Di tengah maraknya aplikasi pinjaman online yang menawarkan kemudahan pinjaman bagi pengguna, kini muncul jasa pinjaman pinpri (pinjaman pribadi) yang beredar di media sosial Twitter. Pinpri merupakan istilah yang digunakan warganet untuk merujuk pada jasa pinjaman antar user di Twitter. Warganet yang membuka jasa pinpri (open pinpri) biasanya akan menawarkan besaran nominal yang bisa dipinjamkan beserta fee yang harus dibayar oleh peminjam dalam sebuah tweet.
Akun-akun yang melakukan open pinpri ini menawarkan pinjaman mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Syarat yang diberikan pun terbilang mudah, yakni hanya memberikan foto diri beserta identitas pribadi yang diperlukan, seperti KTP, nomor WA, alamat tinggal, hingga akun media sosial.
Berbeda dengan pinjaman online yang umumnya menawarkan pembayaran dalam jangan waktu satu, tiga, atau enam bulan, peminjam pinpri hanya diberikan waktu yang cukup pendek untuk pengembalian dana. Jatuh tempo (japo) yang ditawarkan rata-rata dalam jangka 24 atau 48 jam. Selebihnya, pengguna jasa ini akan diberikan denda pembayaran per jam dengan nominal yang bervariasi.
Hasil pantauan Netray Media Monitoring di Twitter dengan kata kunci pinpri selama seminggu terakhir (31 Juli-7 Agustus 2023) menunjukkan bahwa tren pinpri di Twitter masih berjalan aktif dengan intensitas yang padat. Selama sepekan, Netray menemukan 3,2 ribu twit yang diunggah oleh lebih dari 400 akun dengan potensi jangkauan hingga 1,7 juta akun Twitter berbahasa Indonesia.
Pembahasan soal jasa pinjaman pribadi ini tak pernah sepi setiap harinya dengan kisaran antara 200 hingga 700 tweet dalam sehari. Namun, sentimen negatif tampak mendominasi perbincangan dibanding dengan sentimen positif. Dari pantauan Netray, kata kunci ini setidaknya digunakan dalam tiga hal, untuk menawarkan jasa open pinpri, mencari pinjaman bagi pengguna jasa, dan laporan penipuan yang terjadi di pinpri, baik dari pengguna maupun pihak yang menawarkan jasa.
Kasus seperti peminjam yang tidak mengembalikan uang pinjaman maupun akun jasa pinpri bodong banyak ditemukan dalam perbincangan topik ini. Seperti yang terlihat pada Gambar 3 di bawah, kosakata seperti scammer, nipu, penipu, penipuan, tolong, help, dan kabur memiliki intensitas penggunaan yang tinggi. Keluhan warganet turut disampaikan dengan diwakiliki oleh kata-kata tersebut.
Scammer Pinpri: Sebar Data Peminjam yang Tak Bayar Hutang
Karena merupakan jasa pinjaman pribadi yang tidak berbadan hukum, aktivitas ini tidak diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga rawan terjadi penipuan. Namun, peminatnya tidak kalah dengan pinjaman online legal. Laporan penipuan yang banyak ditemukan setiap harinya ketika memantau kata kunci ini setidaknya menunjukkan bahwa aktivitas pinpri di Twitter masih banyak diminati.
Apabila pemilik hutang pinjol yang gagal bayar diteror oleh debt collector baik via telepon maupun secara langsung, di pinpri pemilik hutang yang menghilang dari tanggung jawab pembayaran akan disebar datanya di Twitter. Hal ini dilakukan agar pelaku segera melunasi pembayaran sekaligus peringatan kepada warganet lain agar tidak memberi pinjaman kepada pelaku yang mangkir atau semacam blacklist.
Tweet peringatan ini biasanya diawali dengan kata “scammer pinpri” kemudian disertai dengan data peminjam, seperti identitas pribadi, nama lengkap, nomor handphone, alamat, hingga akun media sosial untuk diviralkan di Twitter. Bukan hanya itu, foto peminjam beserta KTP turut diunggah sebagai peringatan. Unggahan penipuan ini mendominasi media populer yang ditemukan Netray. Berikut beberapa di antaranya.
Akun Pinpri Bodong Tetapkan Fee di Awal
Seperti disinggung di awal, penipuan ini tak hanya datang dari pengguna jasa. Pemberi dana atau akun yang melakukan open pinpri juga tidak sedikit yang dilaporkan sebagai penipu. Modus yang digunakan oleh oknum ini ialah dengan meminta fee atau bunga di awal perjanjian. Berdasarkan pemantauan Netray, pembayaran fee rata-rata dilakukan di akhir atau saat melakukan pelunasan. Akan tetapi, pengguna jasa yang tertipu didominasi oleh korban-korban yang membayar fee di awal perjanjian.
Menariknya, jasa ini banyak dikhususkan untuk pengguna perempuan. Sebagian besar pemberi dana membagikan jasa open pinpri ini dengan keterangan tambahan jika dirinya hanya menerima pelanggan perempuan. Wawancara yang dilakukan oleh Windy Arsil dalam sebuah artikel mengungkap bahwa hal ini dilakukan oleh pemberi dana untuk memperkecil kemungkinan terjadinya penipuan atau pengembalian dana yang macet.
Melakukan pinjaman dengan mudah tanpa agunan ataupun keterangan gaji, membuat jasa ini banyak diminati warganet. Namun, banyaknya laporan penipuan juga membuat warganet resah dengan transaksi ilegal tersebut. Sebab, data yang diberikan kepada pemberi dana tidak dijamin keamanannya.
Meski telah banyak yang merasa dirugikan atas jasa ini, kegiatan pinpri hingga saat ini masih aktif dicuitkan warganet. Dengan kata kunci ‘open pinpri’ warganet yang sedang membutuhkan uang dapat dengan mudah mencari jasa tersebut.
Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang sesuai kebutuhan secara real time, Anda dapat berlangganan atau menggunakan percobaan gratis di netray.id.
Editor: Winda Trilatifah