Menteri Pendidikan Nadiem Makarim menetapkan aturan baru yakni ekstrakurikuler Pramuka tak lagi wajib bagi murid jenjang SD hingga SMA. Sebelumnya, selama satu dekade ekskul Pramuka menjadi ekstrakurikuler wajib. Aturan tersebut berdasar pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permedikbud) No 63 tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Yang ditandatangani oleh Menteri Pendidikan Mohammad Nur.
Keputusan Nadiem tersebut lebih lengkapnya tercantum dalam Permendikbudriistek No 12/2024 Tentang Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar, dan Menengah. Tepatnya pada pasal 24 yang berbunyi “Keikutsertaan Peserta Didik dalam Ekstrakurikuler bersifat sukarela”. Regulasi ini ditetapkan Mendikbudristek Nadiem Makarim di Jakarta pada 25 Maret 2024 dan mulai berlaku pada tanggal diundangkan 26 Maret 2024.
Penetapan aturan yang baru ini menjadi perbincangan yang hangat. Netray Media Monitoring mencoba menangkap respon publik terutama pendapat berbagai tokoh terkait perubahan aturan ini pada media massa online. Dengan menggunakan kata kunci pramuka&&wajib selama periode 29 Maret hingga 4 April 2024 ditemukan 335 artikel dari 161 media massa daring yang membahas topik ini.
Melalui jajaran entitas top people terlihat bahwa Nadiem Makarim sebagai tokoh utama pemberitaan disebut dalam 132 artikel. Namanya banyak disoroti setelah mengeluarkan permendikbud baru. Seperti dari Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka yang menyayangkan keputusan tersebut serta meminta Nadiem untuk meninjau ulang terkait pencabutan kegiatan Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.
Selain itu kritik keras dilontarkan mantan politisi Akbar Faizal melalui media sosial X @akbarfaisal68. Ia menilai Menteri Nadiem menyempurnakan kinerja buruknya dengan merusak tools pembentukan karakter siswa, padahal ekskul Pramuka bisa membentuk jiwa siswa jadi tangguh. Selain itu ia juga tampak mencolek akun Jokowi serta menuliskan “Nadiem anak kota yang kaya. Nggak paham yang gini-ginian. Jiwanya adalah cuan. Saya protes keras. Menteri online ini merusak karakter bangsa.” Warta tersebut dapat diamati pada Gambar 5 dan Gambar 6.
Persepsi publik sempat menyimpang bahwa Nadiem akan menghapus ekstrakurikuler Pramuka. Akhirnya untuk menjawab ketidakjelasan tersebut, Nadiem melakukan klarifikasi bahwa ekstrakurikuler tersebut tidak akan dihapus ataupun dihilangkan dari sekolah, namun keikutsertaannya bersifat sukarela.
Kemudian di urutan kedua terdapat Anindito Aditomo disebut dalam 53 artikel. Sosoknya merupakan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbud Ristek. Ia banyak disebut dalam pemberitaan terkait kelanjutan klarifikasi yang telah disampaikan oleh Mendikbud Nadiem.
Anindito menegaskan bahwa setiap sekolah wajib menyediakan Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler dalam Kurikulum Merdeka. Selain itu, Ia juga menambahkan bahwa Kemendikbud Ristek juga tengah mempertimbangkan terkait pengintegrasian pola pendidikan kepramukaan beserta perangkat ajarnya, termasuk modul dan silabusnya ke dalam kurikulum merdeka belajar. Lebih singkatnya nantinya bisa saja Pramuka termasuk dalam kokurikuler dan jam pelajaran.
Anindito juga memaparkan dengan adanya aturan baru ini kegiatan perkemahan yang ada dalam ekskul Pramuka tak lagi wajib diselenggarakan sekolah. Sekolah bisa mengadakan perkemahan jika dalam keadaan siap dan aman.
Di urutan selanjutnya terdapat nama Ahmad Muzani yang disebut dalam 49 artikel. Wakil Ketua MPR ini meminta Nadiem Makarim membatalkan rencana menghapus ekstrakurikuler wajib Pramuka di sekolah-sekolah. Menurutnya menghapus ekskul Pramuka wajib di sekolah-sekolah justru akan mengikis pemahaman kebangsaan, cinta tanah air, dan Pancasila terhadap anak-anak di sekolah. Beritanya seperti yang dituliskan portal Kompas dan CNN Indonesia pada gambar di bawah ini.
Urutan ke empat ada nama Syaiful Huda yang muncul dalam 13 artikel. Ketua Komisi X DPR RI ini menilai kebijakan yang dikeluarkan Nadiem sudah kebablasan. Menurutnya selama ini Pramuka telah terbukti memberikan dampak positif bagi upaya pembentukan sikap kemandirian, kebersamaan, cinta alam, kepemimpinan, hingga keorganisasian bagi peserta didik. Ia juga menekankan semestinya Nadiem memahami bahwa tidak semua peserta didik maupun wali murid memiliki preferensi untuk memilih kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan kebutuhan mereka.
Pro Konta Ekskul Pramuka di Linimasa X
Netray juga coba menjaring respon warganet terhadap aturan bahwa Pramuka tak lagi wajib diikuti oleh siswa. Dengan menggunakan kata kunci nadiem&&pramuka, nadim&&pramuka, pramuka&& wajib, selama sepekan yakni 29 Maret hingga 4 April 2024 warganet ternyata begitu antusias menanggapi isu ini. Terlihat muncul 13,6 ribu unggahan dari kurang lebih 7,5 ribu akun membincangkan soal ekskul Pramuka.
Reaksi warganet X cenderung beragam ada yang setuju dengan keputusan ini ada pula yang tidak. Hal ini dapat diamati melalui jajaran akun populer pada grafik di bawah ini.
Akun terpopuler terkait topik ini jatuh pada @MorphoMenelausX yang memperoleh 7,6 ribu reaksi dari warganet. Ia cenderung lebih setuju apabila Ekskul Pramuka tetap eksis karena kegiatan ini memiliki banyak manfaat.
Okky Madasari, seorang penulis novel melalui akunnya @okkymadasari mengungkapkan bahwa ia justru lebih senang akan keputusan Nadiem ini dan seharusnya dilakukan sejak dulu, unggahannya ini berhasil memperoleh 7,2 ribu reaksi dari warganet.
Kemudian akun @nengsyifa tampak membagi video saat Anies masih menjadi Mendikbud. Anies menyadari bahwa ekskul Pramuka belum tentu diminati semua anak namun harus diberi ruang yang cukup.
Opini selanjutnya datang dari politisi yang juga cawapres Mahfud MD melalui akunnya @mohmahfudmd. Dia tampak memohon kepada Nadiem agar tetap mempertimbangkan Pramuka sebagai ekskul wajib. Tersebab Mahfud sendiri merupakan alumni Pramuka yang merasa memperoleh banyak manfaat dari kegiatan tersebut.
Hal serupa juga dilontarkan akun @langitan99, tampak membagikan video para murid SD yang menyumbangkan makanan-minuman untuk THR sang wali kelas. Dengan adanya praktik ini justru ia tak ingin ekskul Pramuka menjadi tak wajib.
Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Atau untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang secara real time dapat menggunakan percobaan gratis di netray.id.
Editor: Ananditya Paradhi