Kejadian memilukan yang dialami saudara-saudara kita di Wamena, Papua masih menjadi kesedihan di penjuru negeri. Kejadian yang mengatasnamakan aksi lalu berujung kerusuhan tersebut merupakan tragedi. Banyak korban jiwa berjatuhan, dihabisi tanpa rasa welas asih kemudian segala fasilitas di bakar habis. Netray, melakukan pantauan reaksi warganet pada sosial media Twitter mengenai aksi di Wamena. Tidak sedikit warganet menanyakan apa sebab yang memantik kejadian aksi tersebut. Penyebab pastinya masih simpang siur, namun di blog sebelumnya sempat memperoleh data dari news mengenai berita yang diduga sebagai penyebab terjadinya aksi.
Pantauan dilakukan dalam rentang waktu 18 September 2019 sampai 30 September 2019. Bertepatan dengan aksi mahasiswa yang menolak pengesahan RUU KUHP atas dasar keresahan mahasiswa dengan kinerja DPR. Oleh sebab itu pantauan dilakukan pada rentang waktu tersebut, karena bersamaan aksi seluruh negeri. Berikut gambar data jumlah cuitan, total penanyangan, persebaran perangkat dan jenis kelamin pengguna.
Gambar 1 menjelaskan jumlah cuitan untuk topik aksi Wamena dengan rentang waktu pengambilan data dari 18 September 2019 sampai 30 September 2019 sebanyak 187 ribu cuitan. Persebaran perangkat 83% menggunakan mobile phone dan 17% website, jenis kelamin laki-laki mendominasi dengan jumlah 8.590 sedangkan jenis kelamin perempun sebanyak 2.507. Total penanyangan sebanyak 116 juta kali. Berikut gambar data grafik sentimen cuitan warganet mengenai aksi.
Gambar 2 dan 3 merupakan grafik cuitan warganet mengenai aksi Wamena. Gambar 2 terlihat pergerakan grafik memuncak pada 28 dan 29 September 2019. Pergerakan grafik sangat jauh dibandingkan awal tanggal pengambilan data. Total cuitan sebanyak 13.200 bersentimen positif. Gambar 3 memperlihatkan grafik puncak tertinggi pada 29 September 2019. Warganet ramai menuliskan cuitan mulai pukul 8.00 pagi stabil dan puncak cuitan warganet tertinggi pukul 20.00 malam. Total cuitan warganet pada puncak grafik (peak time) tertinggi sebanyak 6.052. Berikut kurva pergerakan cuitan warganet yang didominasi sentimen negatif.
Gambar 4 memperlihatkan kurva pergerakan sentimen cuitan warganet mengenai aksi di Wamena. Pada 18 September terlihat pergerakan stabil, kemudian pada 22 September kurva mulai naik dengan garis merah negatif. Kemudian garis menurun dan stabil sampai tanggal 26 September. Kurva mengalami kenaikan pesat mulai 27 September dengan puncak kenaikannya pada 29 September dan 30 September kurva mulai menurun. Seperti terlihat pada gambar, kurva berwarna merah atau negatif mendominasi garis. Cuitan bersentimen negatif warganet sebanyak 5.481 dan sentimen positif sebanyak 2.270 cuitan. Berikut contoh cuitan warganet mengenai aksi pilu di Wamena.
Gambar 5 salah satu contoh cuitan warganet yang menyuarakan kegelishan dan kepiluan mengenai aksi di Wamena. Cuitan akun @IchwanPS berupa sindiran untuk para petinggi dan pemimpin negeri yang belum mau membuka pembicaraan untuk kasus tragedi di Wamena. Warganet merasakan pilu dengan keprihatinan yang mendalam.
Gambar 6 merupakan cuitan aktivis yang namanya sempat menjadi viral lantaran cuitannya mengenai aksi di Wamena. Aktivis @Dandhy_Laksono menuliskan kegelisahannya bahwa permasalahan di Papua mempunyai akar berbeda dan harus melibatkan negara pada diskusi ruang terbuka. Beberapa cuitan @Dandhy_Laksono dianggap menggiring opini kebencian, oleh sebab itu jurnalis yang juga aktivis tersebut ditangkap Polda Metro Jaya pekan lalu. Selang beberapa waktu yang tidak lama, @Dandhy_Laksono dibebaskan dari Polda Metro Jaya. Terlepas dari semua itu, tidak mencari siapa yang salah atau siapa yang benar. Tulisan @Dandhy_Laksono pada sosial media Twitter merupakan ungkapan kegelisahan atas sikap petinggi pemerintah, seakan diam dan menutup kasus yang terjadi di Wamena.
Gambar cuitan di atas salah beberapa tulisan mengenai kepiluan yang dirasakan warganet untuk Wamena. Media pemberitaan @TirtoID dan @JamanSulit menuliskan cuitan informasi situasi kejadian di Wamena. Kemudian akun @MuhSujarw4 menuliskan cuitannya berupa ucapan belasungkawa atas kejadian tragedi yang menimpa korban kerusuhan di Wamena yang mayoritasnya perantauan Padang. Korban kerusuhan di Wamena mayoritas adalah masyarakat asal Padang yang merantau mencari nafkah di Wamena. Oleh sebab itu, masyarakat Padang merasa bersedih mendalam atas tragedi yang menimpa sanak saudaranya di Wamena. Berikut gambar data akumulasi frekuensi kata dan top inisiator pada topik Wamena.
Gambar 9 merupakan top word atau frekuensi kemunculan kata pada setiap cuitan warganet. Pada gambar tersebut, terlihat bahwa kata “wamena” mempunyai ukuran paling besar daripada lainnya. Kemudian diikuti kata “dukawamena” dan kata “korban”. Kata “wamena” memang ujung topik pembicaraan warganet sehingga kata tersebut berukuran paling besar. Top inisiator yang termasuk dalam cuitan warganet posisi pertama yakni ditempati oleh @R4jaPurwa, lalu diikuti oleh @deawawolumaya dan @AzzamIzzulhaq. Berikut jaringan percakapan yang terbentuk.
Jaringan percakapan tersebut paling besar dengan pusatnya @Dahnilanzar. Banyak warganet dalam cuitannya menandai akun @Dahnilanzar. Jaringan lain yang juga ditandai pastinya akun @jokowi sekalu orang nomor satu di Negeri ini, terdapat juga akun @aniesbaswedan, @CNNIndonesia, @DivHumas_Polri dan lain-lain.
Berdasarkan ulasan di atas, aksi yang terjadi di Wamena memang menjadi perhatian sekali. Pasalnya banyak korban jiwa akibat aksi tersebut, dan segala fasilitas rusak. Bahkan bisa dikatakan tragedi karena menghilangkan nyawa orang dengan cara keji. Terlepas dari itu semua, Netray hanya mengungkapkan analisis berdasarkan data yang diperoleh di sosial media Twitter. Turut berduka cita mendalam, dan sedih tiada terkira untuk korban juga segenap warga Wamena, Papua. Semoga segera membaik kondisinya, tidak terjadi lagi aksi serupa, dan tidak ada lagi perpecahan bangsa. Mari saling bahu membahu, bantu membantu untuk memperkokoh bangsa Indonesia. Bersatu padu Indonesia, damai selalu menyertai.