Bank Digital menjadi solusi untuk efektivitas bidang perbankan di era digitalisasi. Masa pandemi seperti sekarang memaksa segala bidang untuk terus melakukan perkembangan transformasi digital. Bidang perbankan menjadi salah satu bidang yang sedang mengembangkan pelayanan seluruhnya dalam bentuk digital. Ekspansi bank digital ini, regulasinya masih terus diolah oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Mengingat dalam Undang-Undang Perbankan Nomor 7 tahun 1992 hanya mengenal dua jenis bank, yakni bank umum dan bank perkreditan rakyat. Oleh karena itu, OJK akan segera merilis regulasi terkait persyaratan pembentukan bank digital.
Menilik kabar rencana ekspansi digital beberapa bank, Media Monitoring Netray melakukan pemantauan terkait topik tersebut. Sebenarnya apakah yang disebut dengan bank digital? Mengapa beberapa bank bergegas melakukan transformasi digital?
Bank Digital dalam Media Pemberitaan
Selama satu bulan periode pemantauan, topik bank digital diangkat oleh media pemberitaan sebanyak 309 artikel dari 53 portal media. Sentimen positif memenuhi linimasa pemberitaan untuk topik bank digital. Statistik pergerakan kurva terlihat stabil dari awal hingga akhir periode pemantauan. Hal ini menunjukkan persebaran topik berita tentang bank digital terbilang merata dari hasil pemantauan tersebut. Media terus mengawal pemberitaan terkait topik agar masyarakat dapat memperoleh kebaruan informasi. Sebenarnya apa sih bank digital itu?
Transformasi Bank Digital
Bank digital merupakan layanan perbankan daring. Segala bentuk pelayanan seperti transaksi, pembukaan rekening, aduan, dan semua kegiatan yang berkaitan dengan bank dapat dilakukan lewat smartphone. Melalui layanan ini, nasabah tidak perlu repot mendatangi kantor cabang, menyesuaikan jadwal nasabah serta berpatokan pada jam operasional kantor. Cara kerja layanan bank digital dirancang senyaman mungkin untuk menghemat waktu nasabah.
Adanya pandemi Covid-19 membuat interaksi sosial terhambat sehingga dibutuhkan layanan yang praktis untuk melakukan transaksi perbankan. Munculnya inovasi bank digital diharapkan dapat mempermudah segala urusan bidang finansial dalam satu genggaman. Perkembangan tersebut yang membuat Otoritas Jasa Keuangan menyegerakan untuk menetapkan regulasi dasar dan persyaratan dalam pembentukan bank digital.
Aturan OJK untuk Bank Digital
Persaingan antar bank dalam berekspansi menuju bank digital terus menjadi PR bagi Otoritas Jasa Keuangan. Bank besar maupun bank kecil sudah berbondong-bondong meminta izin OJK menuju transformasi bank digital. Sebab, bisa dibayangkan apabila suatu bank tidak memiliki layanan digital maka akan sulit bertahan dalam kondisi seperti ini. Media pemberitaan membingkai beberapa artikel respons OJK yang akan mewadahi bank digital dalam suatu bentuk peraturan bank digital. Dalam aturan tersebut, Otoritas Jasa Keuangan akan mengatur pendirian bank baru termasuk bank digital. Meski begitu, bank digital harus memiliki tata kelola teknologi yang lebih baik serta kapasitas permodalan yang mencukupi. Dikutip dari CNBC Indonesia, model bisnis bank baru yang full digital ini setidaknya harus memiliki modal inti sebesar 10 triliun rupiah untuk mengantisipasi layanan digital.
BNC Go To Bank Digital
Pada hasil pemantauan, media pemberitaan merangkum beberapa bank yang sudah melakukan persiapan untuk berekspansi menuju bank digital. Menyambut kabar dari Otoritas Jasa Keuangan yang akan segera merilis regulasi bank digital, BNC bersemangat untuk melakukan persiapan sejak awal.
Bank Neo Commerce yang merupakan rebranding dari Bank Yudha Bhakti menempuh strategi serius dalam memperkuat ekosistem digital. BNC siap menjadi bank digital dengan memberikan neo eksperience perbankan yang menyenangkan bagi nasabah melalui layanan digital end-to-end. Bank Neo bersedia memenuhi segala persyaratan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Melalui media Investor Daily Indonesia, BNC mengungkapkan akan membentuk ekosistem yang luas dengan mengajak berbagai perusahaan digital untuk bekerja dan berkembang bersama.
Bank Jago Satu Step lebih Awal untuk Transformasi Bank Digital
Bank yang juga menjadi sorotan media karena gencar mempersiapkan transformasi bank digital ialah Bank Jago. Berbeda dengan Bank Neo Commerce, Bank Jago sudah satu step lebih awal menuju bank digital.
PT Bank Jago Tbk memperlihatkan keseriusannya untuk menjadi bank digital dengan peluncuran aplikasi bernama Jago App. Melalui aplikasi tersebut, Bank Jago menawarkan Jago App sebagai solusi keuangan life-centric. Dalam Jago App tersebut pengelolaan uang menjadi lebih sederhana, kolaboratif, dan inovatif. Media Detik menyebutkan bahwa salah satu keunggulan Jago App adalah mempermudah nasabah dalam pembuatan rekening tanpa tanda tangan. Calon nasabah hanya diminta menyediakan KTP, Nomor Pajak, dan jaringan internet yang stabil. Kemudian calon nasabah mengisi formulir serta melampirkan foto dalam aplikasi. Setelah selesai nasabah melakukan video call dengan petugas customer service untuk verifikasi dan pembuatan rekening selesai. Percepatan proses tersebut yang membuat Bank Jago satu langkah lebih siap berkembang menjadi bank digital seutuhnya dari bank-bank lainnya.
Melihat Jajaran Organisasi
Gambar tersebut merangkum beberapa organisasi yang berkaitan erat dengan pembahasan tentang bidang perbankan digital. Organisasi yang paling banyak menjadi sorotan adalah Otoritas Jasa Keuangan sebagai organisasi yang menaungi perusahaan bidang perbankan. Selain itu, wacana transformasi digital tersebut nyatanya membuat semua bank berlari menuju ekspansi bank digital. Hal ini sesuai dengan jajaran organisasi yang terangkum dalam fitur entitas organisasi yang mana dipenuhi oleh nama-nama bank di Indonesia.
Sekilas Pandangan Warganet tentang Bank Digital
Selain melakukan pemantauan pada media pemberitaan, Netray juga mencoba memantau topik bank digital tersebut dalam media sosial Twitter. Apakah topik tersebut ramai diperbincangkan oleh warganet? Atau justru warganet tidak antusias akan ekspansi bank digital?
Pemantauan pada masa periode yang sama dengan media pemberitaan, yakni satu bulan terhitung dari 23 Maret-21 April, topik bank digital tidak ramai menjadi perbincangan. Warganet tidak begitu antusias membahas perkembangan bank digital tersebut. Hanya sebanyak 119 cuitan yang terangkum selama satu bulan pemantauan, itu pun sebagian cuitan berasal dari akun twitter portal media.
Cuitan dari akun-akun portal media pemberitaan seperti @korantempo, dan @KompasTekno, tersebut mengangkat topik bank digital dalam ranah media sosial twitter. Namun topik tersebut tidak menarik antusias warganet hingga memicu diskusi publik. Alhasil hanya terdapat beberapa warganet yang menuliskan tanggapannya terkait ekspansi bank digital.
Dari beberapa contoh cuitan di atas, tanggapan yang diungkapkan oleh warganet bersentimen netral dengan muatan kalimat mengarah nada positif. Hal ini dapat dikatakan bahwa pelebaran bidang perbankan menjadi bank digital mendapat sambutan baik dari masyarakat. Hanya saja OJK belum resmi mengeluarkan regulasi bank digital sehingga belum banyak warganet yang aware pada kabar tersebut. Selain menanggapi tentang bank digital secara keseluruhan, warganet juga membahas salah satu bank yang telah mendeklarasikan diri sebagai cikal bakal menuju bank digital yakni Bank Jago. Melalui inovasi peluncuran aplikasi yang diberi nama Jago App, bank ini berhasil mencuri perhatian publik.
Bank Jago, Bank Digital Pertama?
Peluncuran aplikasi dari Bank Jago yang merupakan inovasi menuju transformasi digital tersebut mendapat beberapa tanggapan dari warganet.
Berdasarkan cuitan warganet di atas, dapat dilihat bahwa sebagian warganet penasaran ingin mencoba kecanggihan yang ditawarkan oleh Jago App. Namun sebagian warganet lainnya yang sudah menggunakan aplikasi Bank Jago merasa terkendala dengan waktu pemrosesannya.
Bank digital memudahkan masyarakat untuk melakukan kegiatan finansial dalam satu genggaman smartphone. Selain menghemat waktu juga mengurangi intensitas kegiatan antrean, seperti yang sering terjadi pada bank konvensional. Namun disisi lain, ekspansi bank digital juga perlu menjalani uji coba untuk menghindari adanya kegagalan proses transaksi. Demikian analisis Netray.