Kasus cacar monyet atau monkeypox (mpox) di DKI Jakarta terus meningkat. Per 25 Oktober 2023 jumlahnya mencapai 13 penderita. Dalam tiga belas hari pasca penemuan suspek cacar monyet pertama kali di tahun 2023, kasus yang terus meningkat ini justru sepi dari sorotan media. Meski memiliki fatalitas yang rendah, informasi penyebaran virus ini semestinya tetap gencar dipublikasikan kepada masyarakat.
Dilansir dari laman Kemenkes, kasus cacar monyet ini kembali dilaporkan pada tanggal 13 Oktober 2023 sejak kasus pertama dilaporkan di tahun 2022. Warga DKI yang terpapar oleh virus ini disinyalir memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri. Seperti diketahui, virus ini merupakan penyakit endemik dari Afrika Barat dan Tengah. Penyakit ini disebabkan oleh adanya virus human monkeypox.
Dengan kata kunci cacar monyet, Netray hanya menemukan 313 artikel dalam periode pemantauan 16-25 Oktober 2023. Berita daring ini disiarkan oleh 67 media dengan portal Kompas yang menjadi media yang paling santer memberikan topik ini.
Cacar Monyet Sepi Pemberitaan
Menurut pantauan Netray, pemberitaan tentang penyakit ini mulai disiarkan oleh media berita daring pada 16 Oktober 2023. Di hari pertama pemantauan hanya terdapat 2 artikel yang mengangkat kata kunci ini. Lalu, di hari berikutnya tampak 21 artikel diunggah dengan dominasi pemberitaan tentang informasi penemuan suspek baru.
Berita kasus cacar monyet pertama kali diunggah oleh VOI pada pukul 21.00 WIB. Dalam berita ini disebutkan terdapat laporan kedua suspek cacar monyet berasal dari warga DKI Jakarta. Anggota Tim Kerja Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kemenkes, Chita Septiawati menjelaskan kasus cacar monyet yang ditemukan di Indonesia umumnya merupakan kasus impor atau berasal dari luar negeri.
Tak berselang lama, Kemenkes kembali mendapat laporan terkait penemuan suspek cacar monyet baru di tanggal 20 Oktober 2023. Melansir dari CNBC Indonesia, kasus ini bertambah usai adanya laporan hasil laboratorium di tanggal 19 Oktober 2023. Secara rinci, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi menyatakan bahwa pasien kasus kedua cacar monyet di Jakarta adalah laki-laki berusia 26 tahun, sementara itu pasien kasus ketiga adalah laki-laki berusia 28 tahun.
Sempat meredam di dua hari berikutnya, media kembali menyoroti adanya penemuan 4 kasus baru terkait pasien positif mpox. Dikutip dari Detik, per tanggal 23 Oktober 2023, Kemenkes kembali mengumumkan jumlah penderita positif cacar monyet ialah sebanyak 7 kasus sedangkan 9 orang masih berstatus suspek mpox. Hingga hari tersebut 7 pasien positif masih diisolasi di rumah sakit.
Dua hari berikutnya, kasus positif bertambah menjadi 12 orang. Dinas Kesehatan Jakarta kembali mengkonfirmasi penemuan baru tentang adanya 5 warga yang terindikasi positif terpapar virus ini. Berdasarkan artikel yang diunggah iNews.id, Plt Kepala Dinkes DKI Jakarta, Ani Ruspitawati mengatakan 5 kasus baru itu terdeteksi pada tanggal 23 dan 24 Oktober 2023.
Penyakit yang diderita oleh warga DKI Jakarta ini disinyalir bukan menular dari hewan yang terpapar virus, melainkan dari manusia ke manusia. Kasus mpox yang kali ini ramai diberitakan di Indonesia menjangkit kepada orang yang memiliki orientasi biseksual atau faktor perilaku sek berisiko. Dikutip dari Tirto.id, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu mengungkapkan dari hasil penelusuran diketahui 6 pasien mpox juga merupakan orang dengan HIV (ODHIV).
Mencegah kasus ini meluas, pemerintah melakukan tracing dan upaya pengendalian, seperti vaksinasi, sosialisasi, hingga pengawasan ketat terhadap penumpang di penerbangan internasional. Seperti yang diberitakan oleh Antara Banten, pengawasan pencegahan penyakit menular seperti cacar monyet ini akan sangat berbeda dengan pengawasan dari tahapan protokol COVID-19. Menurut Kepala KKP Soetta Naning Nugrahini, pihaknya akan memfokuskan pengecekan dari ciri-ciri terpaparnya wabah itu seperti bintik merah atau ruam pada kulit, sampai bintik seperti ada cairan di dalamnya, lalu disertai dengan demam.
Hingga saat ini belum ditemukan secara spesifik obat untuk mengatasi virus ini. Untuk menghindari penularan sangat disarankan untuk menjaga kebersihan, seperti rajin cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir seusai berkegiatan di luar ruangan. Untuk pencegahan dan pengobatan lebih lanjut juga dapat disimak dari berbagai artikel, seperti unggahan Kemenkes di laman ini (klik).
Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang sesuai kebutuhan secara real time, Anda dapat berlangganan atau menggunakan percobaan gratis di netray.id.
Editor: Ananditya Paradhi