Wacana pembangunan megaproyek Bukit Algoritma yang berhembus seminggu belakangan telah menarik perhatian publik untuk turut bersuara dan menyuguhkan sejumlah gagasan yang sekiranya membantu. Kritik dan pertanyaan seputar hal teknis maupun urgensi proyek pengembangan digital yang berkiblat pada Silicon Valley ini pun sempat bergaung dari sejumlah tokoh hingga masuk dalam ranah diskusi publik di Twitter. Bahkan hingga saat pemantauan ini ditulis, euforia gagasan Bukit Algoritma masih ramai dicuitkan oleh warganet.
Lalu bagaimana perkembangan topik Bukit Algoritma di media pemberitaan selama sepekan terakhir? Seperti apa media membungkus topik ini? Apa saja hal-hal yang disoroti media pemberitaan? Sementara itu, bagaimana masyarakat yang diwakili warganet menanggapi wacana pembangunan proyek Bukit Algoritma? Apa sajakah hal-hal yang menjadi pemantik diskusi kala topik Bukit Algoritma beredar di jagat maya Twitter? Berikut hasil pemantauan Media Monitoring Netray.
Perkembangan Proyek Bukit Algoritma di Media Pemberitaan
Topik bukit algoritma dibicarakan oleh 30 portal media dalam 72 artikel yang terbit pada periode 7-14 April 2021. Topik ini paling banyak dibahas dalam ranah Ekonomi dan Pemerintahan. Dalam hal ini, anggaran dana, pembiayaan, dan nilai proyek Bukit Algoritma menjadi hal yang paling banyak disoroti. Melihat grafik Peak Time di atas, dapat diamati bahwa topik ini muncul sejak 7 April 2021 ketika kontrak penggarapan proyek Bukit Algoritma telah diteken oleh ketiga pihak terkait; PT Amarta Karya (Persero), Kiniku Bintang Raya KSO dan PT Bintang Raya Lokalestari.
Penandatangan tersebut dilakukan oleh Direktur Utama Amarta Karya Nikolas Agung, Ketua Pelaksana Kiniku Bintang Raya KSO Budiman Sudjatmiko, dan Direktur Utama PT Bintang Raya Lokalestari Dhanny Handoko. Tak heran apabila ketiga tokoh penting tersebut selalu muncul dalam pemberitaan proyek ini. Pun dari pantauan Netray, pemberitaan Bukit Algoritma sejauh ini didominasi oleh kabar penandatangan kontrak tersebut.
Proyek Bukit Algoritma akan dibangun di lahan seluas 888 hektare di Cikidang dan Cibadak Sukabumi. PT Amarta Karya bertindak sebagai mitra yang membangun Bukit Algoritma. Untuk tahap awal pembangunan selama tiga tahun ke depan, nilai total proyek diperkirakan mencapai 1 miliar euro atau setara dengan Rp 18 triliun dengan rincian untuk peningkatan kualitas ekonomi 4.0, peningkatan pendidikan dan penciptaan pusat riset dan development sampai meningkatkan sektor pariwisata di kawasan tersebut. Saat ini penetapan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sukabumi ini sedang dalam proses di Dewan Nasional KEK.
Pengembangan KEK Sukabumi diharapkan mampu meningkatkan infrastruktur pertumbuhan yang tangguh berkelanjutan dan mewujudkan pembangunan SDM berbasis iptek yang merupakan salah satu alat dukung penuh pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Meskipun sejumlah harapan positif dihembuskan, sejumlah kritik, pertanyaan, dan kekhawatiran terus berdatangan.
Kekhawatiran soal keberlanjutan proyek ini salah satunya muncul dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Ia mewanti-wanti para penggagas proyek ini untuk memahami poin kesuksesan Sillicon Valley yang mencakup tiga hal penting seperti integrasi industri, finansial, dan institusi sehingga Bukit Algoritma bukan sekadar gimmick semata.
Soal urgensi pembangunan proyek yang lebih memprioritaskan segi infrastruktur (fisik) ketimbang infrastruktur digital juga menjadi pertanyaan yang kerap disodorkan oleh sejumlah tokoh pengamat. Demikian pula masalah ekosistem dalam industri digital yang saat ini lebih perlu diperhatikan, terutama di sektor ekonomi ketimbang tempat fisik.
Topik Bukit Algoritma di Twitter
Di Twitter, perbincangan topik terkait Bukit Algoritma didominasi oleh muatan sentimen negatif.Topik ini mendapat impresi sebesar 10.1 juta dengan potensi jangkauan di angka 73.8 juta dari total 4 ribu akun lebih yang berpartisipasi langsung dalam diskusi topik di Twitter. Apa saja yang disoroti? Simak Top Words berikut untuk mendapat gambarannya.
Mega proyek Bukit Algoritma yang digadang-gadang akan menjadi Silicon Valley-nya Indonesia ramai menggema di Twitter dengan membawa nama Budiman Sudjatmiko sebagai tokoh yang paling banyak disoroti. Hal ini mengingat posisinya sebagai ketua pelaksana sekaligus penggagas proyek pengembangan industri digital Bukit Algoritma di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sukabumi. Dan kebetulan Budiman Sudjatmiko juga aktif di Twitter sehingga diskusi menjadi lebih hidup ketika sejumlah pertanyaan yang disodorkan kepada beliau mendapat jawaban langsung.
Banyaknya warganet yang membicarakan topik ini dengan serta merta menandai akun Budiman dapat dilihat dari Jaringan Percakapan Netray. Berikut adalah gambaran jaringan percakapan topik Bukit Algoritma di Twitter yang memperlihatkan bagaimana akun @budimandjatmiko menjadi pusat sorotan. Dalam hal ini, akun Budiman paling banyak mendapat mention dari warganet, baik sekadar menandai akun maupun bertanya secara langsung. Kemudian turut terlihat jaringan terdekat dengan Budiman adalah @faridgaban dan @rahung.
Mengamati Jajaran Top Account; Siapa yang Meramaikan Topik?
Selanjutnya Netray mengamati jajaran Top Accounts dan Top Person untuk melihat siapa sajakah akun yang meramaikan topik ini dan siapa tokoh-tokoh yang menjadi pusat perbincangan dalam diskusi soal Sillicon Valley ala Indonesia di Twitter. Berikut adalah jajaran Top Accounts yang terbagi ke dalam dua kelompok; berdasarkan impresi yang diperoleh dan berdasarkan frekuensi cuitan yang dihasilkan.
Dari pantauan Netray, sebagian besar Top Accounts yang paling banyak mendapat impresi diisi oleh akun-akun yang membagikan cuitan baik teks maupun meme seputar gambaran kondisi di Bukit Algoritma (dalam bayangan warganet). Berikut beberapa di antaranya.
Sementara pada jajaran Top Accounts berdasarkan jumlah cuitan paling banyak diisi oleh akun-akun yang sebagian besar membagikan informasi yang seragam terkait proyek pengembangan industri digital di Sukabumi tersebut. Akun-akun yang diduga buzzer tersebut menyampaikan informasi positif dan dukungan terhadap gagasan Budiman soal Bukit Algoritma.
Arah Perbincangan Topik Bukit Algoritma di Twitter
Dari hasil pengamatan fitur Top Accounts di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa topik ini tidak meriah secara natural. Ada sejumlah akun buzzer yang gencar membagikan informasi seputar pengembangan proyek di Kawasan Ekonomi Khusus Sukabumi gagasan Budiman tersebut. Sementara kemeriahan warganet justru terlihat semu mengingat imajinasi warganet soal situasi dan kondisi di Bukit Algoritma lebih banyak mendapat perhatian ketimbang pembahasan soal proyek Bukit Algoritma itu sendiri. Hal ini pun dapat dilihat dari deretan Top Media yang merepresentasikan pandangan serupa.
Meskipun demikian, bukan berarti tidak ada kritik atau tanggapan serius yang secara langsung menyoroti proyek Budiman tersebut. Netray mencatat ada sejumlah opini yang cukup krusial disuarakan oleh warganet demi menanggapi wacana pengembangan industri digital 4.0 ini, yaitu soal kesiapan Indonesia dalam mewujudkan impian tersebut. Pasalnya, sampai saat ini warganet menilai Indonesia masih tertatih-tatih dalam menghadapi tantangan dunia digital baik dar segi infrastruktur maupun sumber daya manusia.
Demikian pantauan Netray.