Berawal dari Petisi Bulaksumur yang dilayangkan pada 31 Januari 2024 lalu, kritik Jokowi mulai ramai digaungkan oleh berbagai perguruan tinggi. Kritik dan petisi tersebut disampaikan oleh para akedemisi atas situasi Indonesia saat ini yang dinilai mulai darurat demokrasi. Gelombang kritik ini kian membesar setelah puluhan perguruan tinggu turut menyuarakan hal tersebut. Tidak hanya santer diberitakan oleh media massa, kanal media sosial Twitter (X) pun juga banjir unggahan warganet tentang topik ini.
Memantau dengan kata kunci dosen && jokowi, guru besar && jokowi, dan kampus && jokowi dalam periode pemantauan 1-11 Februari 2024, Netray Media Monitoring menemukan hasil besar pada dua kanal. Di News (Gambar 1), Netray menemukan 1.664 artikel yang memuat ketiga kata kunci tersebut. Artikel-artikel ini diunggah oleh 209 media massa daring. Sementara itu, di X (Gambar 2), Netray mendapati 35,5 ribu unggahan yang mencatut kata kunci tersebut. Unggahan tersebut mendapat impresi sebanyak 33,3 ribu impresi dengan potential reach mencapai 116,2 juta akun berbahasa Indonesia.
Jika dilihat dari intensitas unggahan, pemberitaan tentang topik ini tampak masif diunggah media massa sejak awal periode pemantauan. Puncak pemberitaan terjadi di tanggal 5 Februari dengan total 300 artikel dalam sehari. Sedangkan di kanal X, perbincangan warganet tentang kata kunci ini mulai meroket di tanggal 7 Februari dan memuncak di hari berikutnya dengan total 13.060 unggahan dalam sehari. Lalu, 3 hari berikutnya perbincangan tampak sepi hingga akhir pemantauan.
Tidak hanya Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menyampaikan petisi dan kritik kepada Jokowi, sampai sekarang terhitung puluhan perguruan tinggi turut melayangkan hal tersebut. Di jajaran top organizations, UGM sebagai pelopor fenomena ini banyak disebut oleh media berita dan warganet X. Selain itu, terlihat Universitas Indonesia (UI), Univerisitas Islam Indonesia (UII), dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) juga banyak disebut media berita dan warganet X.
Menariknya, dalam jajaran top people, media berita banyak menyebut nama Gibran dan Prabowo pada topik ini. Hal ini disebabkan oleh adanya isu cawe-cawe Presiden terkait pesta demokrasi yang melibatkan putra sulungnya tersebut. Tidak hanya itu, berita tentang Jokowi yang dinobatkan sebagai ‘Bapak Politik Dinasti di Indonesia’ juga mulai ramai diunggah oleh media. Sikap keberpihakan Presiden yang dianggap telah melumpuhkan demokrasi di Indonesia tersebut menjadi faktor penobatan yang diiniasiasi oleh Forum Cik Di Tiro.
Kritik Jokowi dari Akademisi Turut Ditanggapi Warganet
Gelombang kritik tidak hanya disuarakan oleh akademisi dan aliansi atau komunitas, warganet juga santer mengunggah keresahan tersebut di akun X mereka. Salah satu warganet menyoroti sikap perguruan tinggi yang hingga saat ini diam dan tidak turut mengkritik sikap Jokowi. Akun HRS menyebut jika kampus-kampus tersebut merupakan universitas yang ‘doyan’ Honoris Causa. Selain itu, akun Jhon Sitorus membagikan unggahan tentang kampus dan alumni Trisakti yang dulu mendukung saat ini justru turut melawan Jokowi akibat isu ini.
Ramainya isu ini di kanal X tidak hanya digaungkan oleh akun pribadi melainkan akun portal berita. Akun berita @tempodotcco menjadi akun terpopuler berdasarkan total impresi sedangkan berdasarkan jumlah unggahan akun ini menduduki urutan kedua dengan total 30 unggahan dalam kurun waktu periode pemantauan Netray. Selain Tempo, akun portal berita yang banyak mendapat impresi atas unggahan tersebut, antara lain Kompas TV, Koran Tempo, dan TV One News.
Perbincangan warganet tentang isu ini terus santer diunggah warganet. Sentimen negatif mendominasi perbincangan sebanyak 57% dari keseluruhan unggahan. Kritik dan pendapat yang memberikan sentimen negatif kepada sosok Jokowi terus dinaikkan warganet dalam menanggapi isu tersebut. Sikap ‘tak acuh’ Presiden atas petisi tersebut semakin membuat warganet geram.
Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang sesuai kebutuhan secara real time, Anda dapat berlangganan atau menggunakan percobaan gratis di netray.id.
Editor: Winda Trilatifah