PT Pertamina dilaporkan mengalami kerugian pada 24 Agustus 2020 lalu. Ahok yang saat ini menjabat sebagai komisaris utama Pertamina jadi sasaran utama hujatan warganet. Nama Ahok ramai diperbincangkan dan menjadi trending di Twitter selama beberapa hari terakhir. Media massa pun turut menaikkan nama Ahok sehubungan dengan kasus kerugian yang dialami Pertamina bersama sejumlah sentimen negatif yang mengikutinya. Lantas, bagaimana sebenarnya kasus kerugian PT Pertamina ini sangat mempengaruhi penilaian warganet terhadap Ahok? Siapa saja yang bersuara keras menyalahkan Ahok atas kerugian ini? Berikut hasil pantauan media monitoring Netray selengkapnya.
Laporan Kerugian PT Pertamina
Netray memantau pemberitaan terkait kata kunci ahok && pertamina serta pertamina && rugi dalam rentang waktu 24-27 Agustus 2020. Pemberitaan tentang kerugian Pertamina pertama kali ditemukan pada 24 Agustus 2020 sekira pukul 02:00 dini hari. Dalam artikel yang diterbitkan oleh CNBC Indonesia, media tidak menyoroti Ahok sama sekali. Pemberitaan berfokus pada laporan kerugian senilai 13,4 T yang dialami PT Pertamina.
Dari pantauan Netray, CNBC terus memberikan informasi penyebab kerugian yang dialami Pertamina seperti penurunan penjualan yang signifikan, fluktuasi Rupiah terhadap Dolar AS, dan melemahnya harga minyak dunia. VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman tetap optimis mengingat harga minyak mentah dunia yang kini mulai naik dan penjualan BBM, baik industri maupun retail menunjukkan adanya peningkatan. Oleh karenanya, ia optimis akan ada pergerakan positif sehingga ditargetkan laba juga akan positif.
Munculnya Nama Ahok dalam Kerugian PT Pertamina di Media
Pemberitaan seputar kerugian Pertamina tidak dikaitkan dengan nama Ahok hingga pukul 18.00 WIB. Nama Ahok mulai disoroti media berita setelah warganet Twitter ramai memperbincangkannya.
Media yang mulanya melaporkan kerugian Pertamina secara netral tanpa tendensi atau menyudutkan pihak tertentu perlahan-lahan turut terbawa suasana dan menyoroti Ahok dengan sentimen negatif. Dari pantauan Netray, pemberitaan terkait kerugian Pertamina yang dikaitkan dengan nama Ahok mencapai 177 artikel. Kategori yang disorot pun tidak hanya menyangkut soal Finance & Insurance, tapi juga masuk dalam ranah Government dan Politic.
Secara total, sentimen negatif mendominasi pemberitaan untuk topik ini. Hingga saat ini, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjadi tokoh yang paling banyak disebut-sebut di samping nama Fajriyah yang merupakan Corporate Communication Pertamina dan Joko Widodo sebagai Presiden RI sekaligus pihak yang memberi restu atas pengangkatan Ahok sebagai komisaris utama Pertamina. Portal media yang paling banyak membahas kerugian Pertamina dan kaitannya dengan Ahok adalah Warta Ekonomi, ID Investing dan RMOL. Ketiga portal ini cukup keras menyoroti Ahok dalam kasus ini.
Lantas, sebenarnya bagaimana perbincangan masyarakat Twitter sehingga Ahok seolah menjadi aktor tunggal dalam kerugian PT Pertamina yang sebelumnya dilaporkan dengan netral oleh media? Bagaimana arah perbincangan warganet dalam menggiring topik ini? Apakah kerugian yang dialami PT Pertamina menjadi momen untuk mencecar dan menghujat Ahok? Berikut pantauan selengkapnya.
Perbincangan Warganet Twitter
Netray juga melakukan pemantauan lebih dalam ke media sosial Twitter selama periode 24-26 Agustus 2020. Selain mengulas apa saja yang menjadi perbincangan warganet, Netray juga mengamati jaringan percakapan pada topik ini untuk melihat adakah pola kelompok tertentu yang memanfaatkan momentum ini atau cecaran kepada Ahok bersifat natural?
Netray menemukan 13,8 ribu tweets yang membahas topik ini selama tiga hari terakhir sejak kerugian Pertamina dilaporkan pada 24 Agustus 2020 di media. Sebanyak 10 ribu akun larut dalam topik ini dengan dominasi sentimen negatif. Sentimen negatif terlihat jauh mengungguli dengan perbandingan 10:1.
Sentimen untuk Ahok
Hingga artikel ini ditulis, perbincangan terkait kerugian Pertamina yang dikaitkan dengan Ahok masih ramai. Sentimen negatif tetap mendominasi dengan puncak tertinggi perbincangan terjadi pada 26 Agustus 2020. Dari pembacaan Netray, sentimen negatif diisi oleh argumen-argumen warganet yang menyudutkan Ahok dalam kasus kerugian yang dialami Pertamina. Sejumlah warganet yang memang sejak awal kontra dengan keputusan pengangkatan Ahok sebagai Komut Pertamina kian berapi-api mencecar Ahok dengan tuduhan tidak kompeten hingga nada provokasi untuk mencopotnya.
Sementara suara positif yang hanya sedikit itu berisi ucapan terima kasih kepada Ahok sehingga kerugian yang diderita Pertamina tidak lebih besar lagi. Warganet yang berada di sisi Ahok menganggap kerugian yang dialami Pertamina di tengah pandemi ini sebagai suatu kewajaran sebagaimana kerugian yang juga diderita banyak perusahaan dan BUMN lain.
Siapa yang Paling Banyak Disebut dan Siapa yang Paling Banyak Bersuara?
Tidak berbeda jauh dari media massa, perbincangan terkait kerugian Pertamina di jagat maya Twitter juga paling banyak menyebut dan menyoroti akun @basuki_btp, @jokowi, @eko_kuntadhi, @pertamina, hingga @msaid_didu. Sementara akun populer yang paling banyak mencecar Ahok atas kerugian yang diderita Pertamina adalah @MaspiyuO, @geloraco, @HUkumDan dan sederet akun lain. Dari pantauan Netray, akun-akun ini memberi suara kontra kepada Ahok dan memang sejak awal berada di garis oposisi atau tidak setuju dengan pengangkatan Ahok sebagai Komut Pertamina. Lihat saja kekecewaan dan cecaran yang mereka tujukan kepada Ahok berikut.
Kerugian PT Pertamina yang mencapai lebih dari 11 T nampaknya menjadi momentum akun-akun kontra Ahok untuk menyuarakan kembali apa yang menjadi kekhawatiran mereka ketika dulu Ahok diangkat menjadi komut Pertamina. Perbincangan seputar kerugian Pertamina pun terus menerus mengarah pada nama Ahok sebagai aktor yang wajib bertanggung jawab. Tak hanya menjadi bulan-bulanan di media sosial Twitter, media massa yang mulanya melaporkan kerugian PT Pertamina secara netral kemudian membawa-bawa nama Ahok dalam pemberitaan terkait topik ini secara negatif.