Di bawah pemerintahan Prabowo, pemberantasan judi online (judol) telah melakukan penangkapan lebih dari 370 orang yang terlibat dalam sekitar 300 kasus selama lima bulan terakhir. Selain penangkapan, sebanyak 52.151 situs judi online berhasil diblokir melalui kerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Komputasi Digital (Komdigi). Pemeberantasan judol saat ini menjadi sorotan media dan publik mengingat dalam penangkapan tersebut sejumlah pegawai Kominfo, saat ini Komdigi, termasuk dalam daftar karena diduga terlibat dalam aktivitas judi online, termasuk membiarkan situs-situs tersebut tetap beroperasi.
Budi Arie, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kominfo, turut mendapat sorotan karena ada spekulasi bahwa kelalaian atau kurangnya pengawasan di Kominfo memungkinkan terjadinya praktik tersebut. Meski tidak ada bukti langsung yang mengaitkan Budi Arie secara pribadi, warganet mempertanyakan transparansi dan efektivitas kebijakan pemberantasan judi online di bawah kepemimpinannya.
Di waktu yang hampir bersamaan, publik juga ramai membicarakan penangkapan Gunawan Sadbor, seorang influencer kelas bawah, karena diduga turut mempromosikan situs judi online. Penangkapan ini mengundang reaksi netizen karena dianggap dilakukan dengan cepat, sementara sejumlah artis yang memiliki riwayat promosi situs judol hanya mendapat pemeriksaan atau teguran tanpa penahanan.
Perbedaan perlakuan antara penanganan kasus Sadbor dan publik figur lainnya menimbulkan perbincangan di media sosial mengenai ketidakadilan dalam penegakan hukum. Banyak netizen mempertanyakan apakah tindakan hukum diterapkan lebih ketat pada masyarakat kelas bawah, sementara figur publik dengan profil lebih tinggi diperlakukan berbeda? Berikut pantauan Netray selengkapnya.
Pantauan Judi Online di Media Sosial; Isu Ketidakadilan Perlakuan Banyak Dibahas
Netray melakukan pemantauan di media sosial terkait keriuhan perbincangan soal isu judi online ini dengan kata kunci “judi online”.” judi”, dan “sadbor” selama periode 1-10 November 2024. Hasilnya, ditemukan 139,1 ribu unggahan dengan total 494,4 ribu impresi. Isu ini memiliki potensi jangkauan hingga 205,3 juta akun. Sebanyak 62,8 persen sentimen perbincangan adalah negatif, sebanyak 27,5 persen netral, dan hanya 9,7 persen bersentimen positif.
Upaya pemberantasan judi online di Indonesia sebetulnya telah berlangsung cukup lama. Sejak tahun 2022 pemerintah dan aparat hukum bahkan meningkatkan pemblokiran situs-situs judol, jutaan konten perjudian, dan penegakan hukum terhadap pelaku promosi. Namun, hasilnya belum dapat dirasakan secara signifikan. Masyarakat pun berharap kepada pemerintahan baru Prabowo-Gibran yang memang menjanjikan akan memprioritaskan pemberantasan judi online di awal masa kerjanya. Penangkapan sejumlah pegawai Kominfo karena diduga turut melindungi situs-situs judi online yang seharusnya diberantas pun menyita perhatian publik, memberi harapan masyarakat terhadap pemberantasan judi online yang semakin meresahkan ini.
Di Twitter, perbincangan soal judi online pada awal November berkisar di angka 5 ribu unggahan. Jumlah ini meningkat signifikan pada 7 November hingga 30 ribu unggahan dan memuncak pada 8 November sebanyak 41 ribu unggahan. Dari pantauan Netray, pada tanggal tersebut sejumlah akun seperti @BosPurwa dan @CakKhum serempak menyoroti perlakuan berbeda yang diperlihatkan penegak hukum terhadap Gunawan Sadbor dengan sejumlah artis seperti Denny Cagur yang juga diduga turut mempromosikan situs judi online.
Ketika pemerintah memperlihatkan kesigapannya dalam menangani sejumlah pegawai Kominfo yang terlibat dan Gunawan Sadbor maka publik pun berharap semua pejabat dan publik figur yang turut mempromosikan judi online diusut secara tuntas. Tak heran, jika perbincangan soal artis-artis yang seolah lolos dari pemeriksaan ini banyak mendapat kritik.
Budi Arie Paling Banyak Disebut
Selain perbedaan perlakuan terhadap sejumlah artis yang diduga terlibat, perhatian warganet juga tertuju pada mantan Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi yang kini menjabat sebagai Menteri Koperasi Indonesia. Nama Budi Arie bahkan muncul sebanyak 4.878 kali selama seminggu terakhir. Sebagai menteri Kominfo pada saat itu, Budi Arie dinilai bertanggung jawab pada apa yang terjadi dengan sejumlah pegawai dan staf yang melindungi 1000 web judi online yang seharusnya dimusnahkan. Warganet merasa miris, sebab Budi Arie justru mendapat penghargaan keberhasilan pemberantasan judol pada masa jabatannya.
Akun @PartaiSocmed yang merupakan salah satu akun populer paling aktif membahas topik ini turut menyerukan dukungan kepada Polri agar segera dilakukan pemeriksaan terhadap Budi Arie. Selama periode pemantauan PartaiSocmed aktif membuat utas terkait penangkapan sejumlah pegawai Kominfo dan mengungkap profil dan latar belakang nama-nama yang diduga terlibat seperti Adhi Kismanto, Fakhri Dzulfikar, dan Zulkarnaen Apriliantony alias Tony Tomang, dan Gisty Amelia Febriani.
Pantauan Isu Judi Online di Media Pemberitaan
Di media pemberitaan isu terkait judi online tampak lebih stabil. Ditemukan 1,5 ribu artikel dari 263 media yang membahas topik ini selama periode 1-10 November 2024. Rata-rata perhari pemberitaan topik ini di angka 100-200 artikel dengan intensitas yang cenderung fluktuatif, tidak seperti Twitter yang cenderung memperlihatkan periode puncak yang signifikan di tanggal tertentu.
Jika dilihat berdasarkan topik yang paling banyak disorot, baik Twitter maupun media pemberitaan, keduanya sama-sama lebih banyak membahas sisi hukum. Bedanya, di Twitter lebih fokus pada opini ketidakadilan perlakuan hukum terhadap artis yang diduga terlibat serta dorongan kuat untuk meminta Polri memeriksa Budi Arie selaku mantan Menkominfo sedangkan di media pemberitaan lebih banyak membagikan update pemberantasan judi online, seperti penangkapan dan penetapan tersangka.
Tidak heran jika tokoh yang paling banyak disebut dalam artikel adalah Prabowo Subianto, Meutya Hafid, hingga Tito Karnavian. Sebab, sebagian besar pemberitaan dominan membahas topik ini sebagai bagian dari komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam memenuhi janji memberantas judi online di Indonesia sehingga sentimen positif topik judol di media pemberitaan masih lebih tinggi dari Twitter, yakni 34 persen sedangkan sentimen negatif sebanyak 45,3 persen. Artinya, apresiasi terhadap Presiden Prabowo Subianto, Menteri Komdigi Meutya Hafid tetap tersampaikan dengan baik di media pemberitaan. Meski demikian, permintaan warganet agar pemerintah lebih totalitas dengan serius memeriksa semua pihak yang diduga terlibat tanpa memandang status sosial figur tersebut tetap perlu dipertimbangkan.
Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang secara real time kunjungi percobaan gratis di netray.id.
Editor: Ananditya Paradhi