Konflik antara Israel dengan Palestina tidak kunjung menemui titik terang. Dalam beberapa pekan terakhir, serangan demi serangan yang dilancarkan pasukan militer Israel mampu membuat publik bergetar. Ratusan korban yang terus berjatuhan menggerakkan hati sejumlah negara untuk tegak berdiri di sisi Palestina. Sejumlah tokoh dan petinggi negara bahkan telah melemparkan kecaman terhadap Israel, termasuk Indonesia. Dari pantauan Media Monitoring Netray, artikel pemberitaan di Indonesia paling banyak menyoroti figur tersebut sebagai newsmaker. Berikut adalah gambaran Top Entitas berdasarkan kategori Person, Organization, dan Location.
Data di atas adalah kumpulan entitas populer dari artikel pemberitaan terkait topik ini sejak Mei 2021. Selain sejumlah petinggi negara yang meyampaikan tanggapannya terhadap konflik tersebut, media pemberitaan juga menyoroti sejumlah tokoh publik figur yang tidak berkaitan langsung dengan dunia politik maupun pemerintahan, yakni Gal Gadot dan Bela Hadid. Kedua publik figur tersebut disoroti terkait sikap masing-masing dalam menanggapi konflik ini. Sayangnya, Gal Gadot lebih banyak mendapat sentimen negatif karena dinilai berada di pihak Israel. Sementara Bella Hadid mendapat sentimen positif karena turut terjun ke lapangan untuk mendukung pembebasan Palestina. Berikut adalah pernyataan keduanya yang paling banyak dikutip media.
Pernyataan Gal Gadot soal konflik Israel-Palestina Pernyataan Bella Hadid soal konflik Israel-Palestina
Topik ini terus mendapat perhatian tinggi di media pemberitaan daring sejak bentrok antara aparat Israel dengan warga Palestina di Masjid Al-Aqsa pada 7 Mei terjadi. Arab News melaporkan lebih dari 200 warga Palestina terluka akibat bentrokan ini dan lebih dari 80 orang harus mendapat perawatan di rumah sakit. Di lain pihak, ada 17 korban luka di pihak kepolisian Israel.
Setelah kerusuhan di Masjid Al-Aqsa pada 7 Mei 2021, konflik antara Hamas dan Israel akhirnya memuncak. Kedua pihak saling menembak roket dan saling membalas. Pada 12 Mei 2021, Israel Defence Forces (IDF) menyebut Hamas telah meluncurkan lebih dari 1.000 roket. Hingga Minggu (16/5), korban tewas akibat insiden saling serang tersebut mencapai lebih dari 150 orang, termasuk anak-anak dan wanita.
Respons dunia umumnya prihatin terhadap situasi di Gaza dan Yerusalem. Namun, tidak semua pemimpin mengecam Israel. Presiden Jokowi, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin, dan Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei telah memberikan pernyataan bersama. Ketiga pemimpin “mengutuk dalam istilah terkuat” terhadap agresi yang dilakukan Israel. Sementara, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berkata didukung sejumlah negara-negara Eropa, seperti Jerman dan Belanda. PM Netanyahu juga berterima kasih pada dukungan dari Australia. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pun sepakat bahwa Israel juga berhak untuk mempertahankan diri.
Gelombang Suara di Twitter Tanggapi Konflik Israel-Palestina
Selanjutnya Netray tertarik untuk melihat bagaimana gelombang suara masyarakat Indonesia yang diwakili oleh warganet di Twitter. Demikian pula dengan isu agama, ideologi, dan kemanusian yang kerap diperdebatkan dan dibenturkan ketika membahas perseteruan Israel-Palestina.
Mengikuti keriuhan di media berita nasional, warganet terlihat mulai menaruh perhatian terhadap konflik Israel-Palestina pada 11 Mei 2021. Sentimen negatif mendominasi pembahasan topik ini di Twitter dengan angka 41,5 ribu banding 13,6 ribu sentimen positif. Puncak perbincangan terjadi pada tanggal 11-12 Mei dan 17 Mei 2021. Warganet terpantau aktif mengikuti perkembangan berita soal konflik Israel-Palestina. Oleh karena itu, sejumlah respons, kecaman, dan empati terus mengalir di Twitter ketika militer Israel dan Hamas dilaporkan aktif saling serang selama beberapa waktu terakhir. Selain itu, menilik cuitan populer pada periode tersebut Netray juga menemukan gelombang perdebatan warganet mengenai latar belakang yang mendasari konflik antara Israel dengan Palestina.
Dari sekian puluhan ribu data yang dihimpun Netray soal topik ini, kita dapat melihat gambaran isinya melalui Top Words di atas. Sejumlah kata kunci subjek perbincangan seperti Israel dan Palestina terlihat menonjol mendampingi kata Indonesia yang juga merupakan kisi-kisi pembahasan. Bahwa di samping memperbincangkan konflik Israel-Palestina, warganet juga membahas bagaimana Indonesia memandang konflik tersebut. Secara garis besar, warganet berdiri di sisi Palestina dan turut menyuarakan kecaman terhadap Israel. Hal ini terlihat dari tagar yang mendominasi Top Words, seperti #SavePalestine, #IsraelTerrorist, #GazaUnderAttack, dan #IsraelStopPlayingVictim yang memperlihatkan dengan jelas bagaimana warganet secara gamblang berada di pihak Palestina.
Namun ada yang menarik dari gelombang dukungan warganet untuk Palestina. Perdebatan sesama warganet Indonesia kerap Netray temukan. Warganet seolah sepakat bahwa Indonesia seutuhnya mendukung Palestina dengan berbagai alasan dan latar belakang sejarah yang melekat. Dengan demikian, banyak warganet yang mencaci mereka yang tidak turut mendukung Palestina. Kritik terhadap pemerintahan Indonesia pun banyak bertebaran. Warganet menilai pemerintah Indonesia kurang bertindak aktif mendukung Palestina.
Perdebatan Isu Agama dan Kemanusiaan dalam Konflik Israel-Palestina
Seperti yang Netray singgung di awal, isu agama dan kemanusiaan paling banyak disoroti untuk membicarakan perseturuan dua negara tersebut. Tiga agama yang paling banyak disinggung dalam hal ini adalah Yahudi, Kristen, dan Islam. Tak luput dari pandangan warganet, paham Zionis pun kerap dibahas ketika menyangkut perang antara Israel dengan Palestina ini. Salah satu akun yang mendapat banyak impresi ketika menyuarakan isu ini adalah @solehsolihun.
Dalam sebuah utas yang ia buat, ia menyampaikan bahwa konflik Israel dan Palestina bukan merupakan konflik antar agama, melainkan konflik kemanusiaan. Sejumlah gambar percakapan yang ia lampirkan alam utas tersebut pun menjadi Top Media Populer yang paling banyak mendapat reaksi dari warganet. Ada yang turut sepakat dengan pendapat Soleh dan adapula yang tidak sepakat dengan asumsi tersebut.
Mereka yang berpandangan bahwa konflik Israel dan Palestina merupakan konflik agama berlandasan pada opini soal perebutan wilayah yang berkaitan dengan konsep tanah suci dari agama masing-masing. Warganet menjelaskan bahwa Zionis yang digunakan untuk menyebut Israel memilih Palestina (dan bukan negara lain) untuk dijajah bukan tanpa alasan. Menurutnya, wilayah yang sedang diduduki Palestina merupakan tanah yang dijanjikan dalam kitab Taurat versi agama Yahudi (bangsa Israel). Inilah yang menguatkan warganet untuk tetap menganggap konflik tersebut berkaitan dengan agama bukan kemanusian semata.
Akun @wukikuk turut menambahkan bukti lain soal dukungan negara adidaya (Amerika Serikat) terhadap Israel yang semakin janggal apabila peperangan tersebut dilabeli konflik kemanusiaan. Ia lebih setuju jika Soleh Solihun lebih menekankan pernyataan bahwa konflik Palestina bukan hanya konflik antar agama ketimbang membuang sisi agamanya dan berhenti hanya pada sisi kemanusiannya saja.
Sementara itu warganet yang lebih sepakat melabeli konflik Israel Palestina dengan perang kemanusiaan berpendapat bahwa agama bukan menjadi pemicu yang utama. Pasalnya, Palestina tidak hanya mewakili satu agama. Warga Palestina, baik umat Islam, Kristen, maupun Yahudi bahu membahu untuk memerangi penjajahan dari militer Israel.
Pada akhirnya, alasan untuk mendukung pembebasan Palestina dari serangan Israel kembali kepada keyakinan masing-masing. Bagi mereka yang memandang konflik kedua negara tersebut sebagai konflik agama akan mendukung dengan alasan saudara sesama. Dalam hal ini, kebanyakan mengambil sudut pandang sebagai sesama Muslim. Namun, perlu diingat kembali bahwa di Palestina tidak hanya berisi umat Muslim saja. Dan perlu diketahui bahwa serangan tersebut berlaku kepada semua warga Palestina. Artinya, alasan kemanusian untuk mendukung Palestina dapat menjadi sudut pandang yang lebih luas lagi untuk mewadahi suara sesama manusia, tidak hanya berdasarkan agama tertentu. Pertanyaan apakah perseteruan Israel dan Palestina dilatarbelakangi oleh sejarah agama, ideologi atau apapun seharusnya tidak perlu menjadi perdebatan panjang yang justru menimbulkan suasana panas di antara warganet.