Debat cawapres antara Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming, dan Mahfud MD kembali terselenggara pada hari Minggu 21 Januari 2024 lalu. Topik debat yang harus mereka bicarakan antara lain pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup, sumber daya alam dan energi, pangan, agraria, masyarakat adat, serta desa.
Menggunakan Netray Speech Analysis (NSA), kita bisa menelisik fokus ujaran dari masing-masing capres dalam merespons tema debat. Termasuk isu apa saja yang mereka angkat hingga entitas subjek dan objek mana yang kerap mereka bicarakan?
Total Durasi dan Jumlah Kata: Muhaimin Paling Efisien Bicara di Debat Cawapres
Dari total 18 sesi bicara, tidak semua cawapres memanfaatkan waktu 25 menit untuk mengutarakan gagasannya. Ketika Muhaimin menggunakan 25 menit 37 detik dan Mahfud 25 menit 58 detik, Gibran hanya menggunakan 23 menit 57 detik. Cawapres yang paling banyak memanfaatkan waktu bicara adalah Muhaimin dengan 2.668 kata atau 114/menit. Meski memiliki jumlah kata terendah di 2.496 kata, Gibran lebih tinggi memproduksi kata yakni 104/menit dibanding Mahfud. Mahfud hanya memproduksi 97 kata/menit yang berarti ia memakai 2.505 kata selama acara debat.
Sentimen Ujaran Cawapres: Gibran Paling Positif
Terdapat perbedaan sentimen yang signifikan antara cawapres satu dengan cawapres lainnya. Cak Imin menyampaikan poin ujaran dengan sentimen negatif terbanyak. Yakni sejumlah 7 sesi ujaran, atau sekitar 38,9 %. Gibran kerap menyampaikan ujaran yang cenderung bersentimen positif. Secara total, 14 sesi, atau 77,8 persen ujaran Gibran. Mahfud MD menyampaikan ujaran dengan sentimen yang cukup merata. Yakni 33,3 % sentimen netral, 38,9 % sentimen positif, dan 27,8% sentimen negatif.
Topik Ujaran Cawapres
Kemunculan kata dengan frekuensi tertinggi bisa menjadi indikator topik atau isu yang dibicarakan masing-masing cawapres dalam debat. Kata desa dan petani menjadi kata yang paling sering digunakan oleh Cak Imin. Yakni 29 dan 28 kali. Cak Imin juga kerap menggunakan kata pembangunan (22), keadilan (20), masyarakat (19), dan etika (16).Terdapat 9 sesi berbicara yang menyebut kata petani, dan 5 sesi untuk kata desa.Begitu juga kata pembangunan yang muncul dari 9 sesi. Sedangkan kata etika hanya ada di 3 sesi berbicara Cak Imin.Cak Imin banyak membicarakan masalah pelibatan petani dalam membuat kebijakan yang berhubungan dengan pangan, agraria, desa, hingga lingkungan hidup.
Kata tanah menjadi kata yang paling banyak disebut oleh Gibran. Yakni sebanyak 21 kal. Selain itu terdapat kata masyarakat (13), lokal (13), energi (13), dan hijau (12). Kata hilirisasi sendiri disebut Gibran sebanyak 11 kali. Atau setara dengan kata pembangunan. Kata tanah muncul di 5 sesi berbicara. Sedangkan kata hilirisasi muncul di 3 sesi. Kata hijau diucapkan pada 5 sesi berbicara. Di tempat lain kata energi muncul di 4 sesi. Secara garis besar, Gibran membahas dua topik utama. Yakni hilirisasi industri dan solusi masalah agraria.
Kata hukum menjadi kaya yang paling sering digunakan oleh Mahfud. Yaitu sebanyak 11 kali. Sedangkan kata orang kerap digunakan sebagai kata ganti saja. Sebenarnya frekuensi penggunaan kata hukum sama banyaknya dengan kata ekonomi dan adat. Kata hukum muncul dalam 7 sesi ujaran. Kata ekonomi muncul dalam 2 sesi ujaran. Kata adat muncul dalam 4 sesi ujaran. Mahfud kerap menceritakan kasus-kasus hukum yang berkaitan dengan masalah agraria.
Analisis NER (Named Entity Extraction) Debat Cawapres
Selain kontestan Pilpres 2024, Muhaimin hanya menyebut nama pendiri NU KH Hasyim Asyari (1). Begitu juga dengan Gibran yang hanya menyebut Tom Lembong (3), anggota tim pemenangan 01 dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno (1). Sedangkan Mahfud MD cukup banyak menyebut nama figur dan tokoh seperti Presiden Jokowi (7), Bung Karno (2), Ebiet G Ade (1), dan Gus Dur (1).
Muhaimin hanya menyebut 5 wilayah/lokasi. Yakni Papua (3), Jawa, Maluku, Rempang, dan Sulawesi Tengah. Gibran menyebut 10 lokasi, diantaranya adalah Fakfak (2), Mojokerto (2), dan Solo (2). Mahfud menyebut 11 wilayah, diantaranya Panggungharjo (2), Bali, Kalimantan Timur, dan Rempang.
Mahfud dan Muhaimin memiliki kesamaan tema dalam menggunakan kalimat bertendensi komplain. Yakni mengkritisi pemerintahan dan program-programnya. Seperti merusak lingkungan (3), mengabaikan petani, hingga menghasilkan konflik agraria untuk Muhaimin. Dan merusak alam, kemiskinan, dan konflik agraria untuk Mahfud. Sedangkan Gibran hanya menyebut 1 complaint yakni kebohongan publik.
Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang sesuai kebutuhan secara real time, Anda dapat berlangganan atau menggunakan percobaan gratis di netray.id.
Editor: Winda Trilatifah