Dalam dunia visual, logo merupakan simbol yang merepresentasi jiwa dari sebuah lembaga, baik pihak swasta, pemerintah, atau organisasi non profit. Logo yang baik biasanya akan melekat dalam benak masyarakat sekaligus menjelaskan karakter lembaga tersebut bila ditampilkan di depan khalayak.
Melalui pemahaman ini, lembaga pemerintah yang memiliki tujuan untuk menguasai dan mengelola hajat hidup orang banyak, yakni Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah kepemimpinan Menteri Erick Thohir kini mengubah logo mereka. Penggantian ini tentu bukan tanpa tujuan. Untuk itu, Netray memantau bagaimana tanggapan dan harapan publik terhadap pembaruan logo tersebut.
Logo Baru BUMN
Dilansir dari Tirto.id dalam sebuah wawancara Erick Thohir menyebut logo baru BUMN ini terasa lebih modern dan milenial. Tujuannya adalah untuk menyesuaikan diri dengan sebagian besar penduduk Indonesia yang saat ini didominasi berusia muda.
Berdasarkan pantauan Netray, sejak tanggal penetapan logo BUMN baru tersebut hingga 5 hari selanjutnya, yakni 1 Juli hingga 6 Juli 2020. Terdapat 369 berita yang membahas kata kunci logo dari 71 media online Indonesia.
Sebagian besar media pemberitaan pada tanggal 1 hingga 3 Juli memberi sentimen positif terhadap langkah mantan bos besar klub Inter Milan tersebut. Media mengapresiasi gagasan dibalik logo baru ini serta menjelaskan pada masyarakat makna dari logo baru tersebut.
Pencarian tentang logo baru BUMN menempatkan pimpinan Kementrian, Erick Thohir sebagai aktor yang paling berpengaruh. Selama dua hari pemberitaan, media kerap mengutip penjelasan Erick terkait logo tersebut. Termasuk alasannya tak lagi menggunakan logo yang lama.
Hal yang berbeda apabila kata kunci diganti dengan frasa ‘logo baru’, Erick Thohir dan Kementrian BUMN masih menjadi Top People dan Top Organizations. Namun muncul beberapa buzzwords baru yang mulai menyinggung desain logo BUMN ini.
Kata yang dimaksud adalah Garuda Pancasila. Kata kunci ini menarik mengingat Menteri Erick membahasnya ketika membandingkan logo baru dengan yang lama. Ia berpendapat bahwa logo lama yang tidak memiliki gambar Garuda Pancasila, mencerminkan sikap BUMN yang mementingkan diri sendiri daripada kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Ia berharap BUMN dibawah kepemimpinannya bisa bekerja untuk bangsa dan negara. Lambang Garuda Pancasila menjadi begitu penting bagi Erick Thohir dan BUMN selain desain logo yang modern, minimalis dan simpel khas anak muda milenial.
Perubahan logo ini menarik perhatian Damar, desainer grafis milenial yang berdomisili di Jogjakarta. Ia mengapresiasi pendekatan modern minimalis dari logo baru tersebut. Namun penempatan lambang Garuda Pancasila justru dirasa kontraproduktif.
Salah satu elemen pendekatan modern adalah logo tersebut harus versatile, yang artinya logo mudah untuk diaplikasikan di banyak tempat tanpa harus mengubah desain utamanya. Nyatanya logo BUMN memiliki dua model dengan dan tanpa lambang Garuda Pancasila.
Pendapat Netizen
Bagaimanapun juga dua pendapat tersebut ada benarnya dengan masing-masing argumentasi. Lantas seperti apa netizen menanggapi langkah pemerintah yang satu ini?
Hasil pemantauan Netray melalui jejaring sosial Twitter, ditemukan lebih dari 11 ribu aktivitas terkait kata kunci logo BUMN dan terpapar sebanyak 5,2 juta kali dalam platform tersebut.
Ingar bingar logo baru BUMN di Twitter ini juga ternyata berpusar pada salah satu akun bernama @_ibaam. Akun tersebut milik seorang ilustrator grafis bernama Mohammad Ibrahim.
Dalam cuitannya ia menulis bahwa membuat logo BUMN yang baru ternyata tidak semudah yang orang pikirkan. Cuitan tersebut juga disertai video tutorial membuat logo BUMN menggunakan salah satu aplikasi ilustrasi.
Warganet Twitter lantas membanjiri cuitan tersebut dengan berbagai macam respon. Mulai dari reply hingga 350 kali, retweet sebanyak 6.748 kali, dan likes sejumlah 2.036 kali.
Dari hiruk-pikuk warganet Twitter ini, Netray membaca sentimen negatif melonjak tinggi sehari setelah pengumuman logo baru pada tanggal 1 Juli. Netray menemukan bahwa sebelum sentimen negatif mendominasi, pembicaraan warganet Twitter terkait logo tersebut masih bernada positif, tepatnya pada hari peluncuran.
Kritik terhadap logo bahkan disandingkan dengan krisis kepemerintahan Joko Widodo, ditandai dengan kemarahan presiden kepada kebinetnya, yang secara unik logo baru ini dianggap warganet sebagai jawaban Erick Thohir atas situasi tersebut.
Dalam pengalaman masyarakat modern, logo adalah branding dari sebuah lembaga. Ia merepresentasi bagaimana visi pimpinan lembaga terkait kerja dan kinerja organisasinya. Untuk itu apa yang Erick Thohir dan lembaganya lakukan pada logo BUMN menjadi penting untuk dibahas. Dengan mengagregasi pendapat masyarakat, kita bisa melihat bagaimana logo tersebut dimaknai bahkan pada level yang paling banal sekalipun.