Sejumlah kontroversi menyelimuti keberadaan pondok pesantren Al Zaytun di Indramayu. Salah satu kontroversi yang kini jadi sorotan publik dalam negeri adalah ajaran yang diterapkan ponpes Panji Gumilang yang diduga menyimpang dari kaidah dan akidah agama Islam.
Menyikapi kasus ini, Netray Media Monitoring mencoba merangkum pemberitaan di media massa dan unggahan publik di kanal YouTube terkait. Pemantauan terhadap topik Ponpes Al Zaytun dilakukan dengan menggunakan kata kunci al zaytun dan panji gumilang. Periode pemantauan dilakukan antara tanggal 13 hingga 19 Juni 2023.
Pemberitaan Kontroversi Ponpes Al Zaytun di Media Massa Daring
Di media pemberitaan, Netray menemukan setidaknya 573 artikel dengan kata kunci diterbitkan oleh 78 portal media massa online. Sebanyak 193 artikel terindeks sebagai artikel dengan kategori pemberitaan agama, sedangkan 157 artikel merupakan berita dalam kategori hukum. Kategori selanjutnya antara lain pemerintahan, hiburan, edukasi, hingga budaya.
Topik kasus kontroversi Ponpes Al Zaytun sudah muncul sejak awal periode pemantauan. Akan tetapi pada tanggal 13 Juni 2023, Netray hanya menemukan 8 artikel saja. Intensitas pemberitaan naik drastis pada tanggal 15 Juni 2023. Selama 24 jam, Netray menemukan 126 artikel yang membahas topik pemantauan.
Setelah topik pemantauan naik drastis pada hari ketiga, intensitas pemberitaan tidak lantas meningkat terus. Dari grafik peak time terlihat bahwa intensitas sempat turun naik hingga akhirnya mencapai di posisi tertinggi pada tanggal 19 Juni atau di akhir periode pemantauan. Sebanyak 167 artikel dengan kata kunci terbit pada tanggal tersebut.
Dari sudut pandang sentimen, 204 artikel terindeks memiliki sentimen positif, sedangkan 165 artikel lainnya merupakan berita dengan sentimen negatif. Apabila diamati lebih dalam lagi, penerbitan berita dengan masing-masing sentimen tampak cukup berimbang setiap harinya. Perbedaan yang cukup mencolok hanya terjadi pada tanggal 16 Juni ketika hanya ditemukan 17 artikel dengan sentimen negatif berbanding 36 artikel dengan sentimen positif.
Lantas apa saja kontroversi yang meliputi keberadaan Ponpes Al Zaytun? Dari pemantauan Netray di media massa, dugaan kontroversi ajaran Panji Gumilang selalu muncul dan berganti-ganti setiap harinya. Pada hari pertama pemantauan, media memberitakan bahwa Panji Gumilang menyebut Mekah bukanlah tanah suci. Dugaan kontroversi berlanjut di hari kedua ketika Panji Gumilang meragukan Al Quran dan tak percaya bahwa Allah bisa bahasa Arab.
Selanjutnya terdapat dugaan bahwa Ponpes Al Zaytun sempat terafiliasi dengan oraganisasi terlarang yakni NII (Negara Islam Indonesia). Hal ini disampaikan oleh MUI Jawa Barat. Dugaan ini muncul setelah MUI menerjunkan tim ke ponpes tersebut dan menerima aduan terkait praktik-praktik penghimpunan dana yang luar biasa membebani jemaahnya.
Kontroversi terbaru bahkan ketika masyarakat Indramayu berdemo di depan ponpes dan menuntut penutupan. Panji Gumilang tidak menghadapi pendemo secara langsung, tapi mengerahkan massa tandingan. Massa tandingan tersebut tidak berhadapan langsung dengan pendemo, mereka malah bernyanyi lagu dengan lirik berbahasa Yahudi. Terakhir adalah kepemilikan galangan kapal yang belum berizin.
Di tengah kontroversi-kontroversi tersebut, sosok Panji Gumilang sebagai pemilik pondok pesantren menjadi figur yang paling sering disebut oleh media massa daring. Selain Panji, Netray juga menemukan dua entitas lain yang kerap menjadi viewpoint pemberitaan. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjadi entitas person yang kerap disebut media massa dalam pemberitaan mereka. Hal ini dapat dipahami mengingat Ponpes Al Zaytun berada di wilayah yurisdiksinya.
Entitas kedua adalah Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kasus semacam ini apabila terjadi di daerah, acap kali akan ditangani oleh MUI yang aktif di wilayah tersebut. Akan tetapi untuk kasus ini, otoritas setempat telah meminta MUI Pusat dan Kemenag untuk menanganinya. Hal ini bisa menjadi indikasi bahwa isu kontroversi Ponpes Al Zaytun merupakan kasus yang berskala nasional.
Topik Kontroversi Ponpes Al Zaytun dalam Unggahan Video YouTube
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Netray Media Monitoring juga memantau topik ini di kanal YouTube. Unggahan video dengan caption yang mengandung kata kunci sudah terlihat sejak awal periode pemantauan, yakni sebanyak 13 video dalam sehari. Intensitas unggahan lantas meningkat hampir linear hingga akhir periode pemantauan.
Total video YouTube yang berhasil Netray rangkum yakni sebanyak 539 unggahan. Topik kontroversi Ponpes Al Zaytun ini telah ditonton sebanyak 25 juta kali selama sepekan lalu dengan total likes sebanyak 158,1 ribu dan 148,2 ribu komentar. Adapun total impresi atas topik ini kurang lebih mencapai 25,3 juta.
Kanal YouTube resmi kantor berita TvOne di tvOneNews menjadi kanal YouTube yang berhasil meraup impresi terbanyak, yakni 6.917.170 kali. Kanal Tribunnews menempati posisi kedua dengan total impresi sebanyak 3.993.454 kali. Hanya saja, dari dalam daftar juga ditemukan kanal-kanal YouTube lain dari grup Tribun seperti Tribun MedanTV dan Tribun Jatim Official.
Sebagai kanal dengan impresi tertinggi, video-video unggahan dari kanal tvOneNews mendapat views terbanyak dari warganet. Sebagai contoh video berjudul “Momen Para Pengikut Al Zaytun, Karaoke Lagu Yahudi saat Didemo | tvOne Minute” ditonton sebanyak 1,3 juta kali dan mendapat komentar sebanyak 3.272 ribu kali.
Komentar di video ini didominasi dengan komentar negatif. Salah satunya seperti komentar dari akun A_BAH Channel. Komentar akun tersebut merasa bahwa pemerintah tidak tegas terhadap Al Zaytun dan meminta untuk segera menutup ponpes tersebut. Intonasi yang lebih positif disampaikan oleh akun Jumain Marzuki karena dimulai dengan premis bahwa pemerintah pada dasarnya menjamin kebebasan beragama warga negaranya.
Video dengan komentar terbanyak terpantau masih dari kanal tvOneNews yang berjudul “[BREAKING NEWS] Al Zaytun Siapkan 10 Ribu Orang Sambut Demonstran | tvOne”. Video mendapat 7.821 kali komentar dengan view sebanyak 614,5 ribu kali. Lagi-lagi komentar dengan sentimen negatif lebih mendominasi. Meski begitu komentar yang mendapat respons terbanyak dari warganet justru bersentimen positif. Komentar dari akun achmat bahroji menyebutkan bahwa ia mendukung masyarakat yang mendemo Ponpes Al Zaytun ketika pemerintah (khususnya Menteri Agama) dinilai tidak mampu mengatasi masalah ini.
Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang sesuai kebutuhan secara real time dapat berlangganan atau menggunakan percobaan gratis di netray.id.
Editor: Winda Trilatifah