Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (RK) baru-baru ini mengeluarkan kritikan untuk moda LRT (Light Rail Transit) Palembang, Sumatera Selatan. RK menilai LRT Palembang sebagai proyek gagal karena kereta yang sudah menghabiskan biaya 9 triliun tersebut sepi penumpang. Menurutnya, pembangunan LRT Palembang hanyalah alasan politis untuk mendukung pagelaran Asian Games 2018. Pernyataan tersebut ia ucapkan saat diskusi Synergy Ngopi dengan Jababeka di President University, Cikarang, Jawa Barat, pada Jumat, 21 Oktober 2022.
Sayangya, pernyataan Ridwan Kamil menimbulkan pro dan kontra di kalangan warganet. Ridwan Kamil pun menyatakan permintaan maaf di akun media sosial pribadinya, Instagram, Twitter, dan Facebook. Ia menambahkan, LRT Palembang yang kondisi penumpang hariannya belum maksimal dijadikan sebagai pembanding dalam diskusi akademis yang membahas plus minus pembangunan indonesia. Namun banyak media yang menulis kurang menyeluruh sehingga menimbulkan salah paham.
Melalui pantauan media sosial Twitter, Netray ingin melihat bagaimana warganet menanggapi polemik ini. Dengan kata kunci lrt palembang&&ridwan kamil, kritik&&lrt palembang Netray menemukan 1.975 twit dari 1.177 akun memperbincangkan isu ini selama periode 21-25 Oktober 2022. Sentimen negatif mendominasi perbincangan sebanyak 1.296 twit sedangkan twit dengan sentimen positif hanya sebanyak 384 twit.
Gelombang kontra salah satunya datang dari warganet tampak dari akun @itikkecil. Ia membalas twit dengan sarkas bahwa yang naik LRT bukan manusia tetapi hantu sambil menyematkan foto keadaan LRT Palembang yang cukup padat penumpang. Ucapan serupa juga muncul dari akun @deyyora.
Ada pula warganet yang membandingkan dengan transportasi di Bandung, seperti yang dicuitkan akun @BiLLYKHAERUDIN yang menyandingkan dengan kereta cepat yang belum juga beroperasi. Akun @djamtjoek pun turut menyoroti angkutan umum di Bandung yang belum sepenuhnya sempurna. Ia pun menyarankan agar keadaan tersebut bisa diperbaiki. Komen yang lebih parah lagi datang dari @daveorl yang menganggap Bandung tak memiliki sarana transportasi umum. Akun @AdrianReynald menambahkan, angkutan umum di Bandung buruk seperti sampah ditambah kemacetan di mana-mana.
Ridwan Kamil dianggap sebagai pemimpin yang kurang peka dan kurang update terhadap perkembangan dan fakta di lapangan menyoal kontroversi pernyataannya soal LRT Palembang.
Jika ditelusuri, twit dengan sentimen negatif paling populer adalah dari akun berita @bisniscom yang mengawali munculnya polemik ini pada 21 Oktober 2022. Twit ini menjadi yang paling banyak dikomentari warga Palembang yang membagikan pengalamannya naik LRT sekaligus tak setuju terhadap pernyataan RK.
Selain dari warganet yang tidak setuju dengan pernyataan RK. Ada warganet yang selaras dengan pendapat Gubernur Jabar ini. Akun @outstandjing mendukung Ridwan Kamil yang berani mengkritik bahwa perencanaan LRT Palembang bersifat politis, bukan berangkat dari kebutuhan, kesiapan lembaga dan perhitungan biaya-manfaat (cost benefit). Twit dengan sentimen positif ini menjadi yang cukup populer sepanjang periode pemantauan.
Di sisi lain, akun @babu_kucing yang mengaku warga Palembang turut mengiyakan bahwa penumpang LRT memang sepi dan hanya ramai di kala akhir pekan menjelang. Hal serupa dinyatakan oleh akun @anedhlbn yang menganggap LRT sebagai proyek yang kurang matang karena jalur dan waktunya kurang bersahabat bagi pelajar-mahasiswa.
Pantauan Pemberitaan Media Daring Isu Ridwan Kamil Kritik LRT Palembang
Netray juga memantau isu kritik Ridwan Kamil terhadap LRT Palembang di pemberitaan media daring. Dengan kata kunci dan periode yang sama tercatat sebanyak 73 berita dari 22 media membahas isu ini. Kategori pemerintahan mendominasi pemberitaan sebanyak 38 berita disusul kategori transportasi dengan 34 berita.
Top portal yang membahas isu ini adalah Bisnis Indonesia, sebanyak 11 berita. Disusul oleh Detik dengan 9 berita. Detik menjadi insiator yang memunculkan berita ini pada 21 Oktober 2022 pukul 16.12.
Ramainya berita kritik Ridwan Kamil ini juga memunculkan tanggapan dari berbagai pihak ,salah satunya adalah PT Kereta Api Indonesia (KAI). Melalui Kabag Humas KAI Divre III Palembang, Aida Suryanti menjelaskan tren penumpang LRT Sumsel terus membaik. Rata-rata penumpang harian pada Oktober 2022 mencapai 9.666 penumpang setiap harinya dengan jumlah kumulatif hingga pertengahan Oktober ini sebanyak 2.328.970 penumpang. Selain itu juga terdapat penambahan perjalanan dari sebelumnya 88 perjalanan setiap harinya menjadi 94 perjalanan dengan jam operasional hingga pukul 20.43 WIB.
Kementerian Perhubungan pun turut membantah pernyataan Ridwan Kamil. Seperti yang diberitakan republika.co.id dan suara.com, Kemenhub menyatakan tingkat okupansi (keterisian) justru mengalami peningkatan signifikan sebanyak 25 persen pasca adanya layanan angkot feeder New Oplet Musi Emas pada Juni 2022.
Kepala Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan (BPKARSS) Ditjen Perkeretaapian, Kemenhub Dedik Tri Istiantara menambahkan peningkatan penumpang per stasiun mencapai 26 persen di Stasiun Punti Kayu dan 40 persen di Stasiun Asrama Haji. Hal ini menunjukkan antusiasme masyarakat dalam memanfaatkan LRT Sumsel dan menyambung perjalanan menggunakan angkot feeder.
Di sisi lain ada ahli perencanaan kota yang mendukung pernyataan Ridwan Kamil seperti yang tampak diberitakan oleh Bisnis Indonesia. Penjelasan itu meluncur dari Ketua Majelis Etik Ikatan Ahli Perencanaan Kota (IAP) Indonesia Bernadus Djonoputro yang menilai hal yang disampaikan RK sudah sangat relevan. Namun pembahasan perencanaan sistem transportasi urban modern seperti LRT dan MRT tidak begitu dipahami oleh awam. Penjelasan dari Ridwan Kamil soal transportasi berkolerasi dengan perkembangan perkotaan yang erat kaitannya dengan keahlian pemimpin daerah atau nasional mencari titik keseimbangan, bagaimana kiat membangun dan bagaimana caranya menjalankan.
Berita soal Ridwan Kamil meminta maaf juga cukup banyak mewarnai pemberitaan sepanjang periode pemantauan. Tercatat sebanyak 21 berita muncul membahas topik ini. RK mengklarifikasi bahwa ada developer di Bekasi-Karawang yang meminta dibangunkan MRT. Selain membutuhkan biaya yang sangat mahal ia berpendapat bahwa MRT harus berada di daerah dengan populasi yang besar. Sebab, jika daerah berpopulasi sedikit akan muncul tantangan seperti kasus LRT Palembang yang penumpang hariannya belum maksimal.
Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang sesuai kebutuhan secara real time dapat berlangganan atau menggunakan percobaan gratis di netray.id
Editor: Winda Trilatifah