Klub motor gede (moge) kembali menuai sorotan publik setelah permintaan untuk masuk tol ramai diberitakan media. Tak menampik isu ini, Presiden Motor Besar Club Indonesia (MBCI) Irianto Ibrahim pun mengiyakan hal tersebut. Sontak saja, banyak warganet yang turut “tergelitik” dengan permintaan komunitas yang sering mendapat stigma arogan ini.
Wacana moge masuk tol bukanlah menjadi hal baru. Menurut Irianto, usulan tersebut sudah lama tercetus, namun baru kali ini mulai mendapat respons dari pihak terkait. Meski demikian, keinginan tersebut pun kini nampak ‘mustahil’ terwujud lantaran tak sedikit publik yang tak setuju dengan hal tersebut.
Melihat lebih dalam tanggapan publik terkait hal ini, Media Monitoring Netray memantau melalui kanal Twitter dengan kata kunci moge. Selama periode 9-15 Januari 2023 ditemukan sebanyak 4.923 twit yang mengandung kata kunci tersebut. Dari sekian twit, 2.840 di antaranya merupakan twit bersentimen negatif sedangkan 714 merupakan twit bersentimen positif. Topik ini santer diperbincangkan oleh lebih dari 2.932 akun. Bahkan perbincangan yang meraih impresi sebanyak 217,7 ribu reaksi ini mampu menjangkau hingga 77 juta akun.
Di awal pemantauan, topik ini muncul dengan jumlah 346 twit dalam sehari. Lalu, memuncak di hari berikutnya dengan total 1.136 twit per hari. Twit dari portal berita CNN Indonesia yang diunggah pada 10 Januari 2023 mendapat ribuan impresi dari warganet sehingga hari tersebut menjadi peak time perbincangan.
Perbincangan bersentimen negatif bertambah banyak ketika warganet merasa terusik dengan pernyataan Irianto yang menyatakan bahwa pendapatan negara bertambah karena pajak pemoge lebih besar dibandingkan dengan pemotor lainnya. Selain itu, Irianto juga menambahkan dengan pembayaran pajak yang dinilai besar tersebut klubnya diklaim berhak mendapat prioritas yang salah satunya ialah diperbolehkan memasuki tol. Pernyataan tersebutlah yang semakin membuat geram warganet.
Twit-twit komplain atau keluhan warganet terkait hal ini juga menjadi salah satu penyumbang twit bersentimen negatif. Pada gambar di bawah ini, terlihat kumpulan kosakata yang terindentifikasi sebagai keluhan warganet perihal perbincangan moge. Salah satu komplain yang paling banyak ditwitkan oleh warganet ialah perihal ‘macet’.
Dari twit terpopuler terkait keluhan macet, warganet menyatakan jika sebelum moge memasuki area tol, kemacetan pun sudah sering terjadi di beberapa tol. Tak heran jika warganet kemudian menyangsikan kebijakan tersebut apabila pemerintah resmi memperbolehkan moge memasuki tol.
Tak hanya mengeluhkan perihal macet, warganet juga menyampaikan terkait bahaya kendaraan roda dua memasuki area tol. Hal tersebut dikaitkan dengan ketentuan kecepatan dalam berkendara di ruas tol. Menurut warganet, motor dengan kecepatan tinggi akan rawan mengalami kecelakaan.
Tak melulu perihal keluhan, kritik warganet terhadap komunitas ini juga terjaring dalam pemantauan. Salah satu kosakata yang menjadi sorotan ialah ‘arogan’. Di mata warganet, pemilik moge identik dengan sifat yang arogan. Tak hanya itu, seperti yang dicuitkan oleh akun bernama Juragan_Hajat, selain arogan pemoge juga dinilai terkenal dengan sifatnya yang egois lantaran selalu ingin diprioritaskan.
Bahkan tak hanya komunitas ini yang menjadi sorotan terkait sifatnya yang arogan. Warganet juga membawa-bawa pemilik kendaraan roda empat mewah, seperti pajero dan fortuner. Sikap arogan pemoge juga disamakan dengan pemilik dua pemobil tersebut. Bahkan warganet melemparkan sindiran yang berisikan tentang kecocokan kedua pengendara ini apabila saling bertemu akan beradu perihal pajak.
Seperti yang telah diberitakan, publik memandang negatif pengendara motor gede tersebut lantaran beberapa kasus yang terjadi membuat ‘geleng-geleng’ kepala. Kasus kecelakaan hingga kekerasan akibat ulah pemoge menjadi sorotan lantaran dari kasus-kasus tersebut sebagian besar tak membuahkan hukuman yang dinilai setimpal.
Menyatakan diri sebagai komunitas yang layak mendapat prioritas karena turut memberikan sumbangan pada negara melalui pajak, klub motor gede yang awalnya sudah memiliki stigma kini semakin mendapat sentimen negatif dari publik. Keinginan mendapat akses masuk tol dinilai publik sebagai hal yang berlebihan.
Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang sesuai kebutuhan secara real time dapat berlangganan atau menggunakan percobaan gratis di netray.id.
Editor: Winda Trilatifah