HomeNetrayMedia Monitoring Minim Dilirik Akademisi, Netray Tawarkan Solusi

Media Monitoring Minim Dilirik Akademisi, Netray Tawarkan Solusi

Published on

Media monitoring minim dilirik akademisi meski menawarkan banyak manfaat dan keunggulan yang dibutuhkan untuk riset atau penelitian akademik. Ada banyak faktor mengapa penelitian akademik, terutama di klaster sosio humaniora, dapat dilakukan dengan media monitoring atau dengan memantau pergerakan wacana di media sosial maupun pemberitaan media massa daring. Akan tetapi, kenyataannya pada saat ini tool semacam media monitoring minim dilirik akademisi. Jumlah penelitian dengan metode ini masih kalah jauh dengan metode-metode tradisional lainnya.

Meski tidak ada data resmi terkait hal ini, klaim bahwa adopsi media monitoring masih sangat rendah dapat dicermati pada sejumlah fenomena. Semisal apabila kita menjalankan kata kunci “media monitoring” dan “case study” di Google Scholar, maka akan tampak perbedaan hasilnya. Google Scholar berhasil menemukan sekitar 104.000 artikel untuk kata kunci “case study”, berbanding 2.420 artikel untuk “media monitoring” dari awal tahun 2024.

Alasan Media Monitoring Minim Dilirik Akademisi

Ada alasan mengapa media monitoring masih minim dilirik akademisi. Semisal karena terdapat beberapa kekurangan dari metode ini jika dilihat dari sudut pandang riset akademik. Karena bagaimanapun juga penelitian pada bidang tertentu memiliki sejumlah prasyarat yang harus dipenuhi. Meskipun untuk bidang lain kekurangan ini tidak menjadi masalah. Berikut ini adalah sejumlah alasan mengapa media monitoring masih jarang digunakan akademisi sebagai tools atau metode penelitian mereka. 

  1. Keterbatasan Kesadaran: Banyak peneliti akademik mungkin belum sepenuhnya menyadari potensi dan manfaat penggunaan tools media monitoring dalam penelitian mereka. Media monitoring sering kali dianggap sebagai alat untuk praktisi PR atau pemasaran daripada untuk riset akademik.
  2. Kompleksitas dan Keterampilan Teknis: Beberapa tools media monitoring membutuhkan keterampilan teknis tertentu untuk mengoperasikannya dengan efektif. Ini termasuk pengaturan query pencarian, analisis data, dan interpretasi hasil, yang mungkin memerlukan pelatihan tambahan bagi peneliti.
  3. Biaya: Beberapa tools media monitoring minim dilirik akademisi karena memiliki biaya berlangganan yang tinggi, terutama untuk akses ke data dan fitur yang lebih canggih. Institusi akademik mungkin memiliki anggaran terbatas untuk teknologi ini.
  4. Persepsi tentang Metode Tradisional: Beberapa peneliti mungkin lebih cenderung menggunakan metode riset tradisional seperti survei, wawancara, atau analisis dokumen karena telah terbukti dan terstruktur dengan baik dalam metodologi akademik.
  5. Ketersediaan Data Terbuka: Meskipun tools media monitoring menawarkan akses ke data dari berbagai platform, beberapa peneliti mungkin lebih memilih menggunakan data terbuka yang tersedia secara bebas untuk penelitian mereka.
  6. Kontroversi Privasi dan Etika: Alasan lain mengapa media monitoring minim dilirik akademisi adalah tools ini dapat menimbulkan isu privasi dan etika terkait dengan pengumpulan dan analisis data dari platform media sosial dan media online. Penyedia jasa harus terbuka mengenai sumber data mereka. 
  7. Kurangnya Integrasi dengan Metode Riset Lain: Bagi beberapa disiplin ilmu, seperti ilmu sosial atau humaniora, tools media monitoring mungkin belum diintegrasikan secara menyeluruh dengan tradisi riset yang sudah ada.

Netray Media Monitoring Tawarkan Solusi bagi Akademisi

Berbekal pemaparan di atas, Netray menawarkan solusi untuk mengatasi masalah mengapa media monitoring minim dilirik akademisi. Solusi ini tentu saja akan berbasis pada sejumlah poin yang sudah disampaikan sebelumnya. Termasuk dari hal-hal yang sudah tim Netray kerjakan hingga saat ini.

Seperti pembuatan blog rutin yang berisi showcase penggunaan media monitoring untuk memahami isu atau topik yang sedang ramai diperbincangkan. Peneliti atau akademisi bisa mengunjungi blog di alamat analysis.netray.id guna mencari inspirasi dari hasil analisis yang sudah kami lakukan.

Dashboard media monitoring Netray telah didesain seintuitif mungkin agar memudahkan penggunaan oleh user, ketika kendala utamanya adalah kompleksitas dan keterampilan teknis. Tim Netray juga menyediakan layanan 24/7 apabila pelanggan menemukan kendala dalam mengakses media monitoring.

Ilustrasi media monitoring minim dilirik akademisi, Netray tawarkan solusi Dashboard intuitif

Terkait masalah sumber data, Netray membebaskan klien untuk membuat request terhadap media mana saja yang ingin dipantau. Netray juga akan transparan memberikan informasi lengkap terkait sumber data agar sesuai dengan prinsip penelitian akademik.

Pendekatan yang tepat dan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana menggunakan tools secara efektif hanya akan jauh di angan apabila aksesibilitas terhambat oleh harga layanan yang tinggi. Maka dari itu Netray Media Monitoring hadir dengan penawaran termurah, yakni cukup membayar langganan 350 ribu rupiah perbulan untuk mendapat semua benefit yang ditawarkan. Melalui solusi dan penawaran ini, Netray berharap penggunaan tools media monitoring dalam riset akademik bisa meningkat. Anda bisa mencoba tools media monitoring kami secara gratis Netray Trial. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Kontak Netray.

Editor: Winda Trilatifah

More like this

Cara Mengoptimalkan Model AI Generatif untuk ROI Maksimal

Dalam dunia bisnis modern, adopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) telah menjadi salah satu langkah...

Urgensi Implementasi AI Impact Index dalam Mengukur Kemajuan Ekonomi

Indeks ini membantu menilai sejauh mana teknologi AI telah mempengaruhi produktivitas, efisiensi, dan pertumbuhan ekonomi di berbagai macam sektor. AI Impact Index dapat memberikan pandangan komprehensif mengenai dampak positif, negatif, maupun netral dari penerapan AI dalam sektor-sektor seperti manufaktur, kesehatan, keuangan, transportasi, hingga pendidikan.

Chatbot Berbasis AI untuk Layanan Kesehatan Primer: Manfaat dan Tantangan

Layanan kesehatan primer merupakan pondasi penting dalam sistem kesehatan masyarakat. Layanan seperti puskesmas posyandu,...
%d bloggers like this: