Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Gajah Mada (BEM UGM), Gielbran Muhammad Noor ramai diperbincangkan warganet X. Hal ini ditengarai ucapannya mengkritik Presiden Jokowi sebagai pemimpin yang culas layaknya Machiavelli serta berani mengotak-atik konstitusi dengan otak yang kecil. Tak hanya itu, ia dan jajaran BEM UGM bahkan menobatkan Jokowi sebagai alumnus UGM paling memalukan, yang kemudian posternya dipasang di bundaran UGM Yogyakarta. Gielbran melontarkan kritik ini dalam diskusi KORUPSI DAN POLITIK DINASTI MAKIN JADI. MAHASISWA SIAP TURUNKAN JOKOWI yang juga terunggah pada kanal Youtube Hersubeno Point.
Selain mengkritik Jokowi, ia juga sedikit menyentil Gibran. Melalui perkenalan dirinya sebagai “bukan anak haram konstitusi”. Istilah anak haram konstitusi sendiri pertama kali digaungkan Majalah Tempo. Frasa tersebut menjadi judul opini dalam Majalah Tempo edisi 13-19 November 2023. Tempo menjulukinya sebagai anak haram karena Jokowi dan mantan ketua Mk anwar usman dianggap telah memuluskan jalan Gibran menjadi cawapres untuk Prabowo melalui revisi Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 19 Tahun 2023.
Pemantauan Topik Kritik Gielbran di Kanal X
Netray ingin memantau riuh perbincangan warganet akibat dari kritik Gielbran terhadap Presiden Jokowi. Dengan menggunakan kata kunci gielbran, gilbran serta ketua bem ugm, hasilnya ditemukan 4.406 unggahan dari 4866 akun membahas seputar topik ini. Impresi berupa komentar, likes, dan repost dari warganet pun begitu masif menyentuh angka 5,1 juta reaksi serta mampu menjangkau ke lebih dari 8,9 juta akun.
Intensitas perbincangan mulai meningkat sejak tanggal 9 Desember, atau dua hari setelah video diskusi terunggah. Perbincangan ini didominasi sentimen positif sebesar 59 persen atau 2.641 unggahan. Unggahan positif diwarnai dengan pujian untuk Gielbran yang dianggap bernyali dan berani mengkritik pemimpin negara. Segelintir sanjungan tersebut seperti yang terlontar dari akun @BangPino__, @DokterTifa serta @5t3v3n_P3g3L.
Kemudian untuk melihat topik apa saja yang sering diperbincangkan warganet selama periode pemantauan. Dapat dilihat dalam jajaran kosakata populer. Nama Gibran Rakabuming ternyata menjadi sorotan warganet karena porsi yang cukup mendominasi pada gambar di bawah ini. Nama pria yang kini jadi pasangan prabowo begitu sering dibandingkan dengan Gielbran secara intelektulitas. Bahkan seorang Ruhut Sitompul melalui akunnnya @ruhutsitompul secara tersirat menyindir Gibran lebih lemot dibanding dengan Gielbran.
Selain itu warganet juga dengan gamblang menpertanyakan siapa yang lebih mewakili generasi muda seperti yang diunggah @SuwandaBen dan @SAHABATAnies1. Hal ini sehubungan dengan Gibran yang pernah mendeklarasikan dirinya sebagai perwakilan kaum muda. Bahkan ada warganet @RidNgemil serta @MagnaSatria menginginkan untuk keduanya bertemu saling adu kecerdasan untuk pantas menjadi wakil generasi muda.
Kritik pedas Gielbran tak ayal mendapat tanggapan dari Jokowi yang mengingatkan soal etika dan sopan santun ketimuran. Melalui kata sopan dan etika yang masuk dalam jajaran kata populer. Peringatan dari Jokowi ini justru menjadi bumerang bagi sang presiden. Warganet terlihat mempertanyakan etika Jokowi dan Gibran yang berani mengutak atik konstitusi demi kekuasaan. Perkata tersebut seperti yang dituliskan akun @narkosun, @YRadianto. Bahkan akun @RidNgemil menjuluki Jokowi bermuka tebal. Sedangkan akun @Kaisme_ menganggap peringatan Jokowi untuk Gielbran selayaknya menonton komedi lucu.
Masih berkaitan dengan Jokowi, kata demokrasi mencuat cukup dominan dalam jajaran kosakata populer. Warganet beropini bahwa Jokowi sebagai aktor penghancur demokrasi Indonesia, wajar saja bila ada seorang mahasiswa yang mengkritiknya. Bahkan Roy Suryo pakar telematika yang kini sibuk jadi politisi turut mendukung Gielbran dan BEM UGM yang menobatkan Jokowi sebagai alumnus UGM paling memalukan. Hal serupa tampak dituliskan akun @Reiza_Patters dan @gudangfactos.
Meski banjir pujian dan dukungan komentar negatif tetap diperoleh pria berumur 23 tersebut. Hal ini dapat dilihat dari kata partai, terafiliasi, kader, dan agenda yang muncul dalam kata populer. Sejumlah warganet yang menyebarkan narasi bahwa Gielbran terafiliasi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), ditambah lagi kritik yang disampaikannya merupakan titipan dari partai berbasis islam itu. Narasi tersebut tampak dituliskan sejumlah akun seperti @kurawa, @Nirwanasea dan @TheIdyllics pada gambar di bawah ini.d
Sebagai informasi tambahan Gielbran memang tercatat pernah mengikuti pembinaan kepemimpinan dari institusi Rumah Kepemimpinan. Gielbran pun pernah menyematkan pada profil Instagramnya bahwa ia merupakan penerima beasiswa RK namun telah dihapus. Isu ini mencuat setelah Ade Armando berkoar-koar Gielbran merupakan jebolan RK yang merupakan pusat kaderisasi PKS di berbagai universitas negeri.
Rumah Kepemimpinan juga ternyata cukup sering menjadi bahasan warganet, terlihat kata kepemimpinan masuk dalam jajaran kosakata populer. Hal ini seperti yang diunggah akun @Nightingaler02, @hanajuda, dan @ALmujio. Di antara tuduhan-tuduhan tersebut muncul penjelasan akun @rgantas membela Gielbran anak yang baik dan tidak ada kaitannya dengan PKS.
Selama periode pemantauan ternyata warganet paling tertarik pada unggahan akun @ekowboy2 yang meluncurkan ujaran populer “gak bahaya tah” sebagai tanda waspada. Unggahannya mampu meraih 1,5 komentar, 13,9 ribu likes serta 4,2 ribu repost. Sedangkan akun @BangPino dan @DokterTifa memiliki perolehan impresi yang terpaut jauh sebesar 5,1 ribu dan 5 ribu reaksi dari warganet X.
Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang sesuai kebutuhan secara real time, Anda dapat berlangganan atau menggunakan percobaan gratis di netray.id.
Editor: Ananditya Paradhi