Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi, akhir -akhir ini sedang menjadi buah bibir dan bahkan menjadi trending selama beberapa hari terakhir di media sosial X. Penyebabnya adalah warganet tampak menyoroti dugaan gratifikasi yang diterima Kaesang. Yakni saat ia dan istrinya jalan-jalan ke California, Amerika Serikat yang ternyata menggunakan pesawat jet pribadi. Hal ini diketahui warganet dari unggahan story Instagram sang istri, Erina Gudono pamer stroller baru yang dibanderol dengan harga 20 jutaan serta memakan roti setara dengan Rp 400 ribu.
Publik dalam negeri berharap Kaesang dan Erina segara pulang, namun pasangan ini terkesan menghilang tak tampak batang hidungnya. Bahkan Kaesang dianggap sengaja bersembunyi ketika tak kunjung muncul ke publik setelah diminta KPK untuk klarifikasi terkait penggunaan jet pribadi. Baru kemarin ia muncul di Kantor DPP PSI usai mengikuti rapat rutin partai pada Rabu malam (04/09).
Dugaan Gratifikasi Kaesang di Medsos x
Untuk mengetahui sejauh mana sentimen hingga opini warganet terhadap Kaesang usai kejadian tersebut, Netray mencoba memantau media sosial X selama sepekan ke belakang 30 Agustus – 5 September 2024 dengan menggunakan kata kunci kaesang. Hasilnya ditemukan 130,3 ribu unggahan dari kurang lebih 29,8 ribu akun getol membahas Kaesang.
Dari total percakapan yang berhasil dirangkum, sentimen negatif begitu mendominasi. Tercatat sebanyak 90,3 ribu percakapan terpantau negatif. Unggahan terpopuler diantaranya tampak mencibir Kaesang dan Gibran bahwa mereka jelek dan menyusahkan orang lain. Seperti unggahan yang datang dari akun @itsquaileggs yang memperoleh impresi yang masif hingga 4,7 ribu repost serta 16,4 ribu likes.
Sedangkan warganet lainnya tampak menekan KPK untuk segera menemukan Kaesang dan memproses dugaan gratifikasi penggunaan jet pribadi. Pegiat sosial media Jhon Sitorus @Jhonsitorus_18 mengkritik tajam KPK sebagai pembohong dan pengecut apabila tak bisa menemukan Kaesang. Opini serupa datang dari akun @TheArieAir menekankan bahwa jika KPK tak mampu memproses Kaesang, maka Foreign Corrupt Practices Act bisa bertindak karena perusahaan pemilik pesawat jet tersebut juga terdaftar di Bursa Efek New York (New York Stock Exchange). Lalu akun @zenrs seorang penulis sekaligus jurnalis menganggap ketidaktahuan KPK akan eksistensi anak bungsu Jokowi tersebut sebagai sebuah dagelan karena sebagai anak presiden ia tentu masih dikawal paspampres.
Tak berhenti disitu warganet juga tampak membuat gambar meme berita orang hilang yang nampak menggambarkan wajah Kaesang dan Erina. Berita orang hilang ini seperti yang diunggah akun @JhonSitorus_18, @Aryprasetyo85, @TheEagle_BEN @5teV3n_Pe9eL @ncuz_3a16
Warganet juga tampak kesal dengan fasilitas yang dinikmati Kaesang Erina, akun @rizkidwika tampak mengumpat sambil mengungkapkan fakta bahwa biaya satu jam pesawat carteran Erina-Kaesang itu setara dengan membiayai 50.000 orang naik commuter line Jakarta-Bogor. Hampir mirip, seorang akademisi sekaligus penulis Soe Tjen Marching @SoeTjenMarching menyoroti biaya sekali jalan menggunakan pesawat jet mencapai Rp 8,6 M, bisa memberi beasiswa pendidikan bagi ratusan orang namun hanya digunakan sebagai ajang pamer demi kenyamanan.
Meski banyak yang menghujat ada saja segelintir warganet yang memihak dan membela Kaesang, mereka beropini bahwa Kaesang bukan pejabat publik atau Aparatur Sipil Negara jadi tidak perlu dipermasalahkan atau diperiksa oleh KPK. Di sisi lain ada pula yang menganggap Kaesang sudah tidak terkait dengan jabatan bapaknya sebagai seorang Presiden, karena sudah dewasa dan menikah sehingga memiliki ranah privat sendiri. Opini-opini tersebut getol dituliskan akun @baguspermono5, @ArdoyantoE dan @nalar_logis.
Pantauan Pemberitaan Media Massa Daring
Selain media sosial, Netray juga coba memantau pemberitaan media massa terkait Kaesang dengan kata kunci dan periode yang sama. Hasil pantauan adalah Netray menemukan sebanyak 725 artikel berita membahas kata kunci.
Kaesang dibahas dalam topik utama terkait dugaan gratifikasi penggunaan jet pribadi terlihat kata gratifikasi, dugaan, dan pribadi menjadi kata yang paling sering digunakan media massa, seperti yang terlihat pada jajaran top words pada Gambar 8. Selain itu KPK juga menjadi subjek yang paling banyak disebut media massa. KPK disebut dalam 496 artikel. Disusul dengan PSI, partai yang menaungi Kaesang sebanyak 209 artikel. Serta MAKI, organisasi yang melakukan pelaporan dugaan gratifikasi ditulis dalam 99 artikel. Hal ini seperti yang terlihat pada Gambar 9 di bawah ini.
Selama periode pemantauan intensitas pemberitaan selama sepekan ke belakang bisa dibilang cukup ramai. Pada 30 Agustus terpantau sebanyak 66 artikel muncul membahas Kaesang. Puncaknya terjadi pada tanggal 4 September 2024 sejumlah 234 artikel berita muncul.
Pada hari itu pemberitaan terkait Direktorat Gratifikasi KPK yang batal meminta Kaesang untuk klarifikasi terkait penggunaan jet pribadi. Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto, ia berharap Kaesang bisa melakukan klarifikasi sendiri agar isu tersebut tidak melebar ke mana-mana. Pendalaman kasus ini tidak lagi ditangani Direktorat Gratifikasi namun dialihkan ke Direktorat Penerimaan Layanan Pengaduan Masyarakat (PLPM) KPK. Adanya dugaan gratifikasi ini telah dilaporkan oleh Ketua Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman, dan Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah.
Tessa menjelaskan bahwa apabila ada pihak yang memberikan pengaduan tindak pidana korupsi, maka akan dilakukan verifikasi kurang lebih satu sampai dua hari. Setelah itu, ada proses penelaahan yang memakan waktu kurang lebih sekitar delapan sampai 14 hari.
Setelah proses penelaahan tersebut, akan dilakukan proses service level agreement selama 30 hari. Baru setelah itu dapat diekspos apakah ini bisa ditindaklanjuti ke tahapan penyelidikan atau masih dibutuhkan dokumen pendukung lainnya atau keterangan lainnya dari pihak-pihak yang terkait pelaporan tersebut. Kedua warta tersebut seperti yang diberitakan oleh Kompas dan Tirto.
Akibat sikap KPK tersebut, pakar komunikasi politik Benny Susetyo menilai lembaga ini telah gagal mempertahankan jati diri sebagai lembaga yang tegas dan tidak pandang bulu dalam menegakkan hukum. Benny menilai pernyataan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata yang menunggu itikad baik Kaesang untuk memberikan klarifikasi secara mandiri mencerminkan sikap yang ambigu dan rentan ditafsirkan sebagai bentuk ketidakseriusan. Hal ini sepeti yang dituliskan portal JPNN di bawah ini.
Kemudian berita kemunculan Kaesang ke publik setelah ‘menghilang’ juga banyak dibahas media massa. Kaesang pada Rabu (04/09) hadir di kantor DPP PSI dalam rangka memimpin rapat rutin dan sama sekali tak membahas terkait kasus yang sedang berjalan. Hal ini dikonfirmasi oleh anggota Dewan Pembina PSI, Isyana Bagoes Oka. Usai rapat tersebut selesai Kaesang muncul dan menyapa para awak media singkat dan langsung pergi meninggalkan Kantor DPP PSI tanpa membahas yang lain.
Di sisi lain ada pula kader Demokrat yang seolah membela Kaesang. Ujaran tersebut berasal dari Anggota Komisi III DPR RI, Benny K Harman. Ia meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak membuat gaduh dengan memanggil Kaesang Pangarep terkait dugaan gratifikasi penggunaan jet pribadi. Benny menekankan status Kaesang bukan sebagai penyelenggara negara atau pejabat negara. Meskipun Kaesang merupakan anak seorang Presiden RI, tetapi dia termasuk orang bebas yang tidak terikat dengan aturan-aturan penyelenggara negara. Pernyataan ini dapat dilihat portal Era Id
Di samping Benny, Waketum DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily juga mengatakan hal serupa. Bahwa Kaesang Pangarep seharusnya tak terikat oleh hukum terkait penggunaan jet pribadi ke AS. Kabar ini seperti yang dituliskan portal Riau 24.
Kemudian jika dilihat berdasarkan intensitas pemberitaan, portal Tribun New, Tempo dan Suara menjadi yang paling banyak memberitakan Kaesang masing-masing dengan 81 artikel. Disusul CNN Indonesia sejumlah 48 artikel dan IDN Times dengan 25 artikel.
Simak terus analisis topik-topik yang sedang populer di media sosial atau media massa daring di blog Netray. Pembaca juga bisa mencoba secara gratis tools media monitoring Netray di alamat ini untuk membuat analisis terkait topik yang diinginkan.
Editor: Ananditya Paradhi