Abdi Negara Nurdin atau yang biasa dikenal sebagai Abdee Slank, beberapa waktu lalu terpilih sebagai salah satu Komisaris Independen PT Telkom Indonesia Tbk (Persero). Sontak publik dalam negeri dibuat terkejut mendengar kabar ini. Bagaimana mungkin sosok dengan latar belakang ‘anak band’ bisa mendapat jabatan di salah satu BUMN. Seringnya sih diisi orang-orang yang dinilai dekat dengan kehidupan bisnis dan manajemen, kecuali ada alasan lain mengapa Abdee Slank bisa terpilih.
Jika ada pertanyaan kasus semacam ini, warganet biasanya paling lihai dalam urusan membangun opini tentang sebuah peristiwa. Apa perhitungan pemerintah mengangkat Abdi Negara sebagai pimpinan PT Telkom, sedangkan rekam jejaknya dalam dunia ekonomi dan bisnis masih sangat minim. Opini mengalir melalui kicauan, postingan, balasan atas twit, hingga impresi berupa favorites. Semakin banyak impresi yang diterima oleh sebuah twit, berarti argumen cuitan tersebut diamini oleh banyak orang.
Netray Media Monitoring ingin memantau linimasa Twitter untuk melihat komentar apa saja yang muncul dari warganet. Pemantauan tersebut diupayakan dapat mengekstraksi pendapat-pendapat yang paling berpengaruh. Termasuk siapa saja yang kicauannya mendapat respons yang sangat tinggi selama periode pemantauan. Yuk simak bagaimana komentar-komentar warganet Twitter tentang dipilihnya Abdi Negara menjadi Komisaris PT Pertamina hingga membentuk sebuah topik perbincangan.
Laporan Statistika Pemantauan Jabatan Komisaris untuk Abdee Slank
Untuk menangkap topik perbincangan secara lebih jelas lagi, Netray menggunakan kata kunci abdee slank, komisaris telkom, dan bismilah komisaris. Dua kata kunci di depan diadopsi langsung dari wacana yang berkembang di masyarakat. Sedangkan kata kunci terakhir merupakan istilah yang sedang populer di sosial media Twitter sebagai tanggapan terhadap berita ini. Pemantauan sendiri dilakukan selama periode 26 Mei – 1 Juni 2021.
Hasilnya selama periode pemantauan didapatkan 12.688 kicauan warganet yang mengandung kata kunci di atas. Perbincangan terkait topik “Abdee Slank jadi komisaris PT Telkom” seperti pada grafik di atas muncul sejak tanggal 28 Mei 2021 hingga akhir periode pemantauan. Puncak perbincangan terjadi pada tanggal 29 Mei 2021 dan akan dijelaskan lebih terperinci lagi pada bab selanjutnya.
Dari temuan Netray terlihat bahwa perbincangan ini mendapat respons yang sangat tinggi dari warganet. Setidaknya terdapat 14,4 juta kali total interaksi berupa reply, retweet, dan favorites. Topik pemantauan diketahui dapat menjangkau 111,4 juta pengguna Twitter secara potensial. Dengan kuantitas ini bisa dibilang isu komisaris BUMN tergolong sebagai perbincangan nasional.
Diberi Jabatan jadi Alasan Absen Kritik Pelemahan KPK
Diakui atau tidak Abdi Negara dan Slank adalah selebritis yang akan selalu menjadi pusat perhatian publik. Mereka sangat paham kekuatan posisi sosial mereka dan kerap memanfaatkannya untuk mendorong isu-isu progresif. Isu yang kerap dibawa Slank adalah pemberantasan korupsi hingga dukungan ke KPK. Mereka bahkan membuat lagu yang sepenggal liriknya mengkritik perilaku para koruptor.
Abdi Negara dan Slank akhirnya terjun ke dunia politik lebih dalam lagi dengan mendukung pencalonan Joko Widodo sebagai presiden di pemilu 2014 dan 2019 yang lalu. Pada saat itu Joko Widodo memang terlihat membawa perubahan termasuk dalam agenda pemberantasan korupsi dan penguatan KPK. Namun realitas tidak sesuai dengan harapan. Sekarang justru terjadi pelemahan besar-besaran terhadap posisi Komisi Pemberantasan Korupsi melalui sejumlah instrumen kenegaraan. Dan sayangnya Slank seperti bungkam melihat manuver pelemahan KPK, mereka tak lagi menjadi suara paling ingar mengkritik kondisi sosial politik semacam ini. Warganet lantas menghubungkan pemberian jabatan komisaris dengan kepasifan tersebut.
Cara pandang seperti ini cukup banyak berseliweran di Twitter melalui kicauan akun besar seperti dari @mazzini_gsp, @kafiradikalis dan @BossTemlen. Slank tak lagi bisa bernada kritis terhadap pemerintah karena selain mereka sekarang berada di dalam gerbong rezim, juga telah diberi akses ke sumber kesejahteraan. Meskipun tidak semua personel Slank yang terekpos, di sini hanya Abdi Negara saja yang menjabat komisaris BUMN.
Meskipun opini ini masih membutuhkan pembuktian dari sekedar klaim, tetapi begitulah cara kerja kekuasaan. Untuk mempermudah pengelolaan dan meminimalisir resiko konflik, sistem berbasis profesionalitas kerap ditunda agar pemerintahan stabil. Tak hanya pendukung, bahkan oposisi dalam level tertentu juga ikut diakomodasi agar tidak menghadirkan nada-nada sumbang dihadapan kekuasaan.
Ketiga akun di atas tercatat ke dalam grafik Top Accounts meski tidak menempati puncak interaksi. Dari data yang dirangkum Netray Media Monitoring, akun @msaid_didu mendapat impresi terbanyak dari warganet. Total impresi tersebut datang dari sejumlah kicauan yang mengkritik kebijakan pengangkat Abdee Slank sebagai komisaris PT Telkom. Baginya logika yang digunakan untuk mengambil kebijakan sangat bertentangan dengan semangat BUMN dalam meningkatkan profesionalitas mereka sebagai unit usaha ekonomi.
Akun kedua dalam daftar ini adalah @ditamoechtar_ yang juga mempermasalahkan latar belakang Abdi Negara sebagai ‘anak band’ tetapi bisa menjabat komisaris. Kalau begitu sarjana hukum bisa menjadi dokter dengan logika yang sama. Lantas @ditamoechtar_ berkelakar apabila sekarang mantan komisaris Telkom yang menggantikan posisi Abdee sebagai gitaris band Slank.
Sejumlah akun lain yang juga meramaikan jagat perbincangan antara lain @alisyarief yang bertanya kepada @mohmahfudmd mengapa Abdee Slank, sebagai relawan Jokowi, tidak dimasukkan ke dalam perusahaan pribadinya. Mengapa harus BUMN yang notabene milik negara? Pemerintah tentu harus memiliki argumen yang kuat mengapa kebijakan ini bisa muncul.
Dua akun terakhir memiliki intonasi positif kala membuat kicauan. Namun, jika diamati dengan lebih seksama, kicauan dari @Hilmi28 memiliki tendensi parodi. Ia “berprasangka baik” bahwa mungkin sudah takdir Abdi Negara untuk mengabdi kepada negara. Sedangkan akun @ChusnulCh_ adalah akun buzzer yang dituding oleh @msaid_didu bahwa mereka akan menggunakan segala macam argumen guna menjustifikasi pemilihan Abdi Negara sebagai komisaris independen PT Telkom Indonesia.
Masih banyak sudut pandang dan respon warganet yang mungkin belum terangkum dalam analisis ini. Meski terlihat sederhana, pemilihan jabatan ini memiliki akar yang sangat kompleks berhubungan dengan bagaimana sebuah kekuasaan di kelola. Munculnya aksi “bismilah komisaris” dari warganet menunjukan sindiran atas politik balas budi, kalau kata Vice.com.