HomeCurrent ReportHarga Beras Terus Naik, Bulog Sejumlah Daerah Luncurkan Program Operasi Pasar

Harga Beras Terus Naik, Bulog Sejumlah Daerah Luncurkan Program Operasi Pasar

Published on

Harga beras dan sejumlah harga komoditas pangan bagi masyarakat Indonesia mengalami lonjakan sejak bulan Agustus. Menurut data Panel Harga dari Badan Pangan Nasional, harga beras medium eceran secara nasional sudah Rp 12.480 dari harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan badan pangan yakni sebesar Rp 10.900 dan beras premium mencapai Rp 14.490 dari HET Rp 13.900.

Gambar 1. Harga beras terkini Paneh Harga Badan Pangan Nasional

Dengan menggunakan kata kunci harga&&beras, Netray ingin mengetahui ragam berita terkait kenaikan harga beras ini. Netray melakukan pemantuan selama 30 hari dari tanggal 17 Agustus hingga 15 September 2023. Pemantauan selama sebulan tersebut ditemukan 3043 artikel dari 397 media membahas topik ini. Berita dengan kategori finansial, pemerintahan, politik, hingga bencana mendominasi pemberitaan media massa daring.

Gambar 2. Statistik pemberitaan isu kenaikan harga beras

Intensitas pemberitaan pada awal pemantauan masih tampak landai, hanya ada puluhan berita yang muncul setiap harinya. Kemudian lonjakan berita baru terlihat pada tanggal 29 Agustus sebanyak 122 artikel. Intensitas pemberitaan akhirnya memuncak pada tanggal 11 September sejumlah 322 artikel. Lalu jumlahnya mulai menurun sedikit demi sedikit hingga akhir periode pemantauan meski begitu, pemberitaan masih cukup ramai terpantau ratusan berita muncul tiap harinya.

Gambar 3. Intensitas pemberitaan media massa

Media massa yang paling banyak memberitakan isu ini terpantau adalah portal Kompas yang menerbitkan 180 artikel, disusul Detik sejumlah 120 artikel. Di posisi ketiga terdapat Majalah Tempo yang menerbitkan sebanyak 84 artikel. Selanjutnya masih ada nama-nama media besar lainnya seperti Inews, CNN Indonesia, hingga CNBC Indonesia.

gambar 4. Jajaran portal populer

Pantauan Pemberitaan Kenaikan Harga Beras dari Pekan ke Pekan

Analisis topik kenaikan harga beras ini dilakukan dengan membagi periode dalam beberapa pekan. Pada pekan pertama pemantauan 17 – 23 Agustus terpantau 287 artikel muncul dari 107 media terkait topik ini. Kata populer yang dominan muncul pangan, pasar, dan masyarakat. Kata pangan muncul terkait harga pangan seperti cabai, gula, termasuk beras yang mengalami kenaikan.

Gambar 5.Jajaran kata populer 17-23 Agustus
Gambar 6. Total pemberitaan

Pada 21 Agustus 2023 harga beras nasional premium dan medium mengalami kenaikan. Harga rata-rata beras premium naik 3,13 persen dari harga kemarin menjadi Rp 14.160 per kilogram. Selain itu, beras medium pun mengalami kenaikan harga 2,15 persen menjadi Rp12.330 per kilogram. Kemudian harga cabai rawit merah melonjak sebesar 3,29 persen menjadi Rp48.020 per kilogram. Harga gula pasir naik 2,71 persen menjadi Rp15.140 per kilogram. Info ini seperti yang dituliskan portal Tirto dan Mata Benua.

Gambar 7. Sampel berita kata ‘pangan’

Sedangkan kata pasar dan masyarakat banyak terlihat dalam pemberitaan terkait diadakannya operasi pasar atau pasar murah di beberapa daerah guna mengatasi kenaikan harga beras. Seperti yang diadakan oleh pemerintah kabupaten Musi Banyuasin bersama Bulog Sumatera Selatan menjual 1000 paket sembako, termasuk di dalamnya 8 ton beras dengan harga yang sudah disubsidi Bulog.

Pemerintah Sulawesi Barat pun melakukan hal yang sama. Pemerintah Sulbar menjual beras murah seharga Rp 9.450 untuk menekan lonjakan harga beras agar kembali stabil. Harga beras daerah tersebut bahkan ada yang mencapai Rp14.000 per kilogram. Kedua kabar tersebut seperti yang tampak diberitakan Elshinta dan Extranews pada gambar di bawah ini.

Gambar 8. Sampel berita kata ‘pasar’

Kemudian pekan kedua tertanggal 24 – 30 Agustus pemberitaan terkait topik ini semakin meningkat. Sebanyak 565 artikel dari 175 muncul. Kata naik, sphp dan bulog mendominasi pemberitaan pekan ini. SPHP merupakan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan.

Program ini seperti yang diterapkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemkab Pamekasan bersama Perum Bulog Sub Divre XII Madura guna menekan kenaikan harga beras premium yang terus meningkat. Beras yang disalurkan seharga Rp9.450 per kilogram dengan kemasan 5 kilogram atau seharga Rp47.250 per bungkus.

Gambar 9. Jajaran kata populer 24 – 30 Agustus
Gambar 10. Total pemberitaan

Hal serupa dilakukan sejumlah Bulog daerah lain seperti Bulog Cirebon dan Bulog Bondowoso karena beras di pasaran melonjak naik sebanyak Rp2.000 per kilogram. Berita ini dapat diamati pada Gambar 11 dituliskan portal Antar Jabar dan Antara Jatim.

Gambar 11. Sampel berita kata ‘sphp’

Kemudian kata naik juga masih mendominasi pemberitaan. Hal ini berhubungan dengan harga beras yang terus melonjak hampir di seluruh wilayah Indonesia seperti Kudus, Tangerang, Makassar dan lain-lain. Bahkan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi harga ini diprediksi sulit turun.

Kenaikan terjadi akibat produksi padi yang mengalami penurunan, maka diupayakan intervensi harga dengan mendistribusikan beras murah dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dimiliki Perum Bulog. Kabar tersebut seperti yang dituliskan Detik, Antara Makassar dan JPNN pada Gambar 12.

Gambar 12. Sampel berita kata ‘naik’

Sementara itu pekan ketiga yakni periode 31 Agustus hingga 6 September pemberitaan lonjakan harga beras semakin bertambah. Terpantau sebanyak 736 artikel dari 276 media muncul pada periode ini. Kata inflasi dan prabowo terlihat mendominasi jajaran kata populer.

Kata prabowo muncul terkait pencalonan dirinya sebagai capres. Seperti yang diberitakan Sulteng Siberindo pada Gambar 15, melalui Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, mengatakan Prabowo kembali maju sebagai capres di Pilpres 2024 karena panggilan untuk terus mengabdi kepada rakyat. Lanjut Muzani menyebutkan bahwa Prabowo juga merasakan kenaikan harga beras, telur, dan bahan-bahan pokok lainnya.

Gambar 13. Jajaran kata populer 31 Agustus – 6 September
Gambar 14. Total pemberitaan
Gambar 15. Sampel berita kata ‘prabowo’

Kemudian kata inflasi merujuk pada pemberitaan soal beras menjadi salah satu penyumbang kenaikan inflasi. Beras turut andil dalam penambahan inflasi tahunan Agustus 2023 pada dengan 0,41 persen. Bahkan Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai risiko inflasi dari beras ke depan masih relatif tinggi karena harga pupuk yang mahal serta risiko dari fenomena El Nino. Hal tersebut seperti yang diterbitkan portal Neraca.

Gambar 16. Sampel berita kata ‘inflasi’

Kata kenaikan juga masih turut menonjol dalam jajaran kata yang sering digunakan dalam pemberitaan. Hal ini terkait dengan harga beras yang diramalkan akan terus mengalami kenaikan akibat faktor eksternal dan internal. Pengamat Pangan Universitas Pertanian Bogor (IPB), Sahara dari faktor eksternal dipengaruhi oleh otoritas India yang membatasi ekspor karena saat ini India sendang menjalani tahun politik.

Sedangkan faktor internal yakni produksi beras di Indonesia mengalami penurunan disebabkan adanya musim kemarau panjang akibat el nino yang membuat lahan lahan pertanian terancam gagal panen. Warta ini seperti yang dituliskan portal iNews pada Gambar 17.

Gambar 17. Sampel berita kata ‘kenaikan’

Terakhir pekan keempat pemantauan menunjukkan pemberitaan topik harga beras masih meningkat signifikan. Terpantau dari tanggal 7 – 15 Septermber sebanyak 1455 artikel dari 239 media muncul. Kata yang sering digunakan pada periode ini yakni bantuan, pangan dan bulog. Hal ini berhubungan dengan bantuan pangan yang digelontorkan Bulog diberbagai daerah.

Contohnya di Kabupaten Batang. Bantuan ini berasal dari Pangan Cadangan Beras Pemerintah melalui Bulog. Sebanyak 158 Keluarga Penerima Manfaat di Kelurahan Sambong, Kabupaten Batang, mendapatkan bantuan beras seberat 10 kilogram untuk tiap kepala keluarga diperuntukan bagi warga yang menerima termasuk kurang mampu, tidak punya pekerjaan tetap dan janda miskin.

Gambar 19. Total pemberitaan

Guna mengatasi masalah ini, Presiden Jokowi sudah memerintahkan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso untuk terus melakukan operasi pasar. Bantuan pangan dalam bentuk beras untuk bulan September, Oktober dan November masing-masing 10 kg pun mulai digelontorkan. Bantuan ini diberikan kepada 21,3 juta keluarga penerima. Ihwal ini seperti tampak dituliskan Sigijateng dan Ayo Semarang.

Gambar 20. Sampel berita kata ‘bantuan bulog’

Pantauan Kenaikan Harga Beras di YouTube

Selain pemberitaan media massa, Netray juga sekaligus memantau melalui kanal video YouTube untuk mengetahui pendapat warganet terkait fenomena ini. Dengan menggunakan kata kunci dan periode yang sama, Netray menemukan sebanyak 266 unggahan video muncul selama periode pemantauan.

Gambar 21. Statistik unggahan YouTube topik harga beras naik

Unggahan terkait kenaikan beras ini sangat menarik perhatian warganet terlihat dari unggahan yang ada telah dilihat sebanyak 1,7 juta kali  disukai sebanyak 13,6 ribu kali. Tanggapan warganet pun cukup mendominasi tampak komentar yang muncul sejumlah 8.424 komentar yang didominasi oleh komentar bersentimen negatif.

Unggahan video YouTube topik ini pada awal periode pemantauan masih tampak landai dan mulai meningkat pada 30 Agustus. Setelah itu jumlah unggahan masih terlihat naik turun. Kemudian melonjak drastis pada tanggal 11 September sebanyak 32 video terunggah pada hari itu. Jumlah unggahan kemudian memuncak pada 13 September dengan 45 video dan menurun sedikit demi sedikit hingga akhir periode pemantauan.

Gambar 22. Tren peak time unggahan Youtube

Kali ini kanal tvOneNews mampu memperoleh reaksi paling banyak dari warganet dengan 302.281 impresi. Kemudian di posisi kedua terdapat KOMPASTV meraih 297.306 impresi. Sementara itu kanal Liputan6 memperoleh 238.115 impresi.

Gambar 23. Jajaran kanal populer

Video terpopuler sekaligus paling banyak dilihat dan disukai oleh warganet berasal dari kanal Sekretariat Presiden. Video yang diunggah tanggal 11 September 2023 ini meraih 2.734 likes, dilihat sebanyak 140 ribu kali serta mendapat tanggapan dari warganet sebanyak 731. Unggahan berdurasi 8 menti 14 detik ini didominasi komentar positif.

Unggahan-unggahan dengan sentimen positif tersebut memuji Presiden Jokowi seperti yang tertera komentar dari Ucok Saragi. Ia mengatakan Jokowi bisa lanjut menjadi presiden periode 2024-2029 sambil menyematkan kalimat “85% Rakyat puas atas pencapaian Jokowi.” Selain itu harapan-harapan positif lainnya agar Jokowi selalu sehat dan diberkati juga tampak dari komentar populer.

Gambar 24. Video terpopuler YouTube
Gambar 25. Sampel komentar warganet

Sedangkan video yang mendapat komentar terbanyak datang dari kanal tvOneNews. Unggahan yang berjudul “Harga Beras “Selangit”, Rakyat “Menjerit”” ini menampilkan diskusi terkait harga beras yang semakin tak terkendali antara Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Ketua Umum IKAPPI Abdullah MansyuriI, Ekonom Bima Yudhistira, dan Pedagang Nasi Uduk, Gunah.

Komentar warganet begitu beragam mulai yang positif hingga negatif. Komentar terpopuler datang dari seorang petani yang mengaku justru bersyukur karena harga beras naik karena sebanding dengan harga pupuk, obat obatan. Ada pula warganet yang menganggap ini sebagai bentuk penjajahan, karena pada zaman dahulu nenek moyangnya sudah merasakan kelaparan akibat penjajahan.

Gambar 26. Sampel video populer
Gambar 27. Sampel komentar warganet

Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang sesuai kebutuhan secara real time, Anda dapat berlangganan atau menggunakan percobaan gratis di netray.id.

Editor: Ananditya Paradhi

More like this

Kenaikan PPN 12% dan Gelombang Protes Warganet X: Bantuan Pemerintah Dianggap Tak Sebanding

Pemerintah akhirnya memutuskan untuk tetap menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada senin...

Tenggelam dalam Arus Sentimen Negatif, Gus Miftah Akhirnya Mundur

Miftah Maulana Habiburrahman atau yang biasa disebut Gus Miftah menjadi sorotan publik baru-baru ini...

Kebijakan Kenaikan PPN 12%, Gelombang Negatif Penuhi Linimasa X

Jelang akhir tahun 2024, kabar mengejutkan datang dari Menteri Perekonomian Sri Mulyani. Pajak Pertambahan...