Menjelang tahun-tahun politik, aktivitas sederhana seperti makan bagi para politisi bisa menjadi materi untuk mengampanyekan diri (personal branding). Contoh paling baru adalah acara makan bersama antara Puan Maharani dengan Muhaimin Iskandar. Menu makanan yang disajikan pada acara tersebut adalah nasi pecel.
Rupanya menu nasi pecel menjadi titik vokal dari narasi kerakyatan yang diajukan Puan Maharani. Melalui akun Twitter @puanmaharani_ri, Puan menyebutkan bahwa pertemuan antara pihaknya dari PDIP dengan ketua PKB tersebut memang sengaja dilakukan di warung nasi pecel. Pasalnya warung nasi pecel adalah simbolisasi wong cilik yang menjadi akar rumput kedua partai.
Melihat narasi semacam ini, warganet memberikan respon yang cukup beragam. Netray Media Monitoring mencoba melacak bagaimana reaksi yang disampaikan warganet di linimasa Twitter. Pemantauan tersebut bisa menjadi representasi tanggapan publik atas cara-cara branding semacam ini.
Statistik Pemantauan Topik Puan dan Warung Pecel Wong Cilik
Netray menemukan sebanyak 58.066 twit mengandung kata kunci “puan” dan “pecel” selama sepekan pemantauan, yakni 22-28 September 2022. Total twit tersebut meraup impresi sebanyak 26,6 juta kali dalam bentuk reply, retweet, dan favorites. Secara potensial topik pemantauan dapat menjangkau 160,9 juta akun Twitter berbahasa Indonesia.
Perbincangan warganet dengan kata kunci sudah muncul sejak awal periode pemantauan apabila dua kata kunci tersebut dipantau secara bersamaan. Akan tetapi perbincangan yang menjurus kepada topik Puan dan pecel baru muncul sejak tanggal 25 September 2022, atau setelah twit pemicu perbincangan terbit di linimasa.
Topik pecel terhitung cukup mendominasi perbincangan dengan menempatkan sejumlah kata terkait di grafik Top Words. Meskipun demikian kuantitas perbincangan soal pecel menurun sejak memuncak pada tanggal 25 September 2022. Padahal dalam pemantauan seluruh kata kunci justru puncak perbincangan masih terjadi di akhir periode yakni tanggal 28 September.
Alasannya adalah kata kunci “puan” tidak hanya muncul untuk perbincangan tentang nasi pecel dan partai yang merakyat. Tetapi juga bersangkutan dengan topik-topik lain yang beredar di linimasa.
Sebagai topik yang mendominasi, tentu saja perbincangan ini memunculkan sejumlah akun yang meraup impresi terbanyak. Dari daftar Top Accounts, Netray mendapati twit dari akun @AgusMagelangan dan @Puthutea yang membahas topik Puan dan warung pecel. Keduanya merupakan dedengkot laman media massa daring Mojokdotco.
Menurut @AgusMagelangan, warung pecelnya wong cilik seharusnya memiliki penampilan yang berbeda dengan yang ada di twit Puan Maharani. Twit bersentimen negatif itu mendapat reply sebanyak 410 dan favorites sebanyak 7.299 kali.
Sedangkan @Puthutea mengkritik narasi partai wong cilik yang coba didengungkan oleh Puan. Pasalnya di tengah kondisi yang menyulitkan wong cilik seperti sekarang ini, Puan dan partainya tidak pernah terlihat memperjuangkannya. Twit yang juga bersentimen negatif tersebut mendapat 313 reply dan 5.349 favorites.
Sentimen negatif rupanya menjadi tren perbincangan warganet meskipun hasil pemantauan tidak menunjukkan dominasi. Netray menemukan bahwa sebanyak 21.145 twit yang diunggah oleh warganet merupakan twit bersentimen negatif. Sedangkan 18.652 twit yang lain diunggah dengan bahasa yang bersentimen positif.
Dominasi sentimen negatif justru terjadi pada akhir puncak perbincangan. Atau justru ketika perbincangan tentang narasi warung pecel dan wong cilik telah mereda. Pada waktu tersebut, Netray mendapati 5.805 twit bersentimen negatif dan 3.243 bersentimen positif.
Viral Puan Bagikan Kaos dengan Wajah Cemberut
Fokus perbincangan warganet adalah video kegiatan Puan Maharani membagi-bagikan kaos ke masyarakat. Raut wajah Puan pada video tersebut seperti sedang cemberut. Akun yang membagikan video lantas meraup banyak impresi adalah akun @Safa_Andriana. Unggahan tersebut mendapat respon dalam bentuk reply sejumlah 1.443 kali dan like sebanyak 7.271 kali.
Ironi tampaknya menjadi penjelasan atas kehadiran Puan Maharani selama sepekan pemantauan. Di saat pihaknya mencoba mengampanyekan keberpihakan dengan rakyat kecil, justru warganet menangkap pesan yang berbeda. Puan dan tim harus semakin gencar berkampanye di media sosial untuk meningkatkan citra seperti yang dilakukan oleh akun dan twit mereka di bawah ini.
Demikian hasil pengamatan Netray, simak informasi terkini lainnya melalui https://analysis.netray.id/
Editor: Winda Trilatifah