HomeCurrent ReportKabar Pariwisata Indonesia, Sudahkah Membaik?

Kabar Pariwisata Indonesia, Sudahkah Membaik?

Published on

Pandemi nampaknya telah memberikan pukulan keras bagi industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Dampak yang diberikan di sektor pun ini cukup memprihatinkan. Tercatat dari data Kemenparekraf sejak Februari 2020 jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia mengalami penurunan yang sangat drastis. Dari rangkuman yang tertulis pada buku Tren Industri Pariwisata 2021, sepanjang tahun 2020 jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk ke Indonesia hanya sekitar 4,052 juta orang. Total ini berarti hanya sekitar 25% dari jumlah data wisman yang masuk pada tahun 2019. Hal ini tentu saja juga berdampak pada pendapatan negara yang menurun hingga sebesar Rp20,7 miliar.

Pada bulan Agustus 2021, kunjungan wisman ke Indonesia melalui seluruh pintu masuk berjumlah 127.314 kunjungan atau mengalami penurunan sebesar -21,19% dibandingkan bulan Agustus  2020 yang berjumlah 161.549 kunjungan. Perbandingan jumlah dan pertumbuhan kunjungan wisman pada bulan Agustus 2021 dan 2020 mengalami penurunan di beberapa wilayah, seperti yang terjadi di Bandara Soekarno-Hatta jumlah kunjungan menurun hingga 76,03%, yakni dari total 4.469 menjadi 1.071. Berikut ini jumlah kunjungan wisman di beberapa pintu besar di wilayah Indonesia.

Infografik diambil dari laman kemenparekraf.go.id

Nihilnya kunjungan wisman melalui pintu Ngurah Rai ini merupakan dampak dari pemberlakuan PPKM. Dilansir dari laman Badan Pusat Statistik, nihilnya kunjungan wisma di pintu Ngurah Rai ini terjadi sejak Juli 2021. Wisman yang berkunjung ke Pulau Dewata ini hanya berjumlah 43 selama Januari-Agustus 2021. Selain kunjungan wisman, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di Bali mengalami penurunan sebesar 11,45 poin dari 16,68% pada Juni 2021 menjadi 5,23% pada Juli 2021. Penurunan terbesar terdapat pada TPK hotel bintang 5, yakni 16,94 poin dari 22,61% menjadi 5,67%.

Penurunan jumlah wisman yang berujung pada pendapatan warga lokal ataupun negara ini telah menjadi cambukan bagi pemerintah. Terpuruknya sektor pariwisata menjadi tantangan besar bagi jajaran Kementerian Pariwisata untuk membuktikan kinerjanya dalam membangkitkan sektor ini. Lalu bagaimana perkembangannya? Langkah apa saja yang telah dilakukan Menteri Sandiaga Uno dan jajarannya untuk bangkit dari keterpurukan ini? Berikut pantauan Media Monitoring Netray selengkapnya.

Pariwisata dalam Berita

Untuk melihat kabar terbaru pada sektor ini, Netray mencoba memantau pemberitaan media yang berlangsung pada tanggal 1-6 Oktober 2021. Dengan kata kunci pariwisata ditemukan sebanyak 1.685 artikel yang telah dimuat oleh 118 media berita daring Indonesia. Artikel-artikel ini masuk ke dalam beberapa rubrik dengan kategori yang paling dominan ialah Pariwisata dan Ekonomi. Lalu, apa yang menjadi sorotan media dari kata kunci ini?

Melalui fitur Word Cloud kita dapat melihat topik dominan yang menjadi pemberitaan media. Dari data di bawah ini, terlihat beberapa diksi terkait pandemi masih menjadi pembahasan media. Selain itu, juga ditemukan kosakata seperti wisatawan, dibuka, dan pengunjung yang menjadi sorotan media. Apa yang tengah diangkat media berita terkait kosakata tersebut?

Catatan Kunjungan Wisman

Yang menjadi pemberitaan di tanggal 1 Oktober, yakni perihal data atau jumlah wisman yang berkunjung di Indonesia selama Januari-Agustus 2021. Dua media berita di bawah ini memberikan informasi jumlah wisman yang tercatat dalam BPS di tahun 2021. Menurut Kepala BPS Margo Yuwono kunjungan wisman sangat berpengaruh terhadap perekonomian, terutama bagi daerah yang mengandalkan pariwisata sebagai penggeraknya.

Beberapa Wilayah Mulai Membuka Diri

Selain melihat jajaran Word Cloud, dengan fitur Top Entitas kita juga dapat melihat beberapa entitas yang menjadi pembahasan utama dari sebuah isu pemberitaan. Dari topik ini, kita akan menelusuri lokasi mana saja yang menjadi sorotan pada topik ini. Terlihat dari data di bawah ini, Bali menjadi wilayah utama yang disoroti oleh media. Hal ini tentu saja berkaitan dengan penurunan jumlah wisman yang mana Pulau Dewata ini merupakan salah satu destinasi utaman para wisman. Lalu apa saja yang menjadi pemberitaan media terkait Bali?

Bali Buka Pintu Wisman

Terpuruknya perekonomian Bali semasa pandemi menjadi hal yang sangat memprihatinkan. Mengapa? Hal ini disebabkan oleh mayoritas penduduk dan perekonomian wilayah ini bersandar pada pariwisata. Melansir dari laman bali.bps.go.id, total perekonomian Bali pada triwulan I-2021 yang diukur berdasarkan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) atas dasar harga berlaku (ADHB) tercatat sebesar Rp 52,88 triliun. Dengan besaran tersebut, ekonomi Bali triwulan I-2021 tercatat tumbuh negatif (kontraksi) sedalam -5,24 persen jika dibandingkan dengan capaian triwulan IV-2020 (q-to-q).

Untuk mengatasi hal tersebut, Pemda Bali telah membuka beberapa destinasi wisata di saat Bali memasuki PPKM level 3. Dikutip dari Kumparan, Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan bahwa rata-rata jumlah orang masuk ke Bali melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mencapai di atas 5 ribu orang per hari. Sementara itu, rata-rata jumlah orang masuk ke Pelabuhan Gilimanuk mencapai 7 ribu per hari. Dengan adanya pelonggaran ini pemda setempat berharap perekonomian Bali juga ikut merangkak naik.

Kabar terbaru lainnya ialah dibukanya pariwasata Bali bagi wisman. Setelah maju mundur dalam membuka pintu pariwsata bagi wisman, kini Sandiaga dan jajarannya resmi akan membuka Bali bagi Wisman pada Oktober 2021. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa pemerintah telah merencanakan membuka Bandara Internasional Ngurah Rai Bali untuk penerbangan internasional per 14 Oktober 2021. Kebijakan ini pun disambut baik oleh Pemda Bali dengan memberikan persiapan matang sesuai prokes yang berlaku, seperti hotel karantian bagi wisman.

Papua dan Yogya Berdamai dengan Pandemi

Kabar wilayah lainnya datang dari Papua. Perehelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX nampaknya juga memberikan angin segar bagi perekonomian dan pariwisata di daerah tersebut. Ajang ini selain diyakini mampu mempercepat pembangunan di Papua, juga menjadi momentum untuk memberdayakan ekonomi rakyat Papua. Pembangunan venue, infrastruktur pendukung, dan ribuan atlet menjadi roda penggerak perekonomian di tanah Papua. Wisata Raja Ampat pun siap menyambut wisatawan domestik, terutama atlet PON XX.

Beralih ke wilayah lain, yakni Jogja. Dikutip dari Kompas, Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Singgih Raharjo menyebutkan adanya peningkatan wisatawan pada akhir pekan lalu, yakni Sabtu dan Minggu (2-3 Oktober 2021). Hal ini merupakan bentuk dari revenge travel atau revenge tourism, yaitu bentuk pembalasan dendam karena telah lama tidak berwisata. Hingga saat ini wisata di DIY yang resmi dibuka hanya 7 tempat saja. Sementara itu, Dinas Pariwisata DIY mengusulkan seluruh pantai di DIY untuk dibuka dengan persyaratan khusus yang harus dipenuhi pengelola.

Dari pantauan seminggu terakhir, nampaknya kabar sektor pariwisata memberikan berita baik bagi Indonesia di tengah pandemi yang masih berlangsung ini. Upaya membangkitkan pariwisata telah digarap matang oleh jajaran menteri serta pemda setempat. Keinginan bangkit dari keterpurukan ekonomi yang disandarkan pada pariwisata nampaknya juga getol dilakukan oleh pelaku wisata. Dengan demikian, kabar baik sektor ini semoga mampu menggairahkan kembali bagi pelaku wisata, wisatawan, ataupun wisman.

Demikian hasil pantauan Media Monitoring Netray terkait kabar pariwisata Indonesia. Simak hasil analisis isu terkini lainnya hanya di https://analysis.netray.id/

More like this

Kenaikan PPN 12% dan Gelombang Protes Warganet X: Bantuan Pemerintah Dianggap Tak Sebanding

Pemerintah akhirnya memutuskan untuk tetap menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada senin...

Tenggelam dalam Arus Sentimen Negatif, Gus Miftah Akhirnya Mundur

Miftah Maulana Habiburrahman atau yang biasa disebut Gus Miftah menjadi sorotan publik baru-baru ini...

Kebijakan Kenaikan PPN 12%, Gelombang Negatif Penuhi Linimasa X

Jelang akhir tahun 2024, kabar mengejutkan datang dari Menteri Perekonomian Sri Mulyani. Pajak Pertambahan...