleh warganet, seperti @mazzini_gsp, @sansan_ntrl, dan @DesaKita2.
Dari kelima akun tersebut, sebenarnya tidak ada akun yang secara diametral terpisah dengan akun yang lain. Warganet terlihat kerap menandai dua atau lebih akun dalam cuitan mereka. Hal ini dibuktikan dengan adanya garis yang saling berpotongan dari diagram tersebut. Situasi ini dapat diartikan bahwa akun-akun tersebut berasal dari lokus audiens yang sama, yakni mereka yang mengenal sejarah Tan Malaka dan berani berpendapat di sosial media.
Yang Absen dari Pemantauan
Karena analisis social networking adalah untuk melihat aktor dan kelompok mana saja yang berbicara pada topik tertentu, pemantauan kata kunci Tan Malaka ini menunjukan fakta yang unik. Meski dipicu oleh komentar salah satu anggota PA 212, namun tidak ada cuitan dari kelompok mereka yang ikut terjun dalam arus pembicaraan.
Sebagai contoh, akun @ustadtengkuzul dan @maspiyu5 yang kerap meramaikan perbincangan di Twitter dari kubu tersebut, di sini malah sama sekali tidak ikut campur. Tidak ada penjelasan apapun terkait hal ini, kecuali komentar Novel Bamukmin di media massa adalah murni inisiatif pribadinya.
Tan Malaka adalah sosok pahlawan yang sangat kompleks. Meski ia sempat berafiliasi dengan partai yang dianggap paria di negeri ini, sosoknya yang religius dan berasal dari masyarakat agamis tak bisa dinafikan begitu saja. Selain itu gagasannya tentang Republik Indonesia jauh mendahului pemikiran founding father yang lain seperti Soekarno, Hatta, dan Sjahrir. Perlu proses yang besar dan lebih lama lagi untuk menempatkan nama Tan Malaka di tempat yang lebih layak lagi.