Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 masih jauh dari pandangan. Berdasarkan rencana Komisi Pemilihan Umum (KPU), pendaftaran capres cawapres akan dilaksanakan pada September 2023. Melangkah lebih awal, pada Senin (3/10) pagi, Partai Nasional Demokrat (Nasdem) telah mendeklarasikan capresnya yakni Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta yang sebentar lagi akan habis masa jabatannya.
Tak lama berselang, pada Senin (3/10) sore, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melalui Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie secara virtual melalui Zoom mengumumkan bahwa Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah merupakan bakal calon presiden 2024 pilihan PSI. Adapun cawapres yang dideutkan dengan Ganjar menurut pilihan PSI adalah Zannuba Ariffah Chafsoh atau biasa dikenal dengan Yenny Wahid.
Media Monitoring Netray ingin melihat sejauh mana kedua kandidat ini mampu meraih perhatian publik mengingat pengumuman keduanya hanya berjarak beberapa jam. Berikut hasilnya.
Deklarasi Capres Nasdem-Anies Baswedan
Dengan menggunakan kata kunci anies&&deklarasi capres dan anies&&nasdem selama 3 Oktober 2022 terpantau sebanyak 36,6 ribu twit membicarakan topik terkait dekalarasi Capres Nasdem. Total impresi sebanyak 54,3 juta dan kurang lebih menjangkau 136, 9 juta akun.
Dalam agenda bertajuk “Deklarasi Calon Presiden Republik Indonesia Pilpres 2024 Partai Nasdem” yang dipimpin Surya Paloh di Nasdem Tower, Anies Baswedan turut hadir di antara anggota partai Nasdem lainnya. Setelah momen ini diumumkan secara resmi ke publik, banyak warganet yang mendukung langkah awal Nasdem ini sebagai pertanda baik.
Akun berita juga turut meramaikan momen resminya Anies sebagai capres Nasdem. Twit akun @TVOneNews @Metro_TV dan @KompasTV yang membagikan berita ini mendapat banyak impresi dari warganet Twitter. Selain itu, tampak akun portal berita lainnya seperti @tauberitamedia dan @detikcom yang turut membagikan berita dukungan dari Nasdem daerah seperti Bandung dan Jember.
Akan tetapi, tidak semuanya menyambut positif. Sebab pencalonan Anies ini ternyata juga punya dampak negatif untuk Nasdem. Salah satu kader Nasdem yang berpengaruh di Bali, Niluh Djelantik memutuskan hengkang dari Partai Nasdem setelah deklarasi tersebut. Hal ini tampak dicuitkan dengan lugas oleh akun @bobby_risakotta yang menyumbang sentimen negatif terpopuler sepanjang periode pemantauan.
Tak hanya ditujukan kepada Nasdem, suara sumbang atas ketidakpercayaan terhadap kepemimpinan Anies juga muncul dengan jumlah yang tidak sedikit. Sebagai contoh tertera dalam akun @KangNanooo dan @DennySiregar. Bahkan ada yang menganggap Anies tidak pantas menjadi capres karena pernah masuk sebagai gubernur terbodoh di Google Trends, seperti dicuitkan oleh akun @rizmaya_.
Belum lama ini Anies juga dipanggil oleh KPK terkait penyelidikan kasus dugaan korupsi penyelenggaraan Formula E. Isu ini menjadi topik sensitif bagi Anies dan Nasdem karena warganet juga turut menyinggung kasus tersebut. Seperti yang dibahas oleh akun @paltiwest dan @tukangrosok___, pencalonan ini dianggap sebagai bentuk pengamanan agar Anies tak terseret kasus ini.
Tak kalah sensitif dari isu tersebut, ajang deklarasi capres ini juga dianggap sebagai sikap nirempati Nasdem terhadap korban tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Akun @bobby_risakotta menganggap Nasdem hanya menuruti birahi syahwat politik sedangkan @alextham878 mencap Nasdem hanya mementingkan kepentingan kelompoknya sendiri tanpa melihat situasi yang sedang terjadi.
Sebelumnya kader PSI Giring Ganesha pun sempat mencuitkan hal serupa, namun sayang twit tersebut telah dihapus karena ternyata PSI juga mengumumkan capres-cawapresnya hari itu juga.
Deklarasi Capres-Cawapres PSI: Ganjar Pranowo-Yenny Wahid
Beralih ke Ganjar Pranowo. Dengan menggunakan kata kunci deklarasi capres&&ganjar, dan ganjar&&psi Netray memantau perbincangan topik ini di Twitter pada 3 Oktober 2022. Tidak sebanyak topik Anies-Nasdem, topik Ganjar-PSI ini hanya menghasilkan 1.762 twit dengan capaian impresi 717,4 ribu yang berpotensi menjangkau 58,8 juta akun selama periode pemantauan.
Berbeda dengan Anies yang turut hadir dalam acara deklarasi, Ganjar pada hari itu justru sibuk menerima Presiden Jokowi yang sedang mengadakan kunjungan kerja ke Semarang. Bahkan dikabarkan bahwa Ganjar belum berkomunikasi dengan PSI terkait pencalonan dirinya. Salah satunya tercantum dalam twit dari akun @diniHrdianti yang memuji Ganjar sibuk bekerja daripada meributkan soal pencalonan capres-cawapres 2024.
Namun seperti yang diharapkan, deklarasi dukungan PSI untuk Ganjar-Yenny sebagai capres-cawapres 2024 ini disambut positif. Tampak ucapan dukungan dari warganet Twitter yang menilai manuver politik yang dilakukan PSI sangat apik dan akan berpengaruh pada popularitas PSI.
Sementara itu, akun yang paling banyak memperoleh impresi adalah akun portal berita seperti @VIVAcoid dan @detikcom. Kedua lebih banyak mendapat respon dari warganet ketimbang akun-akun personal yang memberi dukungan secara langsung kepada Ganjar. Akan tetapi, tidak banyak hal menonjol yang diperbincangkan dalam topik Ganjar dan PSI.
Gelombang negatif sebenarnya juga muncul untuk PSI atas deklarasi dukungan untuk Ganjar tersebut. PSI ditertawakan oleh netizen karena terlalu percaya diri mengusung Ganjar-Yenny Wahid sebagai capres-cawapres padahal partai ini tidak memiliki kursi di DPR.
Warganet merujuk pada aturan ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden atau Presidential Threshold Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. Pasal 5 Ayat (4) UU menyatakan, pasangan calon presiden dan wakil presiden hanya dapat diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang memperoleh sekurang-kurangnya 15 persen jumlah kursi DPR atau 20 persen dari perolehan suara sah nasional dalam pemilu anggota DPR.
Selain menyeret PSI, sentimen negatif dalam topik deklarasi dukungan untuk Ganjar ini juga mengalir kepada Giring Ganesha. Sebelumnya, Giring melalui akun @Giring_Ganesha kedapatan sempat menyindir Nasdem terkait deklarasi capres di tengah duka Kanjuruhan sebagai hal yang nirempati. Sayangnya, seperti tengah misskomunikasi, PSI partai yang menaunginya mengikuti langkah Nasdem.
Berkaca pada apa yang ditwitkan oleh Giring, warganet menilai Giring sebagai kader yang tidak mengikuti perkembangan informasi di partainya. Demikian pula dengan aksi Giring yang kemudian menghapus twit tersebut juga dipertanyakan beberapa warganet. Bahkan @NephiLaxmus turut memparodikan percakapan antara Giring dengan pihak PSI ketika menghadapi situasi ini.
Tidak berhenti pada Giring, Ganjar Pranowo pun mendapat nyinyiran dari warganet. PSI dan Ganjar dianggap cocok karena memiliki citra negatif yang sebelumnya telah berkembang. Dalam hal ini, yang dimaksud warganet adalah soal anti syariah untuk PSI dan penyuka bokep untuk Ganjar.
Pantauan Media Online Terkait Isu Deklarasi Capres-Cawapres
Pantauan Netray di media online pada 3 Oktober terkait kata kunci anies&&deklarasi capres dan anies&&nasdem menemukan sebanyak 1.083 berita dari 99 media yang membahas topik ini. Mayoritas pemberitaan masuk dalam kategori Politik, yaitu sebanyak 991 berita dan kategori Pemerintahan dengan 70 berita.
Momentum diumumkannya Anies cukup mendominasi pemberitaan topik ini. Mulai dari media nasional hingga daerah menerbitkan berita tersebut. Sebenarnya deklarasi Anies semula diagendakan pada 10 November 2022 tetapi Nasdem memajukannya menjadi 3 Oktober 2022. Surya Paloh menganggap hari tersebut hari yang baik untuk mengadakan deklarasi.
Surya Paloh menjadi tokoh yang paling banyak disebut setelah Anies Baswedan selama periode pemantauan. Hal ini karena Surya Paloh-lah yang mengumumkan sendiri nama Anies sebagai capres. Kemudian ia juga mempersilakan Anies memilih cawapresnya sendiri yang cocok dengan pribadi Anies Baswedan.
Selain itu Partai Nasional Demokrat juga turut meramaikan pemberitaan. Nasdem cukup matang dalam mempersiapkan deklarasi ini. Sebelumnya partai ini telah mengomunikasikan dengan partai koalisinya seperti PKS dan Demokrat. Pencalonan ini mendapat dukungan pula dari kedua partai tersebut.
Akan tetapi, tidak dipungkiri bahwa banyak juga yang menganggap momentum ini kurang tepat mengingat saat ini Indonesia sedang berduka. Surokim Abdussalam, pengamat politik menyarankan seharusnya ada empati yang ditunjukkan oleh partai atas tragedi Kanjuruhan dan para keluarga korban. Pengamat politik kenamaan, Burhanudin Muhtadi juga mengungkapkan hal yang serupa. Hal lain yang juga menjadi pertanyaan adalah bahwa saat ini Anies sedang dalam pemeriksaan terkait kasus dugaan korupsi Formula E oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dibandingkan Anies, jumlah berita soal pencalonan Ganjar sebagai presiden terbilang sangat sedikit. Dengan kata kunci deklarasi capres&&ganjar, dan ganjar&&psi Netray hanya mengantongi 41 berita dari total 25 media pada 3 Oktober 2022. Adapun seluruh berita masuk ke dalam kategori Politik.
Berita didominasi oleh pengumuman Ganjar dan Yenny Wahid sebagai pasangan capres-cawapres pilihan PSI. Selain itu berita soal alasan PSI mengangkat dua calon ini juga muncul dalam periode pemantauan. Alasan PSI menggandeng Ganjar diungkapkan karea Ganjar merupakan sosok yang merakyat dan mengikuti perkembangan zaman. Sedangkan Yenny Wahid dianggap sebagai sosok yang memiliki semangat untuk memajukan toleransi sehingga keduanya dianggap kombinasi yang cocok dan saling melengkapi.
Adapun media nasional yang menjadi Top Portal dalam pemberitaan soal pencalonan Ganjar adalah Tribun News dengan 5 berita dan Kompas sejumlah 4 berita. Sedangkan tokoh yang paling banyak disebut selain Ganjar yakni Grace Natalie Wakil Ketua Dewan Pembina PSI sekaligus pemimpin jalannya konferensi pers terkait pencalonan Ganjar-Yenny.
Secara umum apabila dilihat dari banyaknya impresi di media sosial Twitter dan media pemberitaan, jelas topik deklarasi Nasdem-Anies lebih populer dibanding dengan deklarasi PSI-Ganjar. Deklarasi Nasdem-Anies dinilai lebih matang dan bersifat dua arah. Sedangkan pada deklarasi PSI-Ganjar dianggap terburu-buru dan tanpa komunikasi dua arah terhadap tokoh yang dicalonkan sehingga banyak yang merasa ganjil. Terlebih PSI tidak memiliki kursi di DPR sehingga deklarasi dukungan ini tampak aneh di mata warganet.
Pemilu 2024 memang masih jauh. Komunikasi yang dilakukan Partai Nasdem dengan partai koalisinya dinilai sebagai langkah awal yang baik oleh sebagian warganet meski atas keputusan ini pulalah sejumlah kader dan pendukung Nasdem memilih hengkang.
Editor: Winda Trilatifah