HomeHukumPolitisasi Kasus Dugaan Penghinaan Presiden Rocky Gerung

Politisasi Kasus Dugaan Penghinaan Presiden Rocky Gerung

Published on

Akademisi Rocky Gerung sedang menjadi bulan-bulanan publik akibat ucapannya yang dianggap menyinggung Presiden Joko Widodo. Rocky sempat menyebut Presiden sebagai ‘bajingan tolol’ saat berorasi di depan massa aksi Konsolidasi Akbar Aliansi Aksi Sejuta Buruh bersama Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) di Bekasi pada Sabtu, 29 Juli 2023.

Atas dugaan penghinaan tersebut, Rocky Gerung telah dilaporkan ke polisi oleh sejumlah pihak. Polisi juga sudah mulai melakukan penyelidikan terhadap laporan-laporan tersebut. Rocky sendiri sudah meminta maaf atas ucapannya yang membuat gaduh publik. Ucapan ‘bajingan tolol’ ini juga sempat viral di media sosial beberapa waktu belakangan.

Netray Media Monitoring lantas memantau pemberitaan media massa daring dan lini masa Twitter guna mendapat gambaran khusus terkait kasus ini. Pemantauan dilakukan selama periode 31 Juli hingga 6 Agustus 2023. Kata kunci rocky gerung digunakan untuk memantau dengan asumsi data yang diperoleh sesuai dengan koridor pemantauan. Berikut ini adalah hasil pemantauan Netray.

Pro Kontra Pencela dan Pendukung Rocky Gerung di Lini Masa Twitter

Perbincangan terkait dugaan ujaran yang menyinggung Presiden Joko Widodo yang dilakukan oleh Rocky Gerung ini menarik minat warganet sehingga menghasilkan 71.232 unggahan mengandung kata kunci. Sejak awal periode pemantauan, intensitas perbincangan terhitung sudah cukup tinggi, yakni sebanyak 4.598 unggahan selama 24 jam.

Gambar 1. Intensitas dan peak time pemberitaan media massa daring

Intensitas perbincangan meningkat tajam pada hari Kamis 3 Agustus 2023 hingga mencapai 13.511 unggahan. Lalu tanggal 5 Agustus 2023 menjadi tanggal ketika perbincangan warganet mencapai puncaknya. Pada hari Sabtu tersebut ditemukan 16.447 unggahan dengan topik ucapan Rocky Gerung.

Tingginya intensitas perbincangan mempengaruhi tingkat impresi warganet. Netray mendapati sebanyak 45,1 juta respons muncul terhadap perbincangan dalam rupa reply, retweet, dan favorites. Perbincangan ini secara potensial juga dapat menjangkau hingga 139,1 juta akun Twitter berbahasa Indonesia.

Gambar 2. Statistik pemantauan topik dugaan ujaran penghindaan presiden

Sejauh pemantauan Netray, perbincangan didominasi oleh sentimen negatif, yakni sebanyak 50.195 twit. Sementara sentimen positif sebanyak 9.466 twit. Sejak awal pemantauan, intensitas twit dengan sentimen negatif memang tampak selalu lebih tinggi daripada twit dengan sentimen positif. Puncaknya terjadi pada 5 Agustus 20223 karena lonjakan tweet yang juga meningkat di tanggal tersebut.

Gambar 3. Tren sentimen twit warganet

Rocky Gerung menjadi bulan-bulanan warganet yang tercermin dari unggahan twit sejumlah akun dengan impresi terbanyak pada Gambar 4 di bawah. Seperti unggahan dari akun @ch_chotimah2 yang menempati posisi pertama dengan meraup total 39.362 impresi. Akun @ch_chotimah2 membandingkan kasus ini dengan kasus Ahok yang harus masuk bui karena ucapannya.

Gambar 4. Akun dengan impresi terbanyak
Gambar 5. Twit dari akun @ch_chotimah2
Gambar 6. Twit dari akun @narkosun
Gambar 7. Twit dari akun @MARQUEZ__93

Akun @narkosun juga memberi sentimen negatif dengan menyebut bahwa Kepala Staf Presiden Moeldoko mengingatkan Rocky Gerung untuk tidak coba-coba mengganggu Presiden Joko Widodo. Sedangkan akun @MARQUEZ__93 merasa emosi karena sebagai pendukung Jokowi, ia harus mendengar ujaran caci maki tersebut.

Di sisi lain, pendukung Rocky Gerung juga tidak absen dari lini masa. Tak hanya menyampaikan dukungan, mereka bahkan menampilkan narasi serangan balik kepada para pencela Rocky. Seperti twit yang diunggah akun @hc_poirot yang menyebut bahwa siapa saja yang melaporkan Rocky, atas ucapan penghinaan presiden, adalah anggota PKI gaya baru. Twit bernada menyerang ini secara normatif terindeks sebagai unggahan dengan sentimen negatif.

Gambar 8. Twit dari akun @hc_poirot
Gambar 9. Twit dari akun @Hasbll_Lbs

Sedangkan twit dengan nada dukungan datang dari akun @Hasbil_lbs yang menyayangkan respons pihak berwajib atas kasus Rocky yang dinilai tidak adil ini. Ia membandingkan dengan kasus aktivis sosmed Denny Siregar yang cukup lambat diangkat, akan tetapi terkesan cepat ketika menangani Rocky.

Pemantauan Pemberitaan Media Massa Daring

Topik dugaan ujaran penghinaan Rocky Gerung juga dipantau di kanal News. Netray menemukan selama sepekan periode pemantauan terdapat 2.179 artikel dengan kata kunci telah diterbitkan oleh 184 portal berita daring. Sebagian besar artikel dalam topik ini masuk ke dalam kategori pemberitaan politik, yakni sebanyak 1.359 artikel.

Gambar 10. Statistik pemantauan media massa daring

Dua kategori populer lain yang menaungi topik pemberitaan ini adalah kategori Law dan Government. Masing-masing dengan 408 dan 205 artikel selama sepekan pemantauan. Kasus dugaan ujaran penghinaan terhadap presiden pada dasarnya adalah kasus hukum yang terjadi pada ranah pemerintahan. Akan tetapi menjadi menarik justru ketika nuansa politik terpantau lebih mendominasi.

Seperti artikel dari portal berita daring Alinea ID yang menyebutkan bahwa Rocky Gerung merasa bahwa ada pihak-pihak yang menunggangi kasus dugaan ujaran penghinaan yang ia lakukan. Pasalnya ujaran yang ia lemparkan merupakan sebuah kritik. Kasus ini menjadi berlarut-larut karena ada yang “memancing di air keruh”.

Gambar 11. Contoh berita dugaan ujaran penghinaan presiden

Artikel lain yang bernada politis adalah laporan dari laman Gelora.co yang berisi wawancara dengan pendiri Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D) Rachland Nashidik. Pihaknya mendukung Rocky Gerung yang dinilai menghina presiden. Rachlan menjelaskan bahwa pada zaman SBY juga tak jarang terjadi dugaan penghinaan akan tetapi tidak pernah maju ke meja hijau.

Gambar 12. Contoh berita dugaan ujaran penghinaan presiden

Sudut pandang hukum dan pemerintahan memang masih cukup terasa dalam kasus ini. Seperti dalam artikel Majalah Tempo ketika Polda Metro Jaya yang akan menggandeng ahli bahasa untuk menyelidiki kasus ini. Atau artikel Suara.com ketika KSP Moeldoko ikut berkomentar terhadap Rocky Gerung. Hanya saja mendekati Pemilu 2024, semua hal bisa menjadi isu politik.

Gambar 13. Contoh berita dugaan ujaran penghinaan presiden

Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang sesuai kebutuhan secara real time dapat berlangganan atau menggunakan percobaan gratis di netray.id.

Editor: Winda Trilatifah

More like this

Tenggelam dalam Arus Sentimen Negatif, Gus Miftah Akhirnya Mundur

Miftah Maulana Habiburrahman atau yang biasa disebut Gus Miftah menjadi sorotan publik baru-baru ini...

Kebijakan Kenaikan PPN 12%, Gelombang Negatif Penuhi Linimasa X

Jelang akhir tahun 2024, kabar mengejutkan datang dari Menteri Perekonomian Sri Mulyani. Pajak Pertambahan...

Layanan Baru “Lapor Mas Wapres”: Dihujat di X, Didukung di Tiktok

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka membuat terobosan baru di awal kepemimpinannya. Ia resmi membuka...
%d bloggers like this: