Pemerintah mengucurkan subsidi minyak goreng kemasan, setelah pada akhir tahun lalu harganya melonjak tinggi. Penerapan subsidi memang akhirnya membuat harga minyak goreng terjangkau. Namun masyarakat dibuat resah lantaran masih minimnya ketersediaan minyak goreng di pasaran.
Netray melihat bagaimana perbincangan warganet di lini masa Twitter terkait kebijakan subsidi minyak goreng. Isu apa saja yang mereka bahas sebagai bagian dari topik ini dan siapa yang mendominasi perbincangan selama periode pemantauan?
Berdasarkan pemantauan Twitter periode 17 hingga 23 Januari 2022 menggunakan kata kunci “minyak goreng” terdapat sedikitnya 13.358 twit. Kemudian respon dari warganet dalam bentuk impresi sebanyak 63,3 juta kali. Secara potensial twit tentang minyak goreng dapat mencapai 128,8 juta akun Twitter berbahasa Indonesia.
Kata kunci pemantauan mulai ramai disebut pada tanggal 20 Januari 2022. Perbincangan mencapai puncak tertinggi atau peak time pada tanggal 21 Januari 2022 dan bertahan cukup tinggi pada dua hari setelahnya. Lantas isu apa yang mendominasi perbincangan pada awal perbincangan dan saat memuncak kuantitasnya?
Merujuk pada analisis top accounts pada tanggal 20 Januari, twit dari akun meme @ndagels menampilkan foto satir tentang kondisi penerapan kebijakan subsidi minyak goreng direspons banyak warganet. Begitu juga dengan akun @AREAJULID yang membagikan foto dugaan aksi borong minyak goreng begitu kebijakan subsidi diterapkan.
Harga Minyak Goreng Turun tapi Susah Dicari
Permasalahan yang muncul sehari setelah penerapan kebijakan setidaknya bisa dirangkum dari tabel top complaints di bawah ini. Warganet mengeluh minyak goreng bersubsidi masih susah didapatkan di daerah masing-masing alias langka di pasaran.
Kemudian jika dilihat dari sentimen warganet terlihat kecenderungan twit dengan sentimen negatif masih mendominasi perbincangan selama 24 jam. Dari 4.734 twit yang terbit pada tanggal 21 Januari 2022, 2.197 twit adalah postingan dengan sentimen negatif. Sedangkan twit bersentimen positif terpantau hanya berjumlah 751 buah saja.
Biasanya pada puncak perbincangan semacam ini muncul sejumlah akun yang mendapat impresi tinggi. Twit mereka hadir di mana-mana karena mendapat retweet oleh warganet. Sehingga skenario yang kerap terjadi adalah jumlah tweet dan impresi sama-sama tinggi. Namun kali nilai impresi pada grafik top accounts terlihat cukup rendah, bertolak belakang dengan jumlah twit di kala peak time.
Penjelasan paling mungkin adalah total twit tidak dihasilkan dari aksi retweet dari warganet. Tetapi murni karena banyak akun Twitter yang melibatkan diri dalam perbincangan. Atau warganet memang ramai menyampaikan pendapat mereka.
Apabila merujuk dari total twit pada masa peak time dan total pengguna Twitter yang terlibat, maka akan didapatkan perbandingan 2.640 : 4.734, atau 1 akun untuk 1,8 twit. Berikut juga contoh twit pendapat warganet terkait topik subsidi minyak goreng dari pemerintah.
Respon Pemerintah
Trend dominasi sentimen negatif masih berlanjut hingga akhir periode pemantauan. Dengan total 5.630 twit bersentimen negatif dan 3.285 twit yang memiliki sentimen positif. Sebagian besar twit bersentimen negatif adalah komentar masyarakat terkait penerapan kebijakan di lapangan yang menemui sejumlah permasalahan.
Namun dengan total twit bersentimen positif yang cukup banyak, perlu dilihat seperti apa perbincangan yang muncul di sini. Pertama adalah kecenderungan twit sentimen positif muncul di akhir periode pemantauan. Sentimen positif terlihat sebagai respon atas permasalahan penerapan kebijakan.
Sejumlah twit terpantau terbit dengan narasi bahwa pemerintah, yang diwakili oleh Menteri BUMN Erick Thohir, telah melakukan kerja langsung guna memastikan bahwa minyak goreng dengan harga subsidi dapat terdistribusi dengan baik di masyarakat.
Kebijakan subsidi minyak goreng tentu saja dinilai bisa sangat membantu masyarakat dikala harga yang melambung tinggi beberapa waktu yang lalu. Akan tetapi dengan skema distribusi yang ada, justru malah meresahkan masyarakat karena mendatangkan banyak masalah. Seperti apa perkembangan topik subsidi minyak goreng di kemudian hari? Simak terus di blog Netray.
Editor: Irwan Syambudi