Menjelang akhir tahun 2020 lalu, publik dalam negeri dihebohkan dengan kasus suap yang menyeret sosok jaksa bernama Pinangki Sirna Malasari sebagai terpidana. Pinangki akhirnya mendapat vonis kurungan selama 10 tahun karena menerima suap dari terpidana Djoko Tjandra ketika masih menjadi buronan kepolisian Republik Indonesia. Kasus ini menjadi semakin runyam ketika terjadi kebakaran di gedung Kejaksaan Agung karena banyak barang bukti dan dokumen yang tersimpan di dalamnya.
Kali ini nama Pinangki kembali menjadi sorotan publik karena mendapat potongan masa hukuman sebanyak 6 tahun penjara. Dengan begitu masa tahanan yang harus dijalani oleh Pinangki tersisa 4 tahun saja. Alasan majelis hakim adalah karena Pinangki merupakan seorang perempuan dan saat ini sedang merawat anak balita. Publik tentu dibuat heran dengan keputusan ini. Mereka lantas meramaikan percakapan di linimasa Twitter.
Netray Media Monitoring ingin melihat bagaimana berjalannya perbincangan tersebut. Seperti apa pendapat umum warganet Twitter menanggapi keputusan pengurangan masa tahanan Pinangki? Pendapat siapa yang paling banyak direspons oleh warganet? Apakah ada sudut pandang spesifik dalam melihat kasus ini? Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan ini, Media Monitoring Netray melakukan pemantauan dan hasilnya bisa disimak di bawah ini.
Statistik Pemantauan Topik Perbincangan Pemotongan Masa Tahanan Pinangki
Untuk memantau wajah perbincangan warganet di linimasa, Netray menggunakan kata kunci pinangki dan penegak hukum. Pemantauan dilakukan selama sepekan ke belakang, yakni pada periode 10 Juni hingga 16 Juni 2021. Dari sana didapatkan sejumlah data statistik dengan rincian sebagai berikut.
Kata kunci pinangki tentu saja untuk mengumpulkan perbincangan warganet yang menyebut nama jaksa Pinangki Sirna Malasari dalam tweet mereka. Dari sini dapat terlihat bagaimana sosok tersebut di mata warganet. Sedangkan kata kunci penegak hukum adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap lembaga yang bersangkutan. Pengurangan masa tahanan untuk terpidana kasus suap tentu menjadi preseden buruk bagi citra penegak hukum di Indonesia.
Hingga pukul empat sore di tanggal 16 Juni kemarin, tweet yang diunggah warganet Twitter terpantau pada hari itu sebanyak 16.088 kali. Ada kemungkinan masih akan bertambah lagi menjelang pukul 12 tengah malam. Perbincangan seputar masa tahanan Pinangki oleh warganet di linimasa Twitter mulai meningkat pada tanggal 14 Juni pukul 10 pagi WIB. Hanya saja topik pembicaraan warganet belum mengarah ke keputusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
Warganet masih menyoroti masalah penegakan hukum di Indonesia setelah kasus pemecatan sejumlah komisioner KPK melalui instrumen Tes Wawasan Kebangsaan. Topik perbincangan ini memunculkan nama ketua KPK Firli Bahuri sebagai tokoh sentral yang dibicarakan. Baru pukul 1 siang informasi keputusan pengadilan terhadap Pinangki mulai beredar di ranah publik.
Secara keseluruhan, pemantauan topik perbincangan ini menghasilkan 18,4 juta kali interaksi dalam bentuk reply, retweet, dan favorites. Dengan angka sebesar ini, isu pengurangan masa tahanan terpidana Pinangki bisa digolongkan sebagai isu nasional. Ditambah lagi kata kunci tersebut secara potensial dapat menjangkau 110,8 juta akun Twitter berbahasa Indonesia.
Sama sekali bukan hal yang mengejutkan apabila sentimen terhadap topik pemantauan dikuasai sentimen negatif. 10.507 tweet warganet terindeks ditulis dengan sentimen negatif. Sedangkan tweet dengan sentimen positif hanya berjumlah 1.140 tweet saja. Dibutuhkan penelusuran lebih dalam lagi guna melihat seperti apa intensi dan sudut pandang tweet dari masing-masing sentimen.
Menelusuri Komplain Warganet atas Keputusan Pengurangan Masa Tahanan Pinangki
Dari pemaparan data statistik di bab sebelumnya, terlihat sebuah fakta bahwa sentimen negatif mendominasi perbincangan. Sebagian besar tweet bersentimen negatif biasanya akan mengandung sebuah elemen spesifik yakni komplain. Netray memiliki fitur yang merangkum kata-kata komplain ke dalam satu tabel. Fitur ini sangat membantu dalam menelusuri maksud dan sudut pandang warganet.
Kata atau frase seperti “tdk (tidak) adil”, “Merusak akal”, “melanggar hukum”, hingga “dihukum lebih berat” berseliweran di linimasa selama pemantauan. Setiap kata atau frase tersebut mewakili konteks tertentu dalam topik perbincangan. Melalui cuitan yang mengandung kata atau frase “tdk adil”, akun @PutraWadapi menyumbang banyak impresi terhadap komplain tersebut.
Bentuk komplain selanjutnya adalah frase “merusak akal”. Akun @maspiyuaja dan @rosunWONG merupakan akun yang mendapat impresi tertinggi untuk komplain ini. Bagi mereka, pengurangan masa hukuman Jaksa Pinangki hingga enam tahun sudah merusak akal sehat. Justru ia harus dihukum berat karena notabene merupakan seorang penegak hukum.
Contoh komplain terakhir dari pemantauan ini yaitu “melanggar hukum”. Komplain ini merupakan bentuk rasa kecewa mengapa seseorang yang mengerti hukum justru melanggar hukum. Seharusnya mereka mendapat hukuman yang lebih bukan malah dikurangi seperti masa tahanan Pinangki. Akun yang memiliki tweet dengan sudut pandang seperti ini antara lain @yusuf_dumdum dan @HukumDan. Tentu saja masih ada bentuk komplain lain yang tidak dijadikan sampel di sini.
SNA Aduan Komplain Melalui Sentimen Negatif
Lantas kemana komplain tersebut dialamatkan? Agar mendapat gambaran ini, Netray menggunakan fitur Social Network Analysis. Fitur tersebut dapat digunakan untuk melihat siapa saja sosok yang paling banyak mendapat interaksi dari warganet. Interaksi yang dimaksud dalam pemantauan topik perbincangan kali ini adalah penggunaan mention kala membuat tweet.
Bisa disimak dari grafik diatas bahwa akun milik Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD di @momahfudmd merupakan akun yang paling banyak mendapat mention dengan sentimen negatif. Komplain melalui sentimen negatif juga dialamatkan ke akun resmi Mahkamah Agung di @MahkamahAgung. Sedangkan kantor tempat Mahfud bekerja di @Kemenkumham_RI mendapat mention yang cukup berimbang antara sentimen negatif dan netral. Termasuk akun Presiden Joko Widodo di @jokowi.
Episentrum Perbincangan, Mereka yang Paling Didengar dalam Kasus Pinangki
Yang belum terjawab dari analisis sebelumnya adalah pertanyaan siapa saja akun yang mendapat impresi tertinggi, atau akun mana yang menjadi episentrum perbincangan tentang keputusan pengurangan masa tahanan pinangki. Fitur Netray untuk mencari jawaban atas pertanyaan ini adalah Top Accounts. Dari grafik tersebut akan terlihat ranking 10 besar akun dengan interaksi tertinggi dengan warganet.
Menempati puncak interaksi adalah akun @fullmoonfolks milik Bhagavad Sambadha. Dalam kicauannya, ia juga sepakat seharusnya hukuman untuk Pinangki diperberat. Keputusan untuk mengurangi masa tahanan justru seperti meledek nalar publik. Apalagi dengan alasan Pinangki adalah seorang perempuan. Penambahan hukuman seharusnya lebih masuk akal mengingat sosoknya sebagai penegak hukum.
Akun kedua tertinggi dalam grafik ini adalah @HukumDan yang menyebutkan latar belakang Pinangki dan mengapa ia diberikan keringanan hukuman. Jika memang konsisten, mengapa pada saat kasus korupsi yang menimpa Siti Fadilah tidak diberikan keringan yang sama. Padahal mungkin sama-sama seorang ibu. Lantas apakah jaksa penuntut Pinangki juga akan melakukan banding atas putusan ini seperti pada persidangan Rizieq Shihab? Jika memang tujuannya menegakkan keadilan seharusnya langkah-langkah hukum semacam ini yang dipertunjukkan.
Sebagai sampel terakhir akun dengan interaksi tertinggi adalah akun @SiAndi_. Meskipun akun ini tidak menempati Top Accounts, @SiAndi_ justru berada di posisi teratas grafik Top People. Yang artinya akun ini menjadi figur yang paling banyak mendapat mention dari warganet. Akun ini membandingkan sejumlah vonis hakim untuk beberapa kasus terbaru, termasuk pengurangan masa tahanan Pinangki. Lantas dengan sarkas ia menyebutkan bahwa kasus semacam ini hanya terjadi di NKRI yang berlandaskan Pancasila.
Bersambung ke grafik Top People, Netray melihat ada sejumlah nama orang yang sama sekali baru muncul di sini. Antara lain adalah “Muhammad Yusuf Hakim” dan “HRS” yang merujuk kepada sosok Rizieq Shihab. Setelah ditelisik Muhammad Yusuf Hakim adalah hakim yang memberi vonis pemotongan masa tahanan untuk terpidana Pinangki. Warganet bergerak untuk memberi informasi ke publik siapa gerangan hakim tersebut.
Nama Rizieq Shihab juga disebut-sebut dalam kasus ini, meski tidak ada kasus suap atau korupsi yang menimpanya. Rizieq juga tidak memiliki hubungan khusus dengan Pinangki. Warganet hanya membanding-bandingkan proses pengadilan Rizieq Shihab dengan Pinangki. Dan merasa apa yang didapatkan Rizieq tidak adil dengan apa yang didapatkan Pinangki. Kebetulan saja saat ini proses pengadilan Rizieq sedang berjalan pula.
Mantan jaksa Pinangki Sirna Malasari, seperti terpidana hukum lainnya, memang layak mendapat keringanan atau pemotongan masa tahanan. Terutama apabila terpidana terbukti berkooperasi dengan proses persidangan sehingga keadilan dapat ditemukan. Kondisi sosial juga kerap menjadi faktor penentu vonis masa hukuman. Tetapi rasa adil dan akal sehat tetap harus menjadi pedoman pemberian vonis. Dan kasus ini sama sekali di luar nalar sehat insan hukum Indonesia.