Monitoring media terus berubah mengikuti cara publik berkomunikasi. Jika sebelumnya cukup memantau berita dan mention di Twitter, kini percakapan publik bergerak ke lebih banyak format, seperti video pendek, gambar, podcast, bahkan voice conversation. Perubahan ini membuat kebutuhan organisasi juga bergeser sehingga monitoring tidak cukup hanya berhenti pada teks. Artikel ini merangkum secara ringkas ke mana arah perkembangan monitoring media dan apa yang perlu Anda pahami agar tidak tertinggal.
Dari Teks ke Multimedia: Format Percakapan Semakin Beragam
Selama satu dekade terakhir, teks menjadi format utama percakapan digital, mulai dari artikel berita, blog, hingga microblogging seperti Twitter. Namun, peta percakapan berubah drastis dengan dominasi platform visual seperti TikTok, YouTube Shorts, Reels, dan konten audio seperti podcast.
Kini, opini publik muncul dalam bentuk ekspresi visual, storytelling melalui video, atau dialog panjang dalam format audio. Jika monitoring hanya fokus pada teks, organisasi berisiko kehilangan konteks besar yang justru muncul di format nonteks. Misalnya:
- keluhan warga yang viral lewat video TikTok,
- narasi politik yang berkembang lewat video analisis,
- diskusi mendalam dalam podcast mingguan, dan
- opini spontan dalam sesi live.
Oleh sebab itu, monitoring modern tidak cukup hanya mengambil “kata-kata” melainkan harus menangkap visual, suara, intonasi, dan situasi.
Podcast dan Voice: Ruang Opini Baru yang Perlu Diikuti
Podcast mengalami pertumbuhan pesat dan menjadi arena diskusi yang membentuk opini publik, terutama di topik-topik seperti kebijakan publik, layanan pemerintah, keamanan, hingga bisnis dan hiburan. Banyak pandangan penting tidak muncul dalam bentuk tweet, tetapi disampaikan dalam percakapan 30–60 menit dalam sebuah episode podcast.
Agar organisasi dapat membaca dinamika ini, dibutuhkan teknologi yang mampu menangkap dan memahami suara:
- Speech-to-Text (STT) mengubah audio menjadi transkrip lengkap.
- Natural Language Processing (NLP) membantu memahami topik, emosi, arah opini, dan siapa yang disebut dalam percakapan.
- Analisis sentimen audio mulai digunakan untuk menilai nada suara dan emosi pembicara.
Selain podcast, platform seperti Twitter Spaces, TikTok Live, dan Instagram Live juga menghadirkan percakapan publik yang berlangsung spontan dan real-time. Ini menuntut monitoring yang mampu menangkap percakapan langsung, menandai momen penting, dan memberikan alert ketika pembahasan mengarah pada isu sensitif.
Visual Monitoring: Memahami Informasi yang Tidak Pernah Ditulis
Konten visual kini juga mendominasi konsumsi digital. Banyak isu muncul dalam bentuk gambar atau video yang tidak memiliki caption atau deskripsi teks. Tanpa kemampuan visual analytics, organisasi bisa kehilangan banyak insight penting.
Teknologi visual monitoring kini mengarah pada beberapa kemampuan utama:
• Pengenalan logo dan brand detection: Tools dapat mengidentifikasi logo brand dalam foto atau video, bahkan jika logo hanya muncul sekilas atau dalam kondisi tidak ideal.
• Analisis objek, aktivitas, dan situasi: Selain logo, sistem dapat mendeteksi objek lain, misalnya keramaian, jenis kendaraan, kondisi lingkungan, atau atribut tertentu yang relevan dalam isu keamanan atau pelayanan publik.
• Pemahaman konten video pendek: Video sering kali tidak memiliki tulisan sama sekali. AI visual perlu memahami apa yang terjadi dalam video, konteks situasi, dan bagaimana narasi tersebut berpotensi berdampak pada opini publik.
Kemampuan ini membantu organisasi mendapatkan gambaran yang lebih lengkap, terutama ketika percakapan berlangsung dalam bentuk nonteks.
Prediksi Tren: Dari Reaktif ke Proaktif
Salah satu arah perkembangan monitoring yang paling signifikan adalah pergeseran dari sekadar membaca apa yang sudah terjadi ke memprediksi apa yang akan terjadi. Dengan machine learning, tools ini dapat:
- memetakan pola isu yang mulai naik,
- mengidentifikasi akun atau media yang mendorong narasi tertentu,
- memberi alert sebelum isu mencapai puncaknya, dan
- mendeteksi hubungan antar-topik dan bagaimana satu isu mempengaruhi isu lain.
Pendekatan prediktif ini sangat penting bagi instansi pemerintah, praktisi PR, serta brand besar yang menangani isu strategis atau reputasi publik. Monitoring bukan lagi tugas dokumentasi, tetapi bagian strategis dari manajemen risiko.
Monitoring Berbasis AI: Dari Data Mentah ke Insight Siap Pakai
Lonjakan volume data membuat tim komunikasi atau analis tidak lagi mampu membaca data mentah satu per satu. Karena itu, peran AI semakin dominan untuk membantu pengguna fokus pada insight, bukan proses pengumpulan datanya.
Monitoring modern memanfaatkan AI untuk:
- membuat ringkasan otomatis dari ratusan atau ribuan percakapan,
- menghasilkan peta percakapan untuk memahami hubungan antarisu,
- menampilkan highlight isu penting dalam periode tertentu,
- memberi rekomendasi tindak lanjut berdasarkan pola data.
Dengan cara ini, monitoring bisa dijalankan oleh tim kecil sekalipun karena beban analisis awal sudah dilakukan oleh sistem.
Kesimpulan: Masa Depan Monitoring adalah Multimodal
Arah perkembangan monitoring media menunjukkan transformasi yang jelas: dari fokus pada teks ke pendekatan multimodal yang menggabungkan teks, gambar, video, podcast, dan percakapan suara. Organisasi yang mengadopsi pendekatan ini akan lebih cepat memahami opini publik, lebih siap menghadapi krisis, dan lebih akurat dalam mengambil keputusan strategis.
Jika Anda ingin mengadopsi monitoring yang modern, Netray hadir sebagai solusi yang siap digunakan. Dengan cakupan data luas, dasbor yang intuitif, serta analisis berbasis AI, Netray membantu Anda memantau isu strategis secara cepat, akurat, dan relevan.