HomeCurrent ReportBisnis Kartel di Balik Mahalnya Harga Tiket Pesawat: Benarkah?

Bisnis Kartel di Balik Mahalnya Harga Tiket Pesawat: Benarkah?

Published on

Naiknya harga tiket pesawat masih menjadi perbincangan hangat. Banyak masyarakat mengeluh dengan naiknya harga tiket yang luar biasa berlipat ganda. Pasalnya hampir semua maskapai serentak menaikan harga tiketnya. Lalu muncul dugaan adanya bisnis kartel dari kedua maskapai penerbangan terbesar di Indonesia?. Hal tersebut karena memang hanya dua maskapai besar yakni Garuda Indonesia Group dan Lion Air Group di Indonesia. Menjawab semua pertanyaan dan rasa penasaran di atas mari simak hasil pencarian data melalui sosial media monitoring Netray sebagai berikut.

Sebelum membahas data lebih jauh, mari pahami dahulu arti kartel itu apa. Kartel merupakan gabungan produsen dari perusahaan yang berbeda untuk melakukan sekutu atau kerja dan menghasilkan keuntungan satu sama lain. Kemungkinan bisnis kartel ini terjadi karena memang hanya terdapat dua maskapai besar penguasa di industri penerbangan Indonesia. Berikut gambar data cuitan dari warganet mengenai mahalnya harga tiket dengan rentang pengambilan data selama 6 hari. Mulai 10 Juni 2019 sampai 16 Juni 2019 karena memang dalam 6 hari tersebut sedang ramai diperbincangkan mengenai dugaan kartel.

Gambar 1. Total Keseluruhan Cuitan Warganet

Gambar 1. menjelaskan bahwa banyak warganet yang juga konsumen merasa kecewa dengan mahalnya tiket. Gambar tersebut dari keseluruhan total cuitan didominasi cuitan bersentimen negatif. Keseluruhan cuitan sebanyak 23.700 dengan rincian sentimen positif sebanyak 4.983 dan sentimen negatif sebanyak 10.400. Berikut gambar kurva fluktuasi sentimen negatif dan positif dari cuitan warganet.

Gambar 2. Kurva Sentimen Positif dan Negatif Cuitan Warganet

Gambar 2. memperlihatkan bahwa kurva sentimen negatif pergerakannya jauh di atas daripada kurva sentimen positifnya. Garis sentimen positif berada di bawah jauh ketinggalan dari garis sentimen negatifnya. Kurva pergerakan sentimen negatif mengalami kenaikan mulai 14 Juni ke 15 Juni dengan puncaknya 15 Juni kemudian 16 Juni mengalami penurunan kembali. Berikut gambar data berupa grafik untuk memperjelas peak time cuitan warganet.

Gambar 3. Grafik Cuitan Warganet
Gambar 4. Puncak Grafik Cuitan Warganet

Gambar 3. menunjukkan cuitan warganet mulai 10 Juni 2019 sampai 16 Juni 2019 mengalami kenaikan. Puncak cuitan terjadi pada tanggal 15 Juni 2019 dengan jumlah cuitan sebanyak 3900. Sebab pada hari itu kartel tiket pesawat sedang kembali diperbincangkan oleh salah satu acara di televisi.

Gambar 4. menunjukkan jam pada saat warganet berbalasan cuitan di media sosial Twitter. Intensitas warganet mengirimkan cuitan 15 Juni 2019 dari pukul 01.00 semakin naik hingga puncaknya terjadi pukul 12.00. Setelah pukul 12.00 sampai sore intensitas warganet mengirimkan cuitan mengalami naik turun. Namun cuitan warganet hitungannya masih tinggi dan intens untuk hari itu. Berikut gambar data salah satu contoh cuitan warganet.

Gambar 5. Contoh Cuitan Warganet

Gambar 5. merupakan salah satu contoh cuitan warganet akun @Jokowin17 memberikan cuitan dugaan adanya kartel karena mahalnya tiket pesawat. Akun tersebut juga meminta KPPU untuk menyelidiki maskapai tersebut. Berbagai cuitan tersebut akan membentuk jaringan percakapan. Berikut jaringan percakapan warganet yang terlibat dalam pembahasan.

Gambar 6. Jaringan Percakapan Warganet

Gambar 6. terlihat apabila jaringan percakapan saling terhubung satu sama lain. Akun IndonesiaGaruda sudah jelas banyak bertautan kemudian sambung dengan akun Detik. Jaringan paling besar dengan pusatnya warganet menandai akun Jokowi, BudiKaryaS, Kurawa, dan PartaiSocmed. Akun-akun tersebut yakni akun yang terlibat dan ditandai oleh warganet dengan cuitan mengenai mahalnya tiket pesawat juga dugaan adanya bisnis kartel. Untuk mengetahui isu percakapan warganet, berikut gambar data keyword dan intensitas cuitan warganet.

Gambar 7. Isu Percakapan Warganet

Gambar 7. merupakan isu percakapan yang berupa keyword dan juga diagram pemetaan keterhubungan antar keyword dalam cuitan warganet. Terdapat 30 keyword dari pengambilan data selama 6 hari. Keyword yang paling sering dibahas oleh warganet dalam cuitannya yakni ‘tiket’, ‘harga’, ‘naik’, dan ‘mahal’. Keyword tersebut intensitasnya sering digunakan oleh warganet dalam cuitannya, karena diameter garisnya paling panjang daripada keyword lain. Kemudian diagram atau lingkaran pemetaan keterhubungan antar cuitan, terlihat saling bertautan. Topik 28, 29, dan 30 kemudian topik 9, 10, 14, 18, 20, 22, dan 24 keterhubungannya sangat padat. Topik lain juga keterhubungan, namun tidak terlalu padat.

Kesimpulan, lalu apakah benar adanya bisnis kartel?

Berdasarkan data cuitan warganet di Twitter memang kemungkinan besar mahalnya tiket dikartel. Sebab sentimen negatif mendominasi cuitan warganet. Namun semua kembali lagi hanya sebatas dugaan, belum pasti. Lebih pastinya lagi kita menunggu hasil penyelidikan dari KPPU mengenai bisnis kartel di balik mahalnya harga tiket pesawat. Apabila KPPU berhasil membuktikan adanya bisnis kartel antara dua maskapai penerbangan tersebut, satu hal yang jelas masyarakat dirugikan. Dampak dari bisnis kartel ini sudah pasti merugikan masyarakat sebagai konsumen.

More like this

Kenaikan PPN 12% dan Gelombang Protes Warganet X: Bantuan Pemerintah Dianggap Tak Sebanding

Pemerintah akhirnya memutuskan untuk tetap menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada senin...

Tenggelam dalam Arus Sentimen Negatif, Gus Miftah Akhirnya Mundur

Miftah Maulana Habiburrahman atau yang biasa disebut Gus Miftah menjadi sorotan publik baru-baru ini...

Kebijakan Kenaikan PPN 12%, Gelombang Negatif Penuhi Linimasa X

Jelang akhir tahun 2024, kabar mengejutkan datang dari Menteri Perekonomian Sri Mulyani. Pajak Pertambahan...